Belum bisa memaafkan mertua. Wajarkah???

Waktu aku melahirkan beberapa bulan lalu, mertuaku pernah menyakiti aku dengan kata-katanya karena alasan tertentu. Dia juga menyakiti dan menghina orang tuaku, bahkan di depan mataku sendiri. Setiap kali dia menyakiti, aku dan orang tuaku selalu memaafkan. Tapi dia ulangi lagi kelakuannya sampe beberapa kali. Orang tuaku selalu ngalah, meskipun mereka bisa melawan. Tapi orang tuaku mengalah demi aku. Karena aku tinggal dengan mertua. Orang tuaku masih bisa memaafkan dengan bijak, tapi aku sebagai anaknya tetep gak terima, gak ridha lihat orang tua dihina kaya gitu. Padahal mereka gak salah apa-apa. Cuma karena orang tuaku miskin, mertuaku berani berbuat demikian. Dia sudah keterlaluan. Aku sampe detik ini belum bisa memaafkan mertuaku. Aku selalu tunjukkan sikap benci, sebenci-bencinya di hadapan dia. Dia pun sadar sama kebencian aku dan dia sering kali ngerasa malu. Hari-hariku banyak dihabiskan di kamar bersama anak dan suami. Yang biasanya kita makan bareng, aku pilih makan di kamarku. Dia nawarin jalan bareng, aku tolak mentah-mentah dengan nada ketus. Dia ngajak ngobrol, sering gak aku jawab. WA dan telefon gak pernah aku baca/angkat. Sampe akhirnya aku hapus namanya dari kontak WA ku. Dari situ dia gak pernah berani lagi hubungi aku via WA. Di satu sisi dia baik, selalu ngasih ini itu. Tapi semua itu rasanya gak akan mampu ngebayar rasa sakit hati yang aku dan orang tuaku alamin. Aku gak berharap pemberian dari dia. Dia hanya berusaha sayang ke aku, tapi tidak ke orang tuaku. Kalo inget orang tuaku, aku cuma bisa nangis nangis dan nangis. Orang tuaku gak akan mau lagi nengok aku di rumah ini, karena aku juga yang ngelarangnya. Aku gak mau mereka sakit hati lagi. Orang tuaku tinggal di luar kota. Aku kangen sama orang tuaku, tapi mereka jauh. Aku sekarang lagi nabung untuk ongkos ke rumah orang tua. Aku berharap bisa pergi ke sana bulan puasa nanti, dan berlebaran di sana. Sekarang harapan aku, aku-suami-dan anakku bisa hidup mandiri dan terpisah dari dia. Tadinya aku mau tinggal dengan mertua, mau ngerawat dia. Tapi kalo begini caranya, aku gak bisa. Aku mau menjaga kesehatan mentalku. Aku gak peduli nanti dia tinggal dengan siapa. Toh selama ini dia masih kuat kerja. Sekarang aku benar-benar apatis tentang dia. Aku gak peduli dia di mana, pulang jam berapa. Aku gak pernah tanya kabarnya Seumur hidup, aku baru membenci orang separah ini. Dia sering menyakiti aku, aku masih bisa maafkan. Tapi kalo sudah menyakiti orang tuaku, aku gak terima. Sebanyak apa pun harta yang dia kasih, gak akan bisa ngehapus rasa sakitnya aku. Apa aku wajar bersikap seperti ini? #seriusnanya #bantusharing #ingintahu

3 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

wajar bun. kita bisa kuat kalau orang menyakiti kita. tapi tidak dengan orang2 yang kita sayangi. moga bunda dapat solusi utk masalah ini ya. karena membenci juga ternyata sangat menguras tenaga,hati dan bikin lelah. moga Allah ngasi yg terbaik utk bunda

Baca lagi

yg sedang saya alami bunda. aku berpikir tahun depan bisa membeli rumah biar bisa hidup mandiri bersama suami dan anak ku. tanpa ada gangguan nenek sihir

TapFluencer

Wajar kok bun, semua ini cuma masalah waktu aja. Walaupun ga bisa lupa sama apa yang beliau perbuat.