share siapa tau bermanfaat

Sad story.. Barusan kemarin ada bayi yang meninggal.. Asfiksia neonatorum, aspirasi mekonium.. Cerita sedih sebenarnya, karena ibu rajin kontrol ke SpOG. Taksiran persalinan tanggal 31 Agustus.. Lewat tanggal itu, ibu tidak datang ke SpOG, tapi ke bidan (karena takut Operasi? nggak tahu..).. Bayinya ternyata besar, 3900 gr, ketuban hijau kental, tidak menangis.. Datang ke kami (dari tempat bidan sekitar 15-20 menit), dalam keadaan biru, dingin dan napas satu-satu.. Pasien masuk NICU, pasang ventilator, AGD menyedihkan (pH 6.9, pCO2 100, paO2 30, BE -21??).. Saturasi bayi tidak pernah mencapai 90, paling tinggi 88, sering lebih rendah. Urine tidak keluar, cairan lambung berdarah.. Tidak respon dengan terapi.. Akhirnya meninggal di usia 24 jam.. Lesson to learn: 1. Placenta mempunyai "umur", kalau sudah lebih bulan, kemampuannya memasok Oksigen dan Zat makanan jadi berkurang. Kekurangan Oksigen berat, membuat bayi mengeluarkan mekonium (BAB) di dalam kandungan.. Ketuban yang bercampur mekonium, bisa merusak paru bayi 2. Anak besar (dalam hal ini 3900 gr) dan anak pertama, biasanya sulit lahir per vaginam.. 3. Semua penolong persalinan harus mampu melakukan Resusitasi dan Stabilisasi.. Mampu membantu bayi supaya bernapas di menit pertama kelahiran (resusitasi).. Mampu melakukan stabilisasi dan kemudian merujuk dengan baik sehingga sampai di tempat rujukan dengan optimal.. 4. Asfiksia (bayi tidak segera bernapas setelah lahir), adalah keadaan yang sangat jelek. Efek kekurangan Oksigen yang diderita bayi, dari ujung rambut ke ujung kaki.. Mulai dari kejang (HIE), sesak napas, gangguan jantung, gangguan usus, gangguan ginjal, asidosis dll.. Lebih baik mencegah, daripada mengobati asfiksia 5. Untuk persalinan yang berisiko, sebaiknya dilakukan ditempat dengan fasilitas lengkap. Transportasi terbaik neonatus adalah saat masih di dalam perut ibu. 6. Tindakan medis selalu dilakukan atas indikasi. Kasus di atas, Primigravida, anak besar, lebih bulan adalah salah satu indikasi Operasi. Tidak usah takut, SC bukan karena SpOG hobby SC atau ibunya lemah iman ??.. The most important is how to keep the baby safe dan tumbuh dengan baik.. Untuk apa dipaksakan lahir spontan tapi bayinya asfiksia, kejang, trauma lahir dll.. ?? Semoga kita semua selalu berusaha untuk meningkatkan ilmu dan keterampilan sehingga dapat membantu bayi-bayi yang bermasalah.. ???? Ijin tag Bu Kasmarni Kas n Bu Irma Rachmasari..

48 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

Sad story but reality in our sociaty..

Terima kasih sharing dan infonya🙏

VIP Member

Terimakasih infonya bunda 🙂

Mksih info nya

innalillahi. oleh sebab itu kita setiap org tua harus mau selalu belajar dan belajar 😭

Sy juga lahir sc karna ada penebalan dinding rahim dan baru ketauan pas udah 36weeks jadi susah kalo mau diobati. Lahiran normal bisa, cuma nakes harus siap peralatan dan yg pasti stock darah karna bisa pendarahan (udah gitu hb sempet 7) .. Setelah diskusi sama suami dan org tua akhirnya memutuskan sc karna gamau ambil resiko. Yg penting ibu dan bayi sehat

Baca lagi

Saya jadi takut. Karena kata bidan bbj saya besar dan saya hamil anak pertama :(

5y ago

nah iyaa maksud nya gitu🙏

Aku selama hamil selalu berusaha agar bayi lahir normal pervaginam, ikut prenatal yoga, hypnobirthing, jalan pagi dan lari kecil, tapi kondisi bayi yang jantungnya melemah tiap saya kontraksi akhirnya diputuskan untuk SC, Alhamdulillah bayi keluar sehat, walau sempat meminum air ketuban yg udh hijau dan harus dipasang selang untuk mengeluarkan air ketuban yg masuk k perut bayi. Lahir normal atau SC sama² aja kok bun, memang kadang kita yg lahiran SC suka dianggap miring sama org² yg kurang faham, dgn komentar "lho kok sc?" "Org jaman dulu ga ada tuh oprasi²". Awalnya suka kesel denger komen macam begitu, lama² dianggap angin lalu, yg penting ibu dan bayi sehat! *malah curcol* hehehe

Baca lagi
5y ago

Ya bun kselamatan ibu dan bayi nya no 1 mslah mlahirkan sc atau normal sm2 aja mlah lbih skit SC ktnya.. Yg pnting pd sehat dan slmet

UP

terimakasih bunda ilmunya dan sya setuju. sering bgt ada cap dokter hobi sc. padahal kl d rs apalagi yg menggunakan bpjs, dokter g akan sc tanpa ada indikasi. kl nuruti selalu sc, bpjs jg g akan mau mengcover biaya perawatan pasien.