Saat Hamil Buah Hati

Tak terasa waktu berjalan, sudah 24 minggu kehamilanku sekarang. Seperti baru kemaren rasanya bulan Februari 2019 ketika aku dan suami memulai program kehamilan bayi tabung di salah satu RS di Jakarta. Berawal dari kegagalan tiga kali proses inseminasi yang kami jalani di tahun-tahun sebelumnya, kami pun mantap untuk mengambil program bayi tabung. Saat yang paling menegangkan adalah saat dimana telah dilakukan proses Embrio Transfer. Dua minggu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui program kehamilan ini berhasil atau tidak. Beruntungnya Aku, dua minggu waktu menunggu ini kuhabiskan dengan ditemani Ibuku, sosok wanita yang kukagumi, yang kelak ketika memiliki anak, Aku ingin seperti dia. Hari demi hari kami lalui bersama, dia merawatku, mengatur pola makanku, mengerjakan semua pekerjaan rumah yang menjadi pekerjaanku selama ini karena saat ini aku tidak boleh terlalu capek. Semakin mendekati hari penentuan hasil, aku pun semakin khawatir, namun dalam hatiku, Aku tetap bersyukur seandainya pun Tuhan belum mengizinkan program ini berhasil setidaknya aku bisa merasakan embrioku ada di dalam rahimku selama dua minggu. Untuk menjaga pikiranku tetap positif Aku pun sering mengajak embrioku mengobrol dan meminta dia untuk bertahan, bertumbuh dan berkembang dengan baik di rahimku. Akhirnya hari penentuan itu pun datang. Puji Tuhan, kami dititipkan oleh Tuhan satu janin yang berkembang. Namun perjuangan kami belum selesai sampai disitu, hasil pemeriksaan darahku terkait dengan kekentalan darah sangat tidak baik, bahkan terlalu tinggi kekentalannya yang bisa mengakibatkan aliran nutrisi ke janinku terganggu. Sebagai solusinya dokter kandunganku memintaku untuk suntik pengencer darah setiap hari, sembari melakukan pemeriksaan darah lebih lengkap terkait faktor pengentalan darah. Syukurnya hampir semua hasil pemeriksaan hasilnya baik, kecuali salah satu jenis protein pada darahku yang berperan dalam regulasi kekentalan darah jumlahnya dibawah angka kisaran normal. Kami pun dirujuk oleh dokter kandunganku ke dokter ahli darah. Beliau juga memberi saran yang sama yaitu suntik pengencer darah setiap hari sampai H-2 sebelum melahirkan, dan setiap 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan darah terkait dengan penyesuaian dosis suntikan. Aku sempat setress harus menjalani suntikan setiap harinya, belum lagi proses suntik yg menyakitkan, meninggalkan bekas biru lebam dipahaku dan biaya obat yang sangat mahal bagi kami. Setiap harinya aku berdoa agar kami diberi kesanggupan untuk menjalaninya serta semua biaya untuk mejalani proses kehamilan ini tercukupi. Hari demi hari berjalan, Aku seperti mendapat kekuatan yang baru seiring janin ini bertumbuh di dalam rahimku. Apa lagi yang lebih membahagiakan selain penantian 5 tahun usia pernikahan kami dan merasakan pertumbuhannya dirahimku. Untuk biaya obat-obatanku pun pihak kantor suami dan asuransi kantor suami bekerja mau membantu bahkan ketika limit asuransi kami sudah habis. Aku kagum dengan cara kerja Tuhan yang luar biasa, sering kali tidak dapat kupikirkan. Saat aku menulis cerita ini, Si baby yang telah berusia 6 bulan dalam rahimku sangat asik menendang-nendang. Rasanya Aku tidak sabar untuk menunggu kelahirannya yang akan menjadi chapter baru bagi keluarga kecil kami. #CeritaHamilTAP

Saat Hamil Buah Hati
2 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Sumpah bunda niat bgt nyusun begituan..😍 sehat2 selalu ya bundaa..

5y ago

Hihihi, memang sengaja suntikkannya ga mau dibuang dulu sebelum didokumentasikan bun..πŸ˜„

❣