17451 merespon
Vaksin rotavirus dapat melindungi anak dari diare akibat infeksi rotavirus. Penyakit tersebut bisa berbahaya karena berisiko tinggi menyebabkan anak terkena dehidrasi. Oleh karena itu, berikanlah Si Kecil vaksin rotavirus sesuai jadwal, agar ia terhindar dari diare berat. Rotavirus merupakan virus yang menyerang saluran pencernaan dan dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis. Rotavirus bisa menular melalui kontak fisik terhadap tinja yang mengandung rotavirus atau melalui makanan dan minuman yang diolah secara tidak higienis. Virus ini sering kali menyerang bayi dan anak-anak dan menyebabkan diare pada anak. Jika tidak diobati dengan tepat, diare akibat infeksi rotavirus bisa menyebabkan dehidrasi berat yang berbahaya. Untuk mencegah Si Kecil terkena diare akibat infeksi rotavirus, Bunda perlu selalu menjaga kebersihan dan higienitas makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil, membiasakannya cuci tangan, dan melengkapi imunisasinya, termasuk pemberian vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus adalah salah satu jenis vaksin yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan bagi bayi di bawah usia 6 bulan. Vaksin rotavirus diberikan melalui tetes mulut (oral), bukan dengan suntikan. Jadwal Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin rotavirus terdiri dari dua jenis, yaitu: Vaksin rotavirus monovalen Vaksin rotavirus monovalen diberikan sebanyak dua kali. Dosis pertama saat anak berusia 6–14 minggu dan dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu berikutnya. Meski demikian, dosis kedua juga bisa diberikan saat anak berusia 16 minggu atau paling lambat ketika usianya 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen Berbeda dengan vaksin rotavirus monovalen, vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama diberikan pada saat usia anak 2 bulan atau sekitar 6–10 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak 4–10 minggu setelah vaksin sebelumnya. Batas akhir pemberian dosis ketiga untuk vaksin rotavirus pentavalen adalah ketika usia anak mencapai 32 minggu. Berikut ini adalah ilustrasi jadwal pemberian vaksin rotavirus sesuai tabel yang dirilis IDAI: Vaksin Dosis I Dosis II Dosis III Rotavirus monovalen 8 minggu (2 bulan) 16 minggu (4 bulan) - Rotavirus pentavalen 8 minggu (2 bulan) 16 minggu (4 bulan) 24 minggu Kedua jenis vaksin rotavirus sama-sama baik dan efektif dalam memberikan perlindungan terhadap rotavirus pada anak. Biasanya, keputusan pemberian vaksin rotavirus jenis monovalen atau pentavalen tergantung pada harga ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan tempat imunisasi dilakukan. Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Vaksin Rotavirus Jika Si Kecil belum mendapat vaksin rotavirus dosis pertama saat ia berusia 15 minggu, konsultasikanlah dengan dokter apakah ia masih bisa menerima vaksin ini. Vaksin rotavirus tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi yang berusia lebih dari 8 bulan, karena belum ada bukti yang menunjukkan efektivitas vaksin ini di usia tersebut. Tak hanya itu, ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan anak tidak dapat menerima vaksin rotavirus, yaitu: Berusia kurang dari 6 minggu, atau berusia 8 bulan atau lebih. Sedang sakit atau demam. Memiliki alergi terhadap vaksin rotavirus yang telah diberikan sebelumnya. Menderita intususepsi atau gangguan usus yang membuat sebagian usus terlipat dan tersumbat. Menderita severe combined immunodeficiency (SCID), yaitu suatu penyakit keturunan yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Menderita gangguan sistem imun dan penyakit pencernaan. Bayi dengan spina bifida dan bladder exstrophy, yaitu cacat lahir yang menyebabkan kelainan pada kandung kemih. Pada anak dengan gangguan sistem imun yang ringan, vaksin rotavirus masih bisa diberikan. Namun, konsultasikan dulu ke dokter anak. Kemungkinan Efek Samping Vaksin Rotavirus Vaksin rotavirus jarang menimbulkan efek samping. Meski demikian, sebagian kecil bayi yang diberikan vaksin rotavirus dapat mengalami reaksi alergi dan efek samping berupa muntah, mual, lebih rewel, dan diare. Namun, efek samping tersebut biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan akan hilang dengan sendirinya. Meski sangat jarang terjadi, vaksin rotavirus dapat menyebabkan reaksi alergi berat, seperti sulit bernapas, mengi, wajah terlihat pucat, detak jantung cepat, dan bahkan tinja berdarah. Jika Si Kecil mengalami efek samping tersebut setelah mendapatkan vaksin rotavirus, segeralah bawa ia ke dokter. Menimbang manfaat dan risikonya, pemberian vaksin rotavirus tetap disarankan karena terbukti dapat mencegah anak dari diare akibat infeksi rotavirus. Oleh karena itu, jangan lupa bawa Si Kecil ke dokter atau fasilitas kesehatan untuk memperoleh vaksin rotavirus ya, Bun.
Baca lagiKalau saya sebagi seorang muslimah, soal vaksin juga mempertimbangkan kandungan didalammya apakah halal atau tidak..info dari dsa-nya ada kandungan yang diragukan kehalalannya,jadi saya tidak memberikan vaksin ini dan info dari dsanya vaksin ini bisa digantikan oleh asi bundanya..pesan buat bunda yg beragama islam penting buat kita untuk mempertimbangkan kehalalan semua hal untuk anak apalagi yang akan mengalir dalam darah😊
Baca lagitergantung imun dan kondisi si kecil kalo emang jrang pup kaya anak sya kaya nya ga perlu deh krna mau disruh rutin tiap hari pup aja susah meski makan buah sayur dan makan yg cukup tetap saja ga tentu ada 3hari Skali ada smpe smnggu ga pup . pdahal udh dipijat2, di oles2 ini itu spya ga smbelit ga ngaruh kalo dianya blum mau pup . tapi balik lagi ke ortunya juga sih .
Baca lagiperlu buat pencegahan dan vaksin rotavirus ga disuntik tapi di tetesin ke mulut bayi,bayi saya sudah vaksin rotarix/rotavirus lengkap,vaksin pcv juga untuk melindungi tubuh dari infeksi pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae yg penting bgt dikondisi sekarang yg sdng mewabah virus covid19. klo imunisasi PCV Disuntik dipaha bayi
Baca lagiMau sih, tapi saya rasa Ngga perlu/ belum perlu. Karena apa? Toh hal ini juga belum masuk dalam program pemerintah untuk imunisasi dasarnya. Kalau hanya inisiatif sendiri n belum tentu semua orang tua mampu untuk melakukannya. Asal kita jaga kebersihan lingkungan, makanan, dll itu juga dah cukup kok. 🙂
Baca lagiperlu, karena kita ga bisa liat kuman secara kasat mata, contohnya bersihkan botol susu, secara fisik sudah bersih ternyata masih ada kumannya, baby masukin tangan ke mulutnya padahal udah maksimal kita bersihkan, jadi kita sbgai orang tua antisipasi lebih baik dan untuk anak kita berikan yang terbaik
Baca lagivaksin rotavirus termasuk penting sebagai upaya pencegahan dikarenakan bayi berada pada fase oral (suka memasukkan apapun ke mulut) sehingga beresiko tinggi mengalami diare. Jika pun terkena diare, bayi kita lebih kuat dan tidak mengalami diare parah
menurut saya diare itu terjadi karena makanan yg dikomsumsi bayi, klo makanan y sehat dan bersih si bayi juga gk akan diare. kmrin pas imunisasi bidan y juga blng itu gk terlalu ptng maka y udah dihapuskn dri buku pink yg terbaru.
Tubuh bayi rentan sekali terhadap penyakit, oleh larena itu selain kebersihan sangat diperlukan jg pemberian imunisasi untuk mencegah terjadinya kesakitan pd bayi, karena mencegah itu lebih baik bunda dari pada mengobati
Perlu banget... Walaupun lama kelamaan anak bisa lebih tahan dengan rotavirus tp aku pengalaman anakku tidak vaksin rotavirus dan kena saat umur 7 bulan, muntah dan BAB lebih dr 20 hari sehari dan itu bahaya banget
Menantikan saat menjadi ibu