CERITAKU MELAHIRKAN DENGAN NYAMAN DAN MINIM TRAUMA DENGAN KASUS KETUBAN PECAH DINI/KPD (#IBUJUARA)

Setelah melalui perjuangan promil, kemudian positif hamil, menjalani hamil selama 9 bulan dengan bahagia, selanjutnya yg paling ditunggu adalah sebuah "tanda merah", tanda si kecil akan segera hadir dalam pelukan kita. Persiapan fisik dan mental menyambut kedatangan sang buah hati sudah saya persiapkan ketika hamil. Ini penting agar saat hari kelahiran semakin dekat, saya bisa jauh lebih tenang dan benar-benar siap tanpa rasa takut. Persiapan fisik yang saya lakukan adalah dengan jalan setiap pagi, yoga/senam hamil, belajar nafas dan makan-makanan yg sehat dan bergizi. Persiapan mental saya lakukan dengan belajar di buku (Tips Melahirkan Tanpa Rasa Sakit) atau mengikuti komunitas ibu untuk sekedar berbagi pengalaman. Alhamdulillah kelahiran anak pertama dengan ketuban pecah dini berwarna bening, begitu "pyuk" saya langsung rebahan di kasur karena tau itu adalah air ketuban dan waktu kelahiran semakin dekat. Saya langsung menuju salah satu rumah sakit ibu dan anak di Magelang. Tempat melahirakan pun sudah saya tentukan sebelumnya demi terwujudnya melahirkan dengan nyaman, dengan fasilitas yg lengkap, dokter yg berpengalaman, bidan & perawat yg baik-baik ramah dan tidak galak (ini penting karena mendengar cerita ibu yg lain ada yg merasa tidak nyaman dengan ketidakramahan perawatnya). Saya menikmati setiap gelombang cinta dengan tarik nafas, buang nafas dan berdoa. Saya tidak mau teriak-teriak atau menangis yg akan membuang-buang tenaga. Jadi saya hanya fokus tarik nafas buang nafas, tetap tenang dan berdoa. Selain itu kedua ibu kami juga harus menunggu di ruang bersalin memijat punggung dan mengelus perut. Bagi saya ibu kami adalah support sistem yg berarti ketika melahirkan. Ini membuat saya menikmati gelombang cinta dengan nyaman. Kebetulan suami masih perjalanan pulang dari Lampung jadi tidak bisa menemani ketika melahirkan. Tiba ke pembukaan 10 yg rasanya ingin sekali mengejan yg tidak tertahankan. Dokter datang dan episiotomi dilakukan tanpa rasa sakit (karena menurut saya kontraksi jauh lebih sakit). Dokter berkata, "Saya buat "jalan" ya bu biar lebih mudah dan lebih "rapi". Saya pasrah manut sama ahlinya. Cekrik, mak prucut, owek-owek...langsung bayi didekap di atas dada saya. Alhamdulillah bayi lahir dengan sehat dan sempurna tanpa kurang suatu apapun. Melahirkan itu tidak sakit..tapi legaaaa..akhirnya bisa keluar dengan mudah dan lancar....yg sakit ituu kontraksinya..luar biasa gelombang cinta itu .. wow indahnyaaa...Tidak berakhir disitu saja, karena setelah melahirkan bayi, ibu akan melahirkan ari-ari yg seukuran piring, tapi rasanya kaya ada puding yg keluar dari vagina, Kemudian suster membersihkannya bagian dalam sampai benar-benar bersih (gunting dan perban keluar masuk untuk membersihkan bagian dalam supaya tidak terjadi pendarahan). Selanjutnya adalah proses penjahitan yg saya tidak berani tanya dijahit berapa karena sepertinyaa banyakk sekaliii..hehehe...tujuannya supaya saya tidak trauma jika ingin hamil lagi.🤣 Semoga bunda semua diberikan kemudahan dan kelancaran ketika melahirkan ya bund...nikmati setiap prosesnya 😇#ibujuara

1 Tanggapan

VIP Member

hampir sama kayak saya bun, tapi saya udah gak kuat jadi kelepasan teriak2 hehehe

Pertanyaan populer