Drama mamak.
Saya menikah di tahun 2019, sebulan setelah menikah, saya positif hamil.
Kehamilan saya berjalan lancar dan normal. Namun suatu hari saat kandungan sudah masuk usia 36 minggu, saya melakukan USG ke dokter kandungan. Dari situlah drama kehamilanku dimulai.
Kata dokter, air ketuban saya sedikit dan sudah tidak cukup. Kemudian dokter melakukan periksa dalam, sudah pembukaan 1 jari longgar katanya.
Kemungkinan 3-4 hari sudah harus melahirkan.
Hari prediksi dokter tiba, namun saya tak kunjung menunjukkan tanda akan melahirkan. Dengan kondisi itu, saya melalukan kontrol ke bidan, dan menceritakan semua yang dokter katakan.
Kemudian bidan memberikan opsi untuk USG di tempat lain, untuk mendapatkan opini lain.
Dan 3 hari setelah kontrol ke bidan, saya belum merakasakan tanda2 akan melahirkan, saat itu sy memutuskan untuk USG di tempat yang berbeda, dan benar saja kata dokter ini air ketuban saya cukup, ari2 di atas, semuanya normal.
Dokter menyarankan untuk kembali kontrol jika HPL tgl 02 feb 2020 belum ada tanda akan melahirkan.
Beberapa minggu berlalu, usia kandungan sudah menginjak 40 minggu, hampir mendekati HPL tgl 02 feb 2020.
Saat itu saya mulai semakin cemas, setiap hari saya jalan pagi dan sore, melakukan gerakan pinggul dengan gym ball sampai lelah. Dan berharap adanya kontraksi.
Tepat HPL tgl 02 feb 2020, saya semakin cemas karena belum merasakan apapun.
Saya berencana untuk besok kontrol USG kembali, karna sudah melewati HPL.
Malam itu saya menangis sambil berdoa pada Allah semoga ditunjukkan kekuasaan-Nya. Saya mengelus perut dan selalu berkata "adek jangan betah di perut mama, ayo lahir dek. Kita ketemu di dunia, mama sudah sangat rindu. Semuanya sudah siap dek, pakaian dan tempat tidur adek sudah mama siapkan, tinggal menunggu adek lahir di dunia. Ayo sayang kita ketemu".
Maha Besar Allah, keesokan harinya jam 03 dini hari saya merasakan mulas. Sepertinya saya sudah merasakan kontraksi. Jam 6 pagi saya ke Bidan, dan benar insting saya, menurut bidan yang memeriksa saya sudah pembukaan 1.
Apakah setelah itu drama ini berakhir bahagia? Ternyata belum! Kontraksi berjalan hampir 7 jam dan sangat menguras tenaga. Pada pembukaan 7, saya sudah tidak bisa mengontrol diri, saya mulai mengejan. Bidan, suami, dan mama melarang untuk mengejan dulu. Pada pembukaan lengkap Bidanpun mulai membimbing saya untuk mengejan, namun kata bidan cara mengejan saya salah. Kepala bayi sudah keluar, namun masuk kembali. Saya tak sanggup lagi meneruskannya, nafas saya seperti sudah habis. Saat itu saya ingin menyerah. Tapi suami dan mama selalu menguatkan.
Tidak sampai setengah jam prosesnya, bayi yang saya nantikan akhirnya lahir ke dunia dengan sempurna dan selamat. Mendengar suara tangisannya, segala rasa sakit, perih, ketakutan, kemarahan, dan segala emosi negatif lainnya mengabur hilang. Saya telah menjadi seorang IBU. Ya, seorang IBU. Benar-benar seperti sebuah keajaiban. Saya bangga telah berhasil melahirkan secara normal walaupun sobek dengan banyak jahitan.
Ada point yang harus diketahui seorang perempuan yang menjadi calon IBU. Ternyata melahirkan itu sama sekali tidak sakit. Yang sakit adalah saat mengalami kontraksi. Dari pembukaan 1 sampai lengkap 10 itulah yang menyakitkan. Kalau pernah mengalami mulas saat haid, mirip seperti itulah rasanya. Dari mulas yang datangnya beberapa jam sekali, hingga konstan menjadi beberapa menit sekali jika pembukaan sudah lengkap. Itupun masih ada bonus rasa nyeri di punggung belakang.
saya merasakan pinggang seperti mau putus karena nyerinya. Tapi, saat tiba waktu untuk mengejan, semua nyeri dan sakit seperti hilang. Dan saat sudah berhasil melahirkan, semua nyeri hilang seketika.
Tanggal 03 Feb 2020 jam 12.45 Wita saya sudah menjadi seorang IBU.
Ibu dari putri cantik bernama Allesya Shaqueena S.
I'm really proud to be a mother ?
Read more