saya khawatir Suudzon kepada mertua mama, tapi kasus mama pernah saya rasakan.
bedanya suami tidak bekerja dan karna saya tidak nyaman tinggal dirumah mertua, saya kontrak dekat rumah ibu saya.
sebenarnya enggak deket banget ma. saya cari yang jarak ke rumah ortu saya 30 menit dan kerumah mertua 1jam.
suami saya tidak bekerja saat itu, saya yang bekerja. tapi, mertua rempongnya ampun2an. suami juga sering terhasut. yang enggak ada masalah jadi ada masalah.
awal pindah juga suami enggak mau ikut sekitar beberapa minggu/bulan suami demo tetap tinggal dirumah bumer. sedangkan saya tetap bertahan di kontrakan baru hidup hanya berdua dengan anak saya.
itu juga sehari2 diancam macem2 ma. di SMS macem2. suami juga ikut keroyok teror. saya bertahan saja. 1 karna sudah terlanjur bayar dengan tabungan saya, 2 saya enggak mau kembali kesana karna rencananya anak saya mau diangkut ke kampung tanpa saya.
akhirnya anteng kembali. tapi sebelum anak kedua lahir. saya kembali intrik karena soal akta anak dan buku nikah saya yang disimpan mertua. apa2 susahnya bukan main minta akta anak. sampai saya masukin TK tanpa akta.
kebetulan saya butuh banget buat bikin KK yang saya gunakan buat BPJS. selama saya kerja saya enggak punya BPJS dan selalu ulur dengan alasan belum pecah KK. (jaman ini 1 KK wajib masuk tanggungan BPJS enggak bisa hanya misal 2 orang saja atau 1 orang saja).
saya dari yang sopan berkali-kqli minta sampai akhirnya saya datang dan minta. dan berakhir ribut πππ saya sendirian disana ada 4 anggota keluarga. untungnya saya berhasil rebut.
setelah itu sikap mertua sama kayak mertua ke mama. setiap ada acara keluarga saya dibully 1 keluarga besar. pernah ya, ada arisan keluarga besar lalu ipar bilang ke uztadnya gini "apa hukumnya menantu yang durhaka dengan mertuanya. apa hukumnya menantu yang selalu menyakiti mertuanya," satu ruangan termasuk tamu melihat saya ππππ
karna saya orang luar, fitnah mengenai saya pastinya lebih didengar. ibu saya bilang gini "diemin aja teh, karna orang lebih senang liat drama kejahatan/musibah/jatuhnya/keburukan seseorang daripada berita kebenaran/sukses/bahagianya seseorang" jadi ya sudah saya diamkan saja.
saya telfon/kirim foto-video anak walau hp saya di blokir. saya diberitahu bumer bilang "cucu saya hanya 1 (anak pertama saya)"
kalau saya datang sengaja bikin makanan yang enggak saya makan/alergi. kalau saya pesen delivery (dulu belum ada gofood) jadi bahan omongan.
ipar juga ikutan bully, banting2 pintu kebetulan kamar suami disamping. mau keluar kalau saya enggak diluar. karna belum nikah biasanya ipar (cewek) jarang dirumah.
saya berkali2 dipermalukan dengan kritik2 nyakitin banget. padahal saya mati2an kerja nafkahin seluruh keluarga.
saat lahir bayi saya mertua laki dikawal ipar takut dibayarin (ibu saya nguping dan sampai skrg ibu saya jadi hobi ungkit ini tiap ada masalah)
padahal uang lahiran murni dari BPJS dari kantor saya + tebus anak (karna tidak dicover) dari tabungan saya.
banyak banget yang nyakitin hati saya. saya diem aja.
lama-kelamaan anak kedua saya jadi yang dicari karna kebetulan hobinya ngelawak dari kecil. nyenengin, bikin ketawa terus. π€π€π€jadi rebutan satu keluarga π
kalau kumpul keluarga besar paling sering bikin semua ketawa.
saya berkali-kali ajuka resign dari pernikahan ke suami. suami enggak pernah mau. mertua juga selalu begitu kalau sayanya udah bilang "ada yang mau saya sampaikan," seluruh keluarga datang ke saya baik-baikin saya. buyar lagi sayanya, enggak tega ninggalin suami. (bodohnya saya).
butuh 8 tahun akhirnya masalah2 besar hilang ma π suami akhirnya sadar bekerja walau jadi taksi online (enggak bentar2 resign).
sekarang di 11 tahun pernikahan kami sudah jauh bahagia.mertua juga sudah biasa saja tidak menuntut banyak pada saya. dan mempercayakan pengasuhan anak2 pada saya. ipar juga akhirnya menikah jadi tidak menggangu kami drama hal-hal sepele. dan mertua laki sudah pensiun jadi lebih quality time berdua bumer tinggal dikampung.
menuju posisi itu banyak tangis, lelah, capek, depresi, anxiety, panic attack, rasa bersalah, emosi, marah, sabar, menahan diri, mengalah, berani, mandiri, tidak takut jatuh, tidak takut lelah, tidak baper, tidak cepat down karna komentar, belajar bebal dengan sekitar. π€ππ
semangat ya ma π€
bila mama sudah tidak kuat minta bantuan psikolog untuk konsultasi pernikahan atau konsultasi masalah psikologis mama. sangat amat membantu pada saya π€
group hug π€π€π€π€ππ€ππ€ππ€π€π€π
Baca lagi
Mommy dari 1 anak ganteng