Jika begini, siapa yang berkhianat dan melanggar komitmen/janji?

Saat kami memiliki hubungan lebih dari sekedar teman, kami saling berkomiten untuk saling menyayangi, saling setia, saling menguatkan walau sekuat apapun badai, saling melengkapi agar sama2 bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena sadar tak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Semua berlangsung selama kurang lebih 6 tahun dengan lika liku dan badai yg luar biasa. Namun sudah terlihat ada sifat tempramen yg semakin lama semakin terlihat. Namun saya pikir, mungkin ini godaan dalam hubungan. Dan saya pikir juga mungkin dia lagi cape. Dan dia selalu blg "bakal berubah, da segalanya butuh proses", namun yg ada semakin lama semakin terlihat sosok tempramennya. Namun lagi2 saya tetap positif thinking. Selama dengan beliau , beliau selalu berhasil membuat saya merasa bahwa saya beruntung bisa memiliki beliau krena bnyak yg suka sma beliau, intinya beliau blg saya beruntung bisa dengan beliau (saya tau karena beliau memang sosok yg di idolakan banyak prempuan krena mereka melihat dri sisi "agamis" beliau). Namun saya pun ada pikiran merasa beruntung tpi ko saya merasa bnyak makan ati, bnyak ngebatin banyak kesiksa karena prilaku beliau. Tpi lgi2 saya berpikir mungkin saya kurang sabar. Jdi saya tingkatkan lagi kesabaran saya (maaf kala itu mungkin saya sedang bucin, gamau khilangan beliau walaupun batin kesiksa karena prilaku beliau, krena berpikir dia akan berubah). Hingga akhirnya kami menikah, dan dia bukan berubah menjadi baik dengan menghilangkan sifat tempramennya, yg ada malah semakin menjadi jadi,Saya hampir depresi, saya stres melihat beliau yg selalu melempar barang dan merusak barang tatkala marah, dan puncaknya saat saya sedang hamil muda, dia melakukan kekerasan fisik terhadap saya. Hingga akhirnya saya tidak kuat dengan prilaku beliau. Dan saya memilih berpisah karena saya udah gakuat, udah abis kesabaran, berkali kali diberi kesempatan namun berkali kali dikhianati dan dilanggar. Saya syok, trauma, selalu ketakutan setiap dekat suami yg hrsnya menjadi pelindung. Dan jika diteruskan bahaya buat mental dan psikis saya. Tak pernah terbersit dalam pikiran bahwa akan ada kekerasan dalam rumah tangga saya. Saat saya minta pisah, Beliau blg katanya ini bawaan hamil, hormon hamil. Tapi saya merasanya bukan itu, krena sebelum hamilpun saya merasakan itu. Hanya saja saya masih selalu berharap dan dia begitu meyakinkan bahwa dia akan berubah walau kenyataannya Nol. Jika begini, siapa yg berkhianat atas komitmen yg telah dibuat? 1. Beliau, karena melakukan kekerasan (kdrt)? Atau 2. Saya, Karena yg memilih mengakhiri semuanya karena jdi korban kekerasan yg sama sekali tak pernah terbersit dalam kepala saya krena beliau sosok yang agamis?

17 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Orang yang agamis tidak akan melakukan hal yang dilarang dan tidak disukai oleh agama dan Tuhannya. Orang agamis bukan dia yang selalu ibadah tiap hari kalau istilahnya dalam islam, bukan dia yang selalu sholat tepat waktu dalam 5 wakti sehari, bukan dia yang selalu mengaji tiap hari, bukan dia yang selalu puasa tanpa terlewat, bukan dia yang selalu menunaikan zakat, karena apa? karena itu semua kewajiban dia sebagai seorang manusia kepada Tuhannya. Kalau dia betul agamis berarti harusnya dia tahu bahwa memuliakan seorang wanita terutama istri dan ibu adalah salah satu dari kewajiban yang dia miliki. Agamis itu tahu ilmunya, bukan hanya sekedar mengisi air di wadah yang bolong. Laki-laki yang sudah berani bermain kasar, akan terbiasa melakukan hal tersebut walaupun dengan seribu janji dia akan berubah tapi pasti akan ada kemungkinan untuk dia kembali pada kebiasaannya yang buruk. Kecuali kalau dia memang bisa bener-bener komitmen dan sadar bahwa apa yang keluar dari ucapannya akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhannya kelak (dia kan katanya agamis, harusnya takut dong ngelanggar apa yang sudah diucap). Balik lagi sama diri kita, kita tidak bisa sepenuhnya menggantungkan harapan pada seseorang yang belum pasti akan memberikan kita kepastian. Kalaupun mbak sudah merasa tidak bisa lagi bertahan, ya jangan ditahan hanya alasan yang tidak masuk di akal. Hidup mbak, mbak yang menentukan. Dengan siapa mbak bisa bahagia, ya dimulai dari keputusan mbak sendiri. Jangan mau terus2an hidup bersama orang yang membuat kita sengsara batin. Cape fisik itu ada obatnya tapi kalau cape hati cape batin mau apa yang diobatin? Semangat ya, minta petunjuk sama Yang Maha Kuasa. Semoga lekas menemukan titik terang.

Baca lagi
VIP Member

hallo bunda, mendengar ceritanya saya ambil kesimpulan begini, pertama bunda harus tau satu hal ini, logikanya sosok seorang yg berlable "agamis" tidak mungkin melakukan hal seperti yg bunda ceritakan karena sudah jelas di larang oleh agama, tempramen? itu adalah suatu kondisi kelainan emosional yg hanya bisa sembuh "mungkin" dengan terapi ke psikolog, berubah dengan sendirinya? tentu tidak akan mudah apalagi sudah berumahtangga semua serba sensitif butuh ekstra sabar dlm segala hal akan lebih sulit mengotrol emosi. pria mulutnya manis semanis madu, ada kan lagunya? hihi masa "agamis" bangga di sukai banyak wanita, harusnya malu dong. agamis tidak menjamin rumah tangga baik. berdasarkan ceritamu sy gtau beliau agamis dari sisi mana nya. sejak awal juga sudah terlihat. dan selama 6thn bukan waktu yg singkat pasti mengenal baik buruknya. jawaban pertanyaan bunda, komitmen dibuat untuk disepakati bersama jika salah satu ada yg melenceng sejak awal meski hal kecil, menurut bunda apakah itu sudah di langgar? siapa yg berkhianat? 1. KDRT sudah JELAS di larang dalam agama dan hukum. ada UU nya juga. 2. Mengakhiri sudah pilihan terbaik, untuk apa bertahan dgn seseorang yg bahkan dikatakan "agamis" namun perilakunya menyimpang. bukankah kedamaian, ketentraman, kenyamanan, keharmonisan serta rasa saling mengasihi yg seharusnya didapat? krn dlm agama sudah di jelaskan secara terperinci bgaimana harus bersikap satu sama lain. so sudah tau kan jawabannya siapa?

Baca lagi

Ngobrol logika yuk! Lingkaran itu bulat.. Persegi itu kotak.. Kalo persegi yang lingkaran kyk gimana? GA ADA. Krn dimana2 konsepnya cuma 2: salah atau benar? Surga atau neraka? Bunda hrs tw bedanya ya.. Hanya ada hitam dan putih. Bukan abu2. Ga ada KDRT yg dibenarkan krn dia "agamis". Justru klo dia KDRT, cap "agamis" nya tuh jd ancur,hilang, ga ada. Suamimu bukan agamis, tp dia hanyalah seorang manusia yg PENUH DOSA. Jd inget ceramah kakaknya ria ricis, lupa namanya siapa duh.. Intinya "Perceraian yg terjadi jika posisinya kita diceraikan oleh suami yg shaleh, adalah musibah krn salahnya pd kita. Namun jika diceraikan oleh suami yg DZALIM, itu adalah bentuk nikmat dr Allah SWT." Agamis tuh yg bagaimana sih? Rajin solat dan baca quran? Oh bukan.. Salah besar.. LELAKI YANG TERBAIK DIANTARA KALIAN ADALAH YANG PALING BAIK AKHLAKNYA TERHADAP ISTRI. Nah itu baru agamis yg bener bun.. Jd klo suami udah KDRT, bukan agamis tp PREMAN. Jgn salah lg ya bun..

Baca lagi
2y ago

org agamis tidak akan memacari perempuan sampe 6 tahun kayany.. dari situ juga keliatan agama ny kaya gmna!! iya ga sih?

TapFluencer

Bun, orang yang agamis atau Shalih itu gak akan menyakiti istrinya apalagi sampai melakukan kekerasan. Lelaki yang menjadi suami bunda cuma paham agama tapi tidak menerapkan ajaran agama jadi jangan sebut dia agamis. Kalau dia menerapkan ajaran agama, dia gak akan berani memperlakukan istrinya seperti itu. Lelaki yang shalih akan memperlakukan istrinya seperti ratu, ketika istrinya salah tetapi dinasehati dengan lemah lembut bukan dengan kekerasan. Yang berkhianat ya dia. Kalau aku baca dari cerita bunda, sebelum menikah bunda itu sudah ditunjukan oleh Allah tanda-tanda bahwa si lelaki ini bukan yang tepat tapi bunda bilang ini ujian. Dari sebelum menikah bunda sudah lihat kalau dia tempramental, itu sebenernya sudah red flag tapi masih bunda terusin dengan berharap dia akan berubah, nyatanya? enggak kan. Orang kalau dari awalnya sudah tempramen itu susah buat berubah atau bisa dibilang gak akan bisa berubah.

Baca lagi

sosok agamis tpi mau berkomitmen tanpa menghalalkan psngan? wahh itusih bukan agamis ya Bun..jgn salah persepsi dsini ☺️ klau laki2 itu bner2 agamis Dy akan segera menghalalkan bunda bukan berkomitmen dan memuji2 dirinya sendiri dgn mengatakan km beruntung miliki aq krna bnyak wanita yg suka sama aq...kita bisa merasa brntung dgn laki2 jika kita sndri yg mersakan kbruntungan itu,contohnya yahh merasa aman,di syng dan di hrgai jg d hormati..klau dlm hubungan bnyak skit hatinya mah itu buntung Bun 😶😶 tuh laki2 cuma bisa mendoktrin bunda dgn pngthuan atau apapun yg tampak dari luar agamis pdhl mah isinya nol besar 😶😶 jdi kembali lgi k bunda yokk di pikir pkai akal sehat dan mari meminta kpda pencipta kita ap kptusan kita udh bner,klau bner minta tlong d mudahkan sglanya,klaupun salah minta tlong d tnjukkan mna yg terbaik untuk bunda dan keluarga ☺️🙏

Baca lagi
VIP Member

tiap orang pasti pernah marah, tpi klo uda pake mukul/nyakitin fisik, ngomong kasar, dll yg berlebihan sharusnya dipikirkan kmbali untuk mlanjutkan ke jenjang prnikahan.. 6 th trmsuk wktu yg lama untuk mngnal 1 sama lain, itupun trnyata masi ada sesuatu yg ga nmpak pada dirinya.. sbenernya dia bukan berubah tpi menunjukkan siat aslinya yg dpndam yg km sndiri ga tau.. jngan krna berlabel agamis, km yakin dia akan brubah.. krna kdrt dan selingkuh tu bukan kekhilaf an.. bsa jdi suatu saat akan terulang kmbali.. dan sbenernya Allah uda mnunjukkan sifat aslinya tpi krna ketutup dngn cinta dan kyakinan dia brubah jdinya brdmpak pda rumahtangga..

Baca lagi

mnrut saya laki2 agamis itu bisa diliat salah satuny dari tanggung jawabny, memacari seorang perempuan selama 6 tahun mnrut saya bukan laki2 yg agamis. mnrut saya agamis drimanany? dia hanya menggantungkan status berlabel pacar dengan seorang wanita. harusny laki2 tau ketika dia menyukai wanita maka tanggung jawablah, datangi org tuany dan ajak menikah, kalau belum sanggup "berpuasa" itu kuncinya.. saya bukan org yg agamis, tapi saya sndri mncari laki2 yg takut sama Tuhan-Nya. kalau suami bunda laki2 tempramen dan keras begitu, apalagi sampe memukul istriny sndri berarti dia tidak tanggung jawab dan tidak takut sama Tuhan-Nya. semangat yaa

Baca lagi
VIP Member

saya turut prihatin atas keadaan yg sedang dilalui kamu Mam. Membaca cerita Mama, yg perlu ditekankan disini "menikah bukan jaminan sifat buruk seseorang akan berubah". kalau dr awal memang tempramen sudah terlihat, sebaiknya jangan dilanjutkan 🙏 untuk keadaan saat ini jika berpisah menjadi jalan terbaik, silahkan dipilih Mam. bukan jaminan rumah tangga utuh bisa bahagia, tapi diperlukan rumah tangga yg bahagia. apalagi nanti ada anak, tingkat pikiran dan problem kita akan semakin banyak. semoga segera pulih dan tenang kembali y Mam. aamiin

Baca lagi

peluk jauh💖 semoga segala permasalahan bunda dapat terselesaikan dengan solusi terbaik. Jika dari awal sebelum menikah sudah terlihat tempramennya seharusnya tidak melangkah ke jenjang pernikahan. bagaimana pun itu adalah tanda. saya pernah baca kalau pasangan bilang "iya janji aku akan berubah nanti" itu ga bisa Bun, kemungkinannya kecil sekali, kita pun ga bisa merubah pasangan kita. karena kesadaran ada di pribadi masing". kalau rumah tangga sudah di tahap KDRT.. sudah tidak bisa di toleransi lagi. semoga segera mendapat solusi

Baca lagi

Bund udh tinggalkan, klo bunda ttp bertahan mau sampai kapan makan hati trs? cape bund, bkn cmn cape pikiran tapi hati juga.. aku bilang gini karena pernah punya pacar, untung baru pacar itupun msh jaman sekolah, baru pacar udh dpt perlakuan kasar, dia agamis tpi ngga dgn perilakunya.. yukk bund, bunda jg perlu bahagia.. mau sebanyak apapun wanita yg menyukai nya, mau dia deket sama bnyk wanita, klo watak perilaku nya udh kaya gitu susah ilangnya bund.. watak itu ngga ada obatnya beda sama watuk (batuk)

Baca lagi