kenangan 17 tahun yang lalu dengan ibu
Haii namaku Nurhidayah , aku anak ke 6 dari 5 saudara laki-lakiku. Tapi ketiga kakakku meninggal saat bayi ? Pasti ibuku sangatlah terpukul waktu itu. Aku sangat menyayangi ibuku dan sangat sangat sangat menyayanginya. Saat aku berusia 3 tahun , ibuku selalu mengajakku kemana saja menuju berbagai banyak desa mengendarai sepeda tuanya sembari berjualan rak piring dari kayu . Iyaa , aku tau ! aku bukanlah anak orang kaya . Aku hanyalah anak biasa yang serba hidup dengan kata pas-pasan. Teriris rasanya hatiku ketika mengingat masa kecilku dulu. Ibuku bekerja di Pabrik Jambu Bol (pembuatan rokok) di daerahku. Tiap habis subuh ia selalu bergegas pergi bekerja karena tempatnya yang jauh,itupun hahya memakai sepeda tuanya dan gaji tiap harinya paling banyak hanya 12 ribu kadang tidak sampai dari itu . Bapakku kala itu , hanyalah seorang pekerja panggilan bongkar pasir dll . Sepulang dari kerja, ibuku mengajakku pergi ke tempat tukang kayu,disana ibuku membeli kayu yang sudah tak terpakai satu ikatnya seharga 1 ribu. Di rumah , bapak dan kedua kakakku yang sudah pulang sekolah, sudah menunggu kayunya untuk segera dibuat rak piring dengan alat yang seadanya. Setelah jadi, aku dan ibuku menjualnya ke desa-desa . Tak peduli panas ataupun hujan ibuku tetap mengayuh sepedanya untuk menjual rak piring tersebut dan harganya pun tidak mahal hanya 12.500 rupiah sajaa. Untuk makan sehari dan biaya sekolah kedua kakakku saja terkadang kurang . Saat aku sekolah SD kelas 3 , orang tuaku bertekad menyewa sawah yang lahannya sangatlah kecil dan Alhamdulillah dari situlah hidupku sudah ada perubahan . Sedikit demi sedikit orang tuaku mengumpulkan uang hasil panen sawahnya dan sekarang bisa menambah sewa lahan sawah lagi . Tapi pabrik ibuku bangkrut dan ibuku di phk dari pabrik,jadi ibuku dan bapakku Sekarang fokus mengelola sawah. Kini aku berusia 20 tahun, aku sudah menikah dan kini tengah mengandung usia 6 bulan. Kini aku merasakan bagaimana yang dirasakan ibuku ketika mengandungku. Ternyata jadi orang tua itu tidak mudah, saat hamil merasakan yang namanya mengidam diikuti mual muntah yang sangat tidak enak tapi mau tidak mau memang itu hakekatnya wanita. Apalagi saat melahirkan nyawa taruhannya dan susah senangnya merawat dari bayi hingga besar. Ibu, maaf kalau aku selama ini belum bisa membahagiakan ibu dan maaf kalo dulu aku bandel selalu merengek minta mainan biar seperti teman-temanku hingga aku menangis tiada henti. Baru ku ketahui alasannya sekarang ,kenapa dulu aku tidak bisa mempunyai mainan seperti yang aku inginkan. Jawabannya adalah gaji yang kau dapat dulu hanya cukup untuk makan dan biaya sekolah kakak. Terkadang hanya cukup untuk makan apalagi untuk membelikanku mainan . Tapi engkau hanya diam saat itu dan tidak memarahiku ketika aku merengek minta mainan dan malah engkau berjanji membelikannya besok setelah pulang kerja ? Semoga selalu diberikan panjang umur, sehat selalu , diberikan rezeki yang lancar buatmu buu. Ibuu aku sangat menyayangimu dan sangat sangat menyayangimu . I love you bu ?? #CeritaIbuTAP
Read more