Rumah Tangga HARUS Bahagia

#RumahTanggaTAP Tidak terasa rumah tangga saya dan suami sudah mau satu tahun. Satu tahun yang lalu tanpa ragu dia memilih saya sebagai istrinya pun saya memilih dia sebagai imam seumur hidup saya. Selama setahun ini rumah tangga kami begitu nyaman. Dulu, saat saya masih duduk di bangku kuliah pernah satu kali ada pembicara di kelas yg bercerita jika pernikahan yang baik adalah pernikahan yang saling berbagi, saling bahu membahu, dan tidak ada ketimpangan dalam urusan pembagian tugas rumah tangga. Saya pikir di awal pernikahan harus mendiskusikan ini dan meminta pembagian tugas rumah tangga yang adil, tapi ternyata tidak. Tanpa perlu diminta, dia tidak pernah segan menyapu, membereskan rumah, mencuci baju, mengurus peliharaan, memotong rumput di halaman, cuci piring, walaupun kalau memasak dia masih sedikit gelagapan. Rumah tangga kami tidak perlu dipaksakan, tidak mau mencuci ya tinggal laundry, tidak mau memasak ya tinggal beli, daripada menggerutu karena tidak ikhlas, ada jalan lain yang sah-sah saja untuk dilakukan, tidak pernah sekali pun dia protes saat rasa lelah menghampiri saya. Entah bagaimana, dia selalu berusaha membuat saya sehat dan tidak kelelahan, dan yang terpenting: bahagia. Kata orang tua dulu, suami itu bak raja yang harus selalu dilayani. Tapi nyatanya dialah yang membuat saya merasa seperti seorang ratu, membuat saya merasa menjalani peran istri tanpa paksaan. Pernikahan bagi orang zaman dulu bagaikan 'membeli' wanita untuk menjadi 'pelayan'. Tentu saya pun paham jika memang harus melayani dia, tapi tidak pernah dia memaksa saya untuk ini maupun itu. Katanya setiap hari, "kalau capek tidak perlu dilakukan, biar aku saja", diiringi kecupan sebelum dia memacu kendaraan roda dua menuju tempat mengais nafkah keluarga. Bagi kami, rumah tangga yang sehat adalah rumah tangga yang bahagia, kami berdua adalah partner yang bekerja sama. Tujuan kami menikah adalah untuk mencari pendamping, yang siap berjalan beriringan, bukan salah satu didepan ataupun di belakang. Kenapa hal ini bisa terjadi? Menurut saya karena sejak awal kami berkomitmen menikah, kami memiliki pandangan yg sama untuk selalu bekerjasama dan melakukan tugas rumah tangga berdua. Lalu, pada akhirnya cinta kami sesederhana berkata: "terima kasih, aku mencintaimu, aku menyayangimu" yang diucap setiap selesai mencuci baju berdua sambil duduk di kursi kecil.

5 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Sama bun alhamdulillah dapat suami yg baik dan mandiri, tiada henti bersyukur tiap hari. Meskipun ada kekurangan tapi masih banyakan kebaikannya. Malah kadang ibu saya yg ngomel kayak liat saya istri ga becus huhuhu. Soalnya memang bapak saya kayak raja di rumah gt.

VIP Member

seneng bacanya bun, aku dan suami juga persis seperti itu dlm perkerjaan rumah dan aku merasa beruntung banget, Tuhan baik banget sama kita ya bun :')

Senang bgt baca ini ^0^ Semoga sekeluarga sehat2 dan makin harmonis yah.

πŸ‘πŸ‘πŸ‘

❀️