saat haid ku mulai terlambat aku mulai merasa tdk nyaman. ku berani kn diri menggunakan test pack. hati ku kacau ketika tau hasil nya positif. ku berani kn diri berbicara dg ortu. mereka sangat marah saat tau. keadaan ku pun saat itu sudah sangat pucat. ortu berusaha membuat ku tidak bertambah stres.
Aku pun meminta kpd ortu ku supaya ini tidak dikasus kn. ku tak mau kecelakaan ini membuat banyak org tau. Aku hanya ingin melindungi anak ini. ku tak mau dia dianggap anak haram.
Dan ku berani kn diri pula minta putus dg pacar ku yg sedang dilaut. krna aku merasa tak pants untuk nya. Namun tanpa ragu dia mempertahan kn ku dan rela pulang hanya untuk memberi ku dukungan. Dia rela kehilangan gaji yg besar dan pekerjaan nya demi ku. Dia berusaha mencari kerja di darat agar dpt menemani ku hingga proses persalinan.
Hati ku bertambah hancur ketika aku meminta saran dari kampus dan ternyata beasiswa ku harus dihentikan. tapi pasangan ku slalu saja memberi ku semangat. Hati juga hancur ketika menjadi bahan pembicaraan di kampus. apakah seseorg yg kena musibah ini patut menjadi pembicaraan. tpi dg penuh rasa sakit tak ku hiraukan mereka. Akhir nya aku mengajukan surat cuti walau aku tau nanti nya aku harus membayar untuk biaya kuliah blm juga harus membiayai anak ku. Namun pasangan ku dg tulus nya membantu untuk itu semua. Betapa aku bersyukur memilik dia. Aku slalu berdoa jika dia memang di sediakan Tuhan untuk ku.
Walau aku menolak ketika dia mau menikahi ku supaya anak ku memiliki ayah. Aku juga tak mau merusak masa depan pasangan ku. Ku hanya mampu berkata aku masih ingin menyelesaikan kuliah ku... biar lah ku selesaikan study ku terlebih dahulu. Dia pun dg tulus meminta izin kepada ortu ku untuk meminangku saat study ku selesai. Terimakasih KASIH.
#KarenaBundaBerharga
Follow akun IG @theasianparent_id dan like FB theAsianparent Indonesia
Dian Sitoresmi