Kekerasan bisa mengubah sikap
Sedikit berbagi cerita dari ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan lebih kecil dari suami, terkadang hal ini membuat memicu olokan jika finansial lebih lemah. Saya habis bertengkar dengan suami, tergolong hal kecil, saya bertanya tentang sesuatu tapi suami menjawab dengan nada tinggi dan mengolok olok bahwa saya itu goblok, akhirnya saya potong pembicaraan untuk menyudahi saja tidak perlu di lanjutkan, akhirnya dia marah karena merasa dia tidak dihargai dan bilang hal seperti itu hanya dilakukan oleh orang-orang goblok, jika yang mengatakan itu lelaki sudah pasti akan dihajar. Saat dia mengatakan itu saya diam, tapi dia berbicara lagi dan mendorong saya untuk pergi dari tempatnya, saya merasa emosi lalu menamparnya, hal itu memicu dia dan memukul , menendang,menyeret saya dengan memegang leher saya, karena hal itu saya merusak barang sekitar dan membuat pecahan kaca di lantai, Karena hal itu suami membereskannya dengan berbicara, sebenarnya hal itu sepele tinggal minta maaf kan selesai dan saya tidak menanggapi nya. Sebenarnya perdebatan sering terjadi dan berakhir saya selalu minta maaf, entah saya yang salah ataupun suami, intinya saya harus menghormatinya. Pernah dia menyenggol mangkuk berisi sup panas saat saya hendak meletakkan nya di mejanya, padahal itu ketidaksengajaan dia tapi di situ saya dimarahi dengan bilang; kamu itu selalu menyakiti aku, saya diam dan langsung mengobati luka bakar dengan lidah buaya. Sampai ocehan nya berhenti dia bertanya pada saya, apakah kamu terluka juga. Pernah saat kita makan diluar, saat itu saya tidak sadar ngecap saat makan, dia memarahi saya di depan orang-orang, saya hanya diam dan tidak melanjutkan lagi, pernah juga dia bertanya pada saya tapi jawabannya tidak sesuai, dia juga marah dan mengolok olok saya bodoh , saya diam untuk menghindari keributan dan banyak cerita yang serupa. Dari pertengkaran diawal, saya tidak mendengar dia marah-marah dan menggebrak meja ketika kerjaannya error, biasanya marah dengan nada tinggi , sekarang ngomelnya pelan-pelan. Kembali cerita diawal jika saya tidak minta maaf apakah wajar ?