Adrianti Dahlan profile icon
PlatinumPlatinum

Adrianti Dahlan, Indonesia

Anggota VIP

About Adrianti Dahlan

A half the world away of YandraEkaRolanda??‍?, LarasRiangsahaja?? and SURINYALA??

My Orders
Posts(28)
Replies(146)
Articles(0)

Laras, kuning dan baby blues #KesehatanMentalTAP

Tepat 3 tahun 11 bulan yang lalu saya melahirkan putri pertama saya dan suami saya. Dari sebelum lahiran saya udah banyak membaca artikel atau nonton video tentang baby blues dan cara mengatasinya. Dalam hati sih saya yakin bisa melewatinya. Tapi dikenyataannya sangatlah berbeda. Ini benar-benar pengalaman berharga untuk saya dan suami saya. Banyak hal-hal menakjubkan sejak kelahiran Laras. Di hari ketiga dia menapakkan diri di dunia saja sudah membuat hormon-hormon pasca melahirkan saya menurun secara drastis dan saya pun mengalami Baby Blues. Puncaknya saat di hari ketiga itu Laras mengalami kuning. Yang sebenarnya saya sudah merasa ada yang tak beres dengan Laras. Saya terus memperhatikan perubahan Laras sejak hari pertama. Dan mulai di hari kedua, Laras jadi lebih rewel. Kulitnya tampak lebih kuning. Tapi saya masih berfikir ini hanya perasaan saya saja. Di hari ketiga perasaan saya benar-benar tak tenang melihat perubahan pada kulit Laras terutama dibagian bola matanya yang terlihat tidak sejernih kemarin. Dengan segala paksaan akhirnya suami mengiyakan ajakan saya agar Laras di check up. Padahal jadwal kontrol after birth- nya masih minggu depan. Setelah sampai di puskesmas tempat dimana Laras lahir. Saya menceritakan keluhan saya. Termasuk frekuensi buang air besar Laras yang luar biasa rutin,hahaha iya saya terlalu naif saat itu. Bidan yang bertugas mencoba memberi saya penjelasan yang logis dan ternyata ampuh menenangkan perasaan saya,sementara saja. Karena setelah check up keseluruhan benar saja, Laras kuning! Jantung saya berdebar kencang dan air mata saya rasanya akan meluap. Hahaha baby blues taking control,now! Bidan menanyakan bagaimana kuantitas menyusui Laras dan saya jawab sejujurnya. Memang dihari-hari setelah lahirnya, Laras lebih banyak tidur. Dan jujur saya kesulitan saat membangunkan Laras untuk diberi asi. Seperti saat itu di puskesmas, bidan menginstruksikan saya untuk segera menyusui Laras. Kalau tak mau bangun,paksa saja buk,digelitikin. Begitu saran bidan. Tapi tetap saja tak mempan,Laras tetap tidur nyenyak. Sudah saya gelitik,saya guyur kakinya dengan air dingin,kemudian saya gelitik,saya buka bajunya. Ahh tetap saja dia tidur. Saya hampir putus asa. Karena merasa iba, akhirnya bidan menyuruh saya mencoba lagi nanti setelah saya mengunjungi dokter spesialis anak dilantai atas. Setelah saya mengantongi surat rujukan dari bidan, saya pun mengkonsultasikan kondisi Laras. Sementara dsa memberi penjelasan, Laras di check up kembali oleh dsa yang lain. Dsa menanyakan apakah Laras sudah terdaftar di BPJS. Sudah, saya bilang tapi masih menunggu masa aktif karena saat mendaftar Laras masih dalam kandungan 9bulan. Dsa menyatakan bilirubin Laras diatas 10 karena kuningnya sudah sampai perut. Bagai mendengar petir disiang bolong,saya sangat terkejut. Karena saya sudah banyak membaca seputar bayi new born kuning. Dan jika bilirubinnya tinggi akan membahayakan si bayi. Jalan satu-satunya adalah disinar biru atau fototerapi. Itulah setahu saya. Mulailah pikiran kalut membayangi saya. Beruntung, dsa mau membantu saya membuat rujukan ke rs untuk check up bilirubin meski bpjs Laras masih dalam masa aktif. Tapi ada satu masalah lagi. Ternyata bpjs saya dan Laras terdaftar di puskesmas kelurahan bukan kecamatan, tempat saya melahirkan. Jadi saya harus kembali ke puskesma kelurahan untuk meminta rujukan ke rs terkait. Ya ampun semuanya seperti menyerang saya bertubi-tubu. Dalam keadaan pikiran sedang tak menentu seperti itu saya tak lagi bisa mencerna apa-apa yang dijelaskan oleh dsa. Karna yang ada didalam otak saya hanya Laras. Bagaimana dengan Laras? Bagaimana kalau kuningnya semakin parah? Bagaimana kalau harus disinar? Berapa biayanya? Setau saya tak murah biaya untuk sekali sinar. Diluar kontrol diri, air mata saya terburai jatuh. Saya menangis tersedu-sedu. Tak perduli oleh tatapan aneh orang-orang disekitar, saya terus menangis dan beradu mulut dengan suami. Ibu mertua yang saat itu menemai hanya bisa terdiam dan sesekali mencoba menenangkan saya. Tapi sunggguh saya sudah benar-benar dikuasai oleh setan yang menunggangi baby blues saya. Dsa menyarankan agar saya melakukan treatment saha dirumah,dengan lebih rutin menyusui dan menjemur Laras setiap pagi antar jam 7 sampai jam 8 pagi selama 1 minggu. Karena bilirubin Laras tidak tinggi, begitu asumsi dsa. Ibu mertua dan suami saya mengamini ucapan dokter. Saya? Masih tetap galau dan terus menangis diluar ruangan. Bahkan sampai disepanjang jalanpun saya terus saja mewek. Sesampainya dirumah,saya ikhtiar menyusui Laras lebih sering. Bukanlagi setiap 2 jam tapi setiap 1 jam. Saya paksa Laras bangun dan menyusui. Setiap pagi Laras dijemur oleh suami saya selama 1 jam, sementara saya mandi,makan atau sekedar mencuri tidur karna sejak hari pertama melahirkan saya tak punya tidur yang berkualitas. Rutinitas itu terus kami lakukan hingga 1 minggu lamanya. Dan mulai menampakan hasil. Bagian mata Laras sudah tidak kuning begitu juga bagian perutnya. Hanya tinggal sedikit dibagian wajah. Saat kontrol rutin bidan menyatakan Laras susah tidak kuning. اَلْحَمْدُ لِلّهِ akhirnya saya bisa bernafas lega. Bidan menyarankan tetap rutin memberi asi per 2 jam. Karena kuning bisa saja kembali lagi tapi setelah bayi berumur 1 bulan,kuningnya akan benar-benar hilang. Jika sudah berumur 1 bulan tetap kuning, berarti si bayi memang terkena penyakit kuning atau liver dan harus segera ditindak lanjuti secara medis. Tabarakaallah... Saat hingga Laras masuk usia 2 bulan, kuning tak lagi datang. Laras mulai terbiasa dengan kehidupan barunya. Saya dan tubuh saya pun mulai terbiasa dengan kehadiran Laras. Baby blues saya kurang dari sebulan sudah minggat! Hehe meski kadang sering terbawa suasana,maklum ibu muda memang sering baper. Tapi tak separah saat masih baby blues. Dulu diawal-awal pasca melahirkan kadang saya sering menangis tanpa sebab ditengah malam saat sedang menyusui Laras sendirian. Atau hanya dengan menatap muka Laras saja bisa membuat air mata saya mengucur deras,hahaha. Terlebih harus mengahadapi banyak pendapat dari sana dan sini,benar-benar membuat saya bingung karna banyak yang tak sesuai dengan idealisme saya. Tapi itu semua adalah proses. Semua harus saya hadapi. اَلْحَمْدُ لِلّهِ tak lepas dari dukungan suami juga saya bisa hadapi semuanya. Beruntung,suami sangat mengerti kondisi saya yang sedang tak menentu saat itu. Take a time for yourself adalah hal penting. Walaupun hanya sekedar waktu mandi bisa jadi me time juga buat saya. 30 menit hanya ada saya dan kucuran air hangat. Selagi saya me time, suami bersedia menjaga Laras. Termasuk mengambil alih tugas cuci-jemur pakian Laras dan pakain saya juga pakian suami. ما شاء الله disanalah saya berusaha untuk mengembalikan fikiran waras saya. Saya harus berjuang dan bersyukur dengan semua keadaan saya. Tak baik larut terlalu lama. Yah semua proses ini akan saya ingat sebagai pelajaran dikemudian hari. Semua akan saya rekam dan saya ceritakan kembali sebagai sebuah maha karya,bahwa saya pernah melewati semua dan berhasil! Tak ada proses yang mudah tak ada pula yang terlalu sulit hingga tak mampu dihadapi. Bukankah الله سبحانه و تعالى‎ takkan membebani hamba-NYA melebihi kemapuannya? Dan saya jadi tau kalau baby blues juga berkaitan dengan kesehatan mental dan kita butuh support system di keluarga untuk melewatinya dgn sukses. Barakaallah...semoga proses ini membuat saya lebih mencintai anak-anak saya kelak semata-mata karena الله سبحانه و تعالى‎ . #KesehatanMentalTAP

Read more
Laras, kuning dan baby blues #KesehatanMentalTAP
undefined profile icon
Write a reply