TERIMAKASIH SUAMIKU

Pada mulanya, aku dan suami adalah dua orang pekerja yang sedang meniti karir masing-masing. Maka saat kami memutuskan untuk menikah, kami menyadari bahwa ada banyak hal yang harus disesuaikan dengan keadaan kami yang sibuk seharian di luar rumah. Tak ada yang bisa mengalah, karena kami masih butuh banyak modal secara ekonomi untuk mengarungi rumah tangga. Kami memulai bahtera rumah tangga dengan sebuah komitmen. Komitmen untuk saling bahu membahu dan berbagi saat masalah mendera rumah tangga kami. Empat tahun menjalin hubungan membuat kami mampu merencanakan semua detail kehidupan rumah tangga. Di tahun-tahun awal semua berjalan sesuai rencana. Hingga semua mulai berubah saat anak pertama kami lahir. Anak kami harus diopname saat baru berumur empat hari. Badannya menguning, dia dehidrasi dan juga hipoglikemia Tak sampai di situ, ada kabar lebih buruk. Anak kami terindikasi megacolon cogenital, kelainan usus bawaan lahir. Si kecil harus naik meja operasi di umurnya yang belum genap 2 bulan. Memang manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang Maha Berkehendak. Di sinilah komitmen kami dalam berumah tangga benar-benar diuji. Aku tak bisa bekerja lagi dan harus fokus merawat putra kami. Bahkan sekadar menyiapkan sarapan suami sebelum berangkat kerja pun saya sangat kerepotan. Di saat-saat seperti itu, suami benar-benar mendukung. Alih-alih mengeluh dan banyak menuntut, ia bahkan sering membantu meringankan tugas rumah tangga. Bagaimanapun hidup harus terus berjalan. Di saat aku fokus pada kondisi bayiku, suami lah yang menghandle hal lain. Mulai dari menyiapkan keperluanku dan bayiku selama di RS, hingga mengurus pekerjaan rumah tangga. Saat jatah cutinya telah habis, mau tak mau ia harus bolak balik rumah, kantor dan rumah sakit untuk mengurus semuanya. Lepas subuh ia pulang ke rumah. Mencuci baju kotor, sembari menyiapkan makan dan keperluan lain. Kemudian mengantarnya ke RS sekalian berangkat kerja. Saat jam istirahat, suami buru-buru ke RS membawakan makan siang dan mengurus administrasi perawatan anak kami. Sepulang kantor, buru- buru ia pulang ke rumah, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan segera ke RS. Ketika adzan maghrib berkumandang, ia sudah di RS. Sholat dan membacakan ayat-ayat Al Quran di sisi anaknya yang sedang dirawat. Setelah itu ia menemaniku makan malam, menghibur dan membesarkan hatiku hingga tengah malam menjelang. Setelah si kecil boleh pulang,ia masih tetap melakukan hal yang sama. Mengambil sebagian besar tugas istri agar aku bisa fokus merawat si kecil. Sungguh apa jadinya jika suamiku tak ada. Ia benar-benar pahlawan yang menyeimbangkan keadaan keluarga kecil kami yang sedang limbung. Tak berhenti sampai disitu, hingga kini suamiku tak segan membantu pekerjaan rumah tangga di saat liburnya, seperti dalam foto ini yang diambil tahun lalu, ia mencuci-jemur pakaian si kecil ketika aku menyusui dan menimang si kecil hingga terlelap. #RumahTanggaTAP

TERIMAKASIH SUAMIKU
32 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

Alhamdulillah bun, saya jg dpt suami yg sperti suami bunda. Pekerjaan rumah bkn cuma pekerjaan istri, tp jg suami. Pernah saat kita sama2 jatuh sakit, dia sebisa mngkin ngerawat saya pdhl dia jg sakit. Saat anak pertama kami lahirpun, dia nemenin saya terus, pagi bikinin sarapan, beres2 rumah, nyuci baju bayi, dia bner2 manjain saya, suruh saya selalu cerita kalau ada apa2 krna dia takut sy kena baby blues. Alhamdulillah. Mudah2an rumah tangga bundanya samawa ya, dede nya sehat terus, aamiin ☺️

Baca lagi

Alhamdulillah kita termasuk istri yg beruntung ya bund, punya suami yg sangat ikut andil dlm urusan rumah tangga, sy jg dlu sm bekerja sm2 suami tp suami lbh ingin sy fokus ke anak krn bagaimana pun tangan ibu lah yg harus menjaga anak bukan baby sitter atau org tua ataupun keluarga selagi suami mampu mencari nafkah, krn Allah janjikan pintu rezeki akan semakin terbuka jika istri tdk bekerja dan lbh fokus ke keluarga. Semangat ya bund semoga debay sehat selalu.

Baca lagi
5y ago

alhamdulillah benar bunda, terimakasih 🙏

ya Allah pertama aku fokus tentang ujian baby nya bunda...begitu sangat amat berat menurutku...seandainya itu untuk aku...aku ga akan sanggup liat anaku sakit kaya gitu.bunda hebat bisa setegar itu menjalaninya.kedua suami bunda,,,sangat luar biasa.semua ujian ini akan selesai suatu saat nanti..dan Allah ganti dgn bahagia ya bunda ...

Baca lagi

terharu bacanya bun semoga bunda dan suami langgeng bahagia dunia akhirat. hampir sama seperti suami ku saat aku harus melahirkan anak kami secara sc. dia yg mengurus semua nya saat aku belum bisa berbuat apa2. semoga kita selalu diberi rahmat, perlindungan dan kesehatan oleh ALLAH 🤲🤲

Baca lagi

g yakin dimasa masa yg bgto sulit aza...suami nya bgto sbr ,tdk mengeluh n mendukung anda sepenuhnya....aplg dimasa yg lbh bgs..pastinya dy akn lbh membahagiakan mu....congrats anda adlh istri yg paling beruntung ....aplg dizaman ini...suami baik sudah semakin langka

VIP Member

Hebat Bun, pasti bs kok berkarir sekaligus jd ibu dan istri. Banyak yg sukses dgn itu. Tetap bekerja saat menikah bukan perkara siapa yg harus mengalah, tapi berjuang sama" untuk menopang rumah tangga. Selama bs ada dua tiang yg bs sama" berdiri kenapa nggak. Semangat!

5y ago

karena kondisi anak saya harus bolak balik RS selama setahun dan masih harus observasi kondisinya secara berkala, jadi diputuskan saya berhenti. Terimakasih banyak bunda 😇

ya Allah mbk. aq kalo bgtu pasti sayang bgt. sayang nya ga😂 kebanyakan laki" gengsi sih sama ah biarin ada istri ini. kalo ga d ceramahin dulu dg frekuensi tinggi itu geh ogah"n😂😂😂

masyalloh luar biasa bun... suaminya.... klo itu diposisi sy mungkin harus nguatin diri sendiri... kenyataan suami lebih rapuh droda aq bun😇😇

Alhamdulillah suamiku juga 11 12 sama suami bunda, gantian jagain si kecil dan juga bantu-bantu beres2 urusan rumah ❤️

VIP Member

Alhamdulillah bund.. suamiku juga kurang lebih seperti suami bunda. yg ringan tangan dalam membantu pekerjaan rumah.