Pengalamanku Melahirkan Caecar Setelah 37 Jam Kontraksi#ibujuara

Setiap mengingat pengalaman dan perjuanganku melahirkan anak lanangku, rasanya baru kemaren aku melihat dua garis merah lalu membawanya kesana kemari dalam rahimku. Saking nyamannya dia dalam perutku, dengan segala aktifitasku di luar rumah. Maklumlah aku seorang frelance teacher sehingga harus mobile di beberapa tempat. Dasarnya juga aku gak bisa diam saja di rumah makanya job ngajarpun masih kuambil hingga bulan ke8 kandunganku. Beruntungnya suami selalu jadi jepri yang setia menemani. Sampai saat itu tak ada keanehan apapun. Hanya saja si bayi belum masuk panggul. Tapi kata dokter bayiku baik baik saja. Juni 2019, pas lebaran Idul Fitri aku dan suami memutuskan pulang kampung di Jawa Tengah. Saat itu kehamilanku sudah masuk 35minggu. Akhirnya suami memutuskan aku dan jabang bayi lahiran di kampung. Selain karena orangtuaku disana juga mengingat perutku yang sudah seperti bola. Trakir USG kondisiku dikatakan normal. Akupun rajin jalan kali dan jongkok berdiri untuk memudahkan persalinan. Namun sampai HPL tiba, belum ada tanda tanda akan melahirkan. Disini aku mulai cemas dan bertanya tanya. Hingga malam itu tepat 14 Juli 2019 jam 7 malam, kurasakan kontraksi di perutku. Walaupun jaraknya belum terlalu sering tapi teratur. Jongkok berdiri jongkok lagi, tidak nyaman sekali. Rasanya nyeri dan itu membuatku sulit tidur. Hingga paginya suamiku membawaku ke puskesmas. Tapi apa daya katanya baru pembukaan 1/2, dan akupun diminta pulang lagi ke rumah. Dalam kondisi menahan nyeri akupun pulang. Baru beberapa jam di rumah, air ketubanku sudah pecah. Kembali suamiku membawaku ke Puskesmas setelah sebelumnya mampir di bidan desa dan masih bukaan 1. Ya Robb, rasa nyeri yang belum pernah kurasakan. Sensasi yang tak sama dengan nyeri menstruasi biasanya. Bismillah aku harus kuat. Sampai di Puskes, benar saja masih tetap bukaan 1 namun ketubanku sudah mulai kluar banyak. Dan akupun dirujuk ke RSD. Disitu aku melihat betapa besar perhatian suamiku. Bak film 3 idiot saat Aamir Khan mengamankan jalan agar ambulance bisa lewat demi sahabatnya ke RS😆, kalau yang ini demi partner hidupnya loh. Segala administrasi semua diurus suamiku. Aku sudah terbaring lemas di kasur RS menahan ngilu yang mulai bertambah-tambah. Tak kuhitung berapa banyak dokter yang memeriksa perutku, tapi tetap sama. Masih saja bukaan 1. Dramapun mulai terjadi saat aku dipindahkan ke ruang bersalin. Mungkin selepas isya'. Jujur sudah tak kupedulikan lagi penampilanku. Bahkan makanpun sudah tidak nafsu. Rasa nyeri yang semakin kuat. Frekuensinya terasa sangat dekat. Mungkin tidak sampai satu menit, perut ini rasanya diputar putar, dikoyak koyak. Subhanalloh rasa yang belum pernah ada sebelumnya. Akupun mulai meronta saking gak kuatnya menahan rasa. Kalau Dylan tahu, dia gak akan bilang rindu itu berat. Melahirkan jauh lebih berat, kamu gak akan kuat Dylan. (emot senyum yang dihapus) Jujur pengen kalem kayak ibu yang lain tapi tetap saja tidak bisa. Bahkan saking kerasnya aku teriak kesakitan membuat ibuku kebingungan. Kulihat airmatanya jatuh, memelukku, mendoakanku. Maafin anakmu ini Bu. Sekarang aku tahu rasanya perjuanganmu tempo dulu mengeluarkanku. Aku cuma bisa menangis sambil terus menyebut nama Alloh. Aku berusaha mengatur nafas tapi tetap saja rasa sakit ini tiada terkira. Inilah kesakitan yang paripurna yang pernah kurasakan. Perutku seperti diadul adul gak karuan. Alhamdulillah jam 10 malam bukaan nambah. Mentok dibukaan 2. Kebayang rasanya 27 jam kontraksi dan cuma bukaan 2😢. Fisikku makin lemah, tenaga juga sudah mulai terkuras. Akhirnya dokter bilang akan melakukan tindakan jika sampai besuk pagi tidak nambah bukaan. Aku sudah pasrah. Aku bilang kesuami, apapun akan kulakukan asal anak kami selamat. Aku ingin melihatnya lahir ke dunia setelah hampir 4 tahun kami menantinya. Jangan ditanya kontraksinya seperti apa, luar biasa nikmat. Rasanya waktu begitu lama, yang diotakku saat itu hanya ingin pagi menjelang. Aku sudah tidak tahan. Dan pagipun hadir, namun tetap saja bukaan mentok 2,5. Akhirnya diambil tindakan, aku harus SC. Dan suami harus siap dengan segala resikonya. Aku bilang padanya, aku Yakin Alloh menolong kita. Yang kuingat aku masuk ruang operasi jam 8 pagi. Kupejamkan mata namun hati terus berdzikir supaya Alloh melancarkan semuanya. Pukul 8.15 kudengar tangisan bayi memecah ruang operasi. Masyaalloh alhamdulillah. Pengen nangis tapi dilarang dokter, takut sesak katanya. Tak apalah perutku dikoyak demi buah cintaku. Itulah pengalamanku melahirkan Caesar setelah 37 jam kontraksi. Jadi lahiran normal ataupun caesar dua-duanya sama-sama membutuhkan perjuangan. Jangan saling bully, jangan saling merasa iri. Semoga cerita ini menginspirasi. 😊 #jangandibully #pengalamananakke1 #melahirkansesar

Pengalamanku Melahirkan Caecar Setelah 37 Jam Kontraksi#ibujuara
1 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

u r so great, mom