menyapih anak
saya menyapih anak saya diusia 22 bulan bunda. berarti cuma kurang 2 bulan lagi y bunda. tapi anak saya jadi rewel dan lebih sering tantrum bunda. skrg badannya semakin kurus. gmna mengatasi nya ya bunda?

[15/6 04.22] +62 813-2220-9392: 🍀 *MENYAPIH DENGAN IMAN, CINTA, DAN PERCAYA DIRI* 🍀 *TANYA* : Menyapih sebaiknya di umur berapa bulan? Keinginan si anak atau bagaimana ? Bunda A -balikpapan *JAWAB* : (dirangkumkan dari penjelasan _*Bunda Arit Widowati*_, Konselor Laktasi SALMA) Untuk menyapih dari segi waktu memang banyak perbedaan pendapat. Ada yang kurang dari 2 tahun, ada yang 2 tahun persis, ada yang memilih semaunya bayi yang dikenal istilah extended breastfeeding. Dari segi metode juga bermacam-macam. Ada yang dipaksakan dengan menakut-nakuti atau membohongi, dan ada yang alami saja sampai si anak mau sapih sendiri, istilahnya weaning with love. WHO sendiri merekomendasikan ASI eksklusif 6 bulan dilanjutkan hingga tahun kedua kehidupan bayi (2 tahun). Bagi seorang muslim, panduan kita ada pada Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 233, di sana disebutkan sempurna 2 tahun. Di ayat lain surat Al Ahqaf ayat 14 juga 2 tahun, surat Luqman ayat 15 disebutkan 30 bulan. Makna 30 bulan itu dimaksudkan dari hamil hingga menyapih. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan pendapat Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu bahwa bayi prematur yang bisa bertahan hidup minimal usia kehamilannya 6 bulan, sehingga masa menyusuinya tepat 24 bulan. Jadi, jika hamilnya selama 9 bulan dan ingin menyapih usia 21 bulan tidak masalah menurut ayat ini. Dalam hitungan hijriyah ya bunda. Kembali ke surat Al Baqarah 233 disebutkan *SEMPURNA*, maka ahsannya sebagai seorang mukmin, kita ikhtiar mengejar yang sempurna ini yaitu hingga 2 tahun. Jika kurang atau lebih dari 2 tahun maka menurut pemahaman kami tidak disebut sempurna. Wallahu alam. Pembahasan terkait penyapihan ini kami bagi menjadi 3 bagian : 1. Kaitannya dengan akidah 2. Psikologi 3. Fisiologis 1. Kaitannya dengan akidah sebagian sudah diuraikan di atas. Menambahkan penjelasan tersebut, kami kutipkan uraian dari Ustadz Budi Ashari (mohon maaf jika ada kesalahan dalam mengutip) bahwa usia 2 tahun anak itu sudah bisa mulai dikenalkan dengan iman. Sudah bisa diajak dialog iman. Yaitu dengan mengatakan secara persuasif bahwa sudah saatnya dia disapih, tidak lagi menyusu sama ibu/bunda/ummi/mama karena *perintah Alloh*. Cukup sami'na wa atho'na dulu tanpa mempertanyakan *"kenapa"*. Pengenalan iman ini sangat penting untuk menjaga akidahnya hingga dewasa nanti agar senantiasa mendahulukan iman di atas ilmu dan amal. Jadi bukan malah mempertanyakan, kemudian diteliti dulu baik buruknya, baru memilih untuk percaya dan manut akan perintah Alloh atau sebaliknya akan terus mempertanyakan. Bukan demikian mindsetnya. Ini yang harus ditanamkan sejak dini. Usia 2 tahun anak juga sudah mulai bisa diajarkan tentang batasan aurat terutama jika bayi berjenis kelamin laki-laki dan mereka sudah bisa merekam apa yang kita sampaikan dan contohkan. Sedangkan menyusu lebih dari 2 tahun atau biasa dikenal dengan extended breastfeeding, kami memang TIDAK menemukan ADA LARANGANNYA, jadi kamipun tidak berani mengatakan hal tersebut tidak boleh. Namun kembali lagi sebagaimana uraian di atas, meskipun sudah banyak hasil penelitian ilmiah yang menunjukkan makin lama menyusu makin besar manfaatnya,menurut pandangan kami ahsannya utamanya kita wajib dahulukan ikhtiar dan ajarkan yang SEMPURNA menurut ayat Alloh. Sami'na wa atho'na. 2. Secara psikologi, usia 2 tahun adalah golden age di mana anak sudah bisa menangkap yang kita sampaikan dan bahkan bisa bernegosiasi dengan pertanyaan dan jawaban. Saat dia bisa menjawab dengan logikanya pada dasarnya dia sudah paham dan mengerti yang kita sampaikan meskipun itu sebuah penolakan atau ketidaksetujuan. Dan ini juga berkaitan dengan poin 1 di atas. Di usia 2 tahun ini pula perhatian bayi sudah bukan terpuaskan dan terpusat dari mulutnya (oralnya) saja. Ada banyak stimulus yang harus mulai dikenalkan serta diajarkan, lepas dari kegiatan menyusu. 3. Secara fisiologis, kandungan ASI usia berapapun tetap bagus. Namun yang berubah adalah sistem pencernaan anak yang sudah siap dengan makanan padat mulai dari mulut hingga saluran pembuangan. ASI sebagai makanan cair sudah tidak lagi sesuai dan cukup untuk memenuhi asupan sehari-hari dengan kebutuhan fisik dan sistem tubuhnya yang makin berkembang. Pemberian susu sapi bisa dikenalkan namun sebagai kuliner saja, bukan asupan rutin, dan lebih diutamakan susu segar. Pada usia 2 tahun, sempurnanya sistem pencernaan juga ditandai dengan tumbuhnya gigi makin lengkap. Maka ajarkan bayi untuk mengenal rasa lapar, banyak menguyah makanan sehingga peran air liur dapat berfungsi dengan maksimal dalam membantu mencerna makanan. Dengan memahami ketiga hal tersebut, insya Alloh weaning with love yang sesungguhnya bisa didapatkan tanpa harus kehilangan atau mengurangi bonding yang terbentuk sebelumnya dan ibu bisa menjadi lebih percaya diri karena yakin dengan keputusannya sebagai hal yang terbaik untuk si kecil didasari dengan iman dan cinta. Tips dari kami, pastikan ibunyalah yang pertama kali siap menyapih, bukan si anak, dan mulailah sounding dengan kalimat persuasif dengan dialog tentang keimanan di usianya menjelang 2 tahun akan perintah Alloh. Sehingga ketika dia sudah siap menyapih dirinya, usianya sudah tepat 2 tahun atau jika lebih tidak terlalu jauh juga. Pilihan tetap ada pada ibu dan ayah, meskipun ada perbedaan. Yang pasti, rekomendasi WHO adalah ASI eksklusif 6 bulan dilanjutkan hingga tahun kedua kehidupan bayi (2 tahun) dan perintah Alloh menyusui sempurna itu 2 tahun. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Barokallohu fiikum. •┈┈┈◎❅❀❦🌸❦❀❅◎┈┈┈• Berbagi dalam program Askar Kesehatan melalui Sentra Laktasi Muslimah (SALMA) untuk : pemeriksaan ibu hamil dhuafa gratis, Posyandu LanSia, Bekam dhuafa, Da'wah & Pelayanan Kesehatan dhuafa. Via rekening Yayasan Askar Ramadhan 💳 Bank Mandiri 14200-1453-4217 a.n Askar Ramadhan 💳 Bank Syariah Mandiri 7095126388 a.n Yayasan Askar Ramadhan [Kode transfer 400, misal Infaq Rp.1.000.400,-] ◎❅❀❦🌸❦❀❅◎ @sentralaktasimuslimah salahsatu sayap Da'wah Yayasan @askarramadhan 🏡 Jl. Pagesangan Asri III/21 Surabaya 📱Konseling offline di +62 857-5555-7325, link WA ---> bit.ly/KonselorSalma 📱Konseling online di +62 857-5555-7545, link WA ---> bit.ly/SentraLaktasiMuslimahonline Kegiatan Visit: 🍏 page → https://www.facebook.com/sentralaktasimuslimah/ 🍎 IG →@sentralaktasimuslimah #sentralaktasimuslimah #asi #menyusui #laktasi #konselorlaktasi #konselorasi #surabaya #sidoarjo #konselor #pejuangasi #breastfeedingsupportgroup [3/8 07.21] Admin P.Laktasi: 🍀 *NAK, KUSAPIH ENGKAU DENGAN BISMILLAH* 🍀 Momen menyapih acapkali menjadi momen yang penuh haru biru antara ibu dan bayinya. Baik ibu maupun bayi tak jarang merasa gelisah, sedih, galau, yang berefek pada suasana hati yang buruk. Ibu mudah terpancing emosi, sementara sang bayi mudah sekali menangis. Hati seorang ibu jadi terbelah, antara ingin melepas ananda dari penyusuan, tapi tak ingin juga terpisah dari momen kedekatan menyusui yang sudah terjalin selama ini. Rasa sumpek dan nyesek biasanya menunjukkan ketidaksiapan ibu untuk melepas anak dari susuan. It's okay, bunda. Gapapa. Take your time. Yang penting tetap jaga niat. Tenangkan hati ya bunda, masih ada waktu untuk menuju proses sapih. Katakan hal seperti itu pada diri sendiri. Kemudian, setiap ananda hendak menyusu, ajak dia dialog. _"Lho, katanya sudah gak mimik bunda, perintah Alloh, kok masih nyusu?"_ Sampaikan dengan santai. Terus ulangi kalimat itu tapi sambil menyusui. Jadi kita tidak langsung memaksa putus hubungan asi dengan ananda. Yakinkan diri bahwa anak kita paham yang kita katakan. Akan tiba waktunya dia melepas sendiri penyusuannya, in sya Allah. Penting untuk diperhatikan bahwa ibunya harus lebih dulu legowo atau ikhlas. Jika hati legowo, saat anak nangis insya Alloh seorang ibu akan paham lewat bahasa hatinya apa penyebab dia menangis. Seolah dia hendak berkata, _"Bunda, aku sebenarnya paham sudah saatnya aku disapih, tapi ini tak mudah dan berat buat aku. Temani aku ya, bunda. Kuatkan aku. Katakan aku bisa."_ Pahami kesedihannya, lalu peluk dia, beri usapan yang menenangkan dan kuatkan hatinya. Sambil dipeluk, sampaikan kalimat-kalimat ini. _"Kakak bisa, kakak kuat. Bunda temani, ya. Nangis gapapa, kok. Tapi jangan lama-lama, yaa. Bunda ga kemana-mana. Bunda tetap di sini bersama kakak."_ Ulangi terus kalimat positif ini. Satu sisi ini penguat buat bundanya, di sisi lain anak mendengar dan tahu bundanya selalu ada namun memang harus ada yang berubah dan berproses ke arah yang lebih baik. Ini ibarat momen awal pembelajaran bagi ananda dan ibundanya, melepasnya ke kemandirian. Secara tak langsung ananda akan belajar bahwa dalam hidup akan ada masa kita harus lepas dari zona nyaman dan itu bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti tak bisa dilalui. Duh, nulis artikel ini bikin mimin nangis bombay, loh. Teringat masa lalu yang terbilang tak indah saat menyapih dulu 😭😭😭 Bagi para bunda pejuang ASI yang masih berjuang di medan lagamu, bersabarlah. Insya Alloh engkau akan memetik hasilnya. Anak akan tumbuh sebagaimana yang kita tanamkan dan ajarkan. _*"Nak, kusapih engkau dengan Bismillah..."*_❤️❤️❤️ •┈┈┈◎❅❀❦🌸❦❀❅◎┈┈┈• . Berbagi dalam program Askar Kesehatan melalui Sentra Laktasi Muslimah (SALMA) untuk : pemeriksaan ibu hamil dhuafa gratis, Posyandu LanSia, Bekam dhuafa, Da'wah & Pelayanan Kesehatan dhuafa. Via rekening Yayasan Askar Ramadhan . 💳 Bank Mandiri 14200-1453-4217 a.n Askar Ramadhan 💳 Bank Syariah Mandiri 7095126388 a.n Yayasan Askar Ramadhan [Kode transfer 400, misal Infaq Rp.1.000.400,-] . ◎❅❀❦🌸❦❀❅◎ . @sentralaktasimuslimah salahsatu sayap Da'wah Yayasan @askarramadhan 🏡 Jl. Pagesangan Asri III/21 Surabaya 📱Konseling offline di +62 857-5555-7325, link WA ---> bit.ly/KonselorSalma 📱Konseling online di +62 857-5555-7545, link WA ---> bit.ly/SentraLaktasiMuslimahonline . Kegiatan Visit: 🍏 page → https://www.facebook.com/sentralaktasimuslimah/ 🍎 IG →@sentralaktasimuslimah . #sentralaktasimuslimah #asi #menyusui #laktasi #konselorlaktasi #konselorasi #surabaya #sidoarjo #konselor #pejuangasi #breastfeedingsupportgroup
Baca lagi