Relaktasi dan mengASIhi : Bagian I (Intro)
Sebagian ibu bisa menyusui secara natural, sebagian lagi ada yang membutuhkan usaha. Keras, sangat keras. Sekedar berbagi pengalaman nih bun, buat bunda-bunda yang sedang hamil, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter laktasi mengenai dunia menyusui. Saya dulu berpikir menyusui itu mudah, tinggal sodorkan ke bayi, selesai. Nyatanya tidaklah selalu begitu bunda. setelah melahirkan, ASI saya tidak langsung keluar. Perawat di RS tempat saya lahiran bilang kalo payudara saya masih "kosong". Tapi, dia juga bilang kalau saya tidak perlu khawatir, susui terus bayinya nanti payudara akan terstimulasi untuk memproduksi ASI. Lagi pula bayi bisa bertahan 3 hari tanpa minum ASI. Apakah masalah selesai? Tidak. Saya terus coba untuk menyusui bayi saya, tapi dia tidak merespon. Ketika disodorkan, bayi saya hanya diam dan sesekali menggeliat seperti memalingkan wajahnya. Saya terus coba lagi dan lagi tetap saja tidak berhasil. Apakah bayi saya tidak tau cara menyusu atau cara saya yang salah? Lalu saya pun meminta bantuan perawat untuk memperbaiki posisi pelekatan. Sudah benar. Tapi bayi saya tetap tidak mau. Kami pun membeli pompa ASI manual untuk menstimulasi payudara untuk memproduksi ASI. Tapi, tidak berhasil. Sampai akhirnya kami putuskan untuk memberi susu formula. Sesampainya di rumah, seperti biasa tentu kami disambut oleh keluarga dan tetangga. Bunda pasti sudah merasa tidak asing kalo ada yang masih memandang sebelah mata bayi dengan susu formula. Kondisi saya yang baru saja melahirkan tentu sangat tidak stabil untuk menerima itu semua. Memangnya siapa yang tidak ingin menyusui langsung. Selain tidak mengeluarkan biaya, kita semua tahu, bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Bahkan di kotak susu formula pun tertera kalimat seperti itu. Ada juga yang memberi istilah "emas cair" sebagai sebutan ASI. Alhamdulillah, ASI keluar pada hari ke 4 setelah saya melakukan pijat laktasi dengan bantuan suami dan video tutorial-nya di YouTube, Hehehe. Tapi, masalah tidak selesai sampai disitu. Bayi saya masih belum bisa menyusu. Mulutnya selalu tertutup waktu saya kasih payudara saya. Berbeda kalau yang dikasih itu dot. Natural sekali terbuka mulutnya, hmm. Kami pun, saya dan suami, mencoba untuk mengakalinya dengan cara pumping. Dalam pikiran saya, terserah mau langsung atau pakai dot, yang penting bayi saya minum ASI. Suami saya pun membelikan pompa ASI electric supaya memudahkan saya untuk pumping. Dua, tiga, empat hari semua berjalan lancar. Produksi ASI semakin hari semakin bertambah. Sampai pada entah hari ke berapa produksinya semakin berkurang dan hanya dapat 5 ml saja. Anak saya pun jadi bingung puting karena selama ini menggunakan dot. Ternyata "terserah" bukan sesuatu yang baik dalam hal ini. Saya bingung dan sedih. Dan akhirnya kembali lagi ke susu formula. Masalah lagi? Tentu. Berhari- hari saya mendapat tekanan soal ASI. "ASI yang terbaik", "jangan kasih susu formula", "makan daun ini, makan daun itu", dan hal-hal yang tidak masuk akal lainnya. Sampai akhirnya saya pun terkena BABY BLUES. Saya sering menangis tanpa sebab, saya juga sering marah ke bayi saya kenapa sih nggak bisa nyusu, apa sih susahnya. Sampai-sampai saya mengharapkan dia "tiada" saja. Astagfirullah. Na'udzubillah min zalik. Sangat bersyukur disandingkan dengan suami yang sangat suportif. Satu-satunya support system saya, dia memberi pilihan, tidak mengapa kalau bayi kami harus minum susu formula, soal biaya dia sangat yakin pasti akan ada jalannya rezeki itu sampai ke bayi kami (memang salah satu fokus saya waktu itu juga salah satunya soal biaya, bun). Tapi, kalau masih ingin berusaha menyusui, dia pun bersedia meluangkan waktu untuk membawa saya konsultasi dengan dokter laktasi yang direkomendasikan oleh temannya yang seorang bidan. Lalu, saya berpikir, 2 tahun bukan waktu yang sebentar. Ini masih lah sangat awal untuk menyerah. Bukankah saya ingin memberikan yang terbaik buat bayi saya. ASI booster dengan berbagai macam jenis, merek dan rupa warna beserta testimoninya tidak berhasil, Bismillah, semoga yang ini berhasil. Dan saya pun memilih opsi yang kedua. Bersambung... #PentingnyaMengASIhiTAP
a lucky wife and a happy mommy || IG : @nandaputs22 || FB : Putri Nanda Sari