My story:Penantian buah hati #ibujuara
Sudah hampir setahun kami menikah namun belum dikarunia buah hati. Aku selalu berdoa pada Allah agar kami diberikan momongan. Sampai suatu hari aku terlambat datang bulan bund, sudah 2 hari terlambat datang bulan tp masih belum berani test pack , takut kecewa seperti sebelum-sebelumnya. Namun daripada penasaran aku test pack, in shaa allah gak akan kecewa jika hasilnya tidak seperti yg diharapkan karna sudah siap. Alhamdulilah ternyata 2 garis, tak henti-hentinya aku bersyukur akhirnya penantian kami terbayarkan, doa kami dikabulkan Allah. Aku rutin periksa ke bidan sampai suatu malam diusia kehamilan 7 minggu, perutku sangat sakit seperti akan datang bulan. Sambil menangis Aku berdoa agar janin yg kukandung baik-baik saja. Esoknya muncul flek coklat cukup banyak, aku mulai panik bukankah kalau hamil seharusnya tidak datang bulan. Aku yg minim ilmu kehamilan bingung harus apa. Aku pergi ke bidan bund dan bidan menyarankan untuk usg ke puskesmas tp saat itu tanggal merah jadi puskesmas tutup makin kalutlah aku. Bidan menyarankan untuk menunggu sampai besok. Esok paginya aku langsung ke puskesmas, aku ceritakan semua keluhanku. Saat di usg bidan mengatakan bahwa has usg tidak jelas kelihatan janin maka aku dirujuk ke sebuah rs di kotaku. Aku langsung menuju ke rs yg dimaksud dan ternyata 2 dokter kandungan sedang cuti dan 1 dokter kandungan sudah selesai prakteknya, disana ada 3 dokter kandungan. Aku harus menunggu esok lagi untuk periksa kandunganku. Flek coklat masih belum berhenti juga jujur aku terus menangis bund, aku takut terjadi apa-apa pada kandunganku. Esoknya aku menemui dokter kandungan setelah antre lumayan lama, setelah mendengar semua keluhanku dokter melakukan usg. Dia bilang janinku gak berkembang dan harus kuret. Aku menahan air mataku agar tidak keluar " Dok kalau bisa tolong dipertahankan" Kataku terisak. Asisten dokter langsung menyahut " Apa yg mau dipertahankan mbak.. Ini janinnya gak berkembang mesti dikuret ". Ini anak pertama dan kami harus kehilanga dia. Sungguh pukulan yg cukup berat untukku apalagi suami tidak berada di sampingku saat itu, suami kerja diluar kota. Aku sudah mengabarinya, dia langsung bergegas pulang padahal aku sudah mengatakan agar dia pulang besok saja karna hari sudah malam tp dia tetap bersikeras pulang. Tengah malam suamiku tiba di rs, dia yg menghiburku "in shaa allah, Allah akan mengganti yg lebih baik. Semua sudah takdir Allah, kita sebagai manusia harus ikhlas. Allah menguji kita karna kita dianggap mampu melalui semua cobaan ini, semua sudah sesuai porsi kemampuan kita". Kehadiran suami bagai oase di gurun.dia mampu membuatku tertawa dan dengan sabar menemaniku. Jadwal kuretku besok pagi. In shaa allah aku siap. Beberapa jam setelah kuret aku diperbolehkan untuk pulang, dokter mengatakan jika aku ingin hamil lagi aku harus menunggu 3 bulan.
Read more