Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa salah satu kunci keluarga harmonis adalah Kerjasama dalam mengurus pekerjaan rumah tangga. Tentunya hal itu harus didasarkan pada kesukarelaan dan keikhlasan. Saya dan suami adalah sama-sama pekerja, mengurus rumah bukanlah hal yang mudah. Segudang pekerjaan rumah tentunya menjadi PR bersama dengan suami. Tentunya kita harus saling mengisi, kita tidak pernah membagi-bagi pekerjaan, bagi kami pekerjaan sama saja, tak ada pekerjaan mana yang harus dikerjakan suami atau istri. Seperti halnya suami tak masalah dengan urusan mencuci piring, memasak (Sst...masakan suami lebih lezat lho daripada masakan saya ?) atau menjemur baju. Begitu juga dengan saya sebagai istri tak menjadi masalah juga bagi saya untuk memasang gas, mengganti bohlam, bahkan kadang juga mengganti galon sendiri. Pekerjaan suami kebetulan sering keluar kota dan tak ada jam kerja tertentu, tak mungkin juga jika harus menunggu suami pulang kan. Hal yang paling membuat saya kagum dengan suami adalah suami tak pernah malu berbelanja sayur ke pasar tanpa saya, bahkan kadang ketika mengantar saya ke pasar suamilah yang kadang menawar. Hehehe....
Suami sangat memahami kondisi saya sebagai seorang ibu satu anak yang masih menyusui yang juga sekaligus sebagai pekerja. Hal simpel yang kadang bisa membuat hari saya bahagia adalah "Ma, papa berangkat dulu ya, tadi sudah papa sapu rumahnya" atau ketika saya pulang kerja "Ma tadi papa masak lho, makan gih". Bikin hati ini nggak bisa move on deh ?. Bahkan saya lebih merasa dia lebih pengertian dibanding saya, semoga saya sebagai istri juga tak kalah dengan suami. Semoga apa yang saya lakukan juga berkesan di hati suami. Terimakasih suamiku atas kasih yang ikhlas padaku dan buah hati kita. Semoga selalu bisa bersama-sama menapaki tangga di dalam rumah penuh cinta yang kita bangun.
#RumahTanggaTAP
Novanda Fibrianti