Pertemuan Pertama dengan Buah Cintaku

Pada awalnya aku berniat melahirkan Faith secara normal. Selama kehamilan, aku sudah berusaha rajin berjalan, rajin melakukan banyak aktivitas bersih2 rumah dan saran2 lainnya juga sudah aku lakukan untuk merangsang terjadinya kontraksi. Namun Tuhan berkehendak lain. Selama kehamilan, aku sama sekali tidak mengalami kontraksi palsu. Singkat cerita, setelah kontrol dokter spOg pada tanggal 13 Februari pagi haru, ternyata dokter mengatakan ada indikasi mengenai lilitan tali pusar yang bertambah dari semula 1 menjadi 2 di kalung leher dan adanya masalah berat badan bayi yang overload (di USG bayiku mencapai angka 4 kg) . Faktor lainnya, ari-ari/tali plasenta juga sudah mengalami pengapuran, sehingga aku segera dirujuk operasi caesar tepat keesokan paginya. Sebelum aku menyetujuinya, aku sempat memikirkan opsi lain yaitu induksi. Hanya saja, dokter dengan terbuka menjelaskan hasilnya supaya aku mempertimbangkan jalan yang terbaik.. Seandainya aku memaksa diinduksi atau ditunda pun dan berharP menunggu datangnya kontraksi, akan beresiko untuk keselamatan bayiku. Jujur saja saat itu aku tak siap melakukan jalan operasi. Seumur hidup aku paling takut dengan jarum suntik apalagi infus. Rasanya patah hatiku dan sempat aku menangis, menghakimi diriku sendiri yang gagal menjadi wanita sepenuhnya karena pada akhirnya aku tak bisa melalui persalinan normal untuk mengeluarkan bayiku. Akhirnya aku membulatkan hatiku untuk #SiapKetemuAnakku , apapun jalan yang harus aku lalui. Memasuki ruang operasi pun aku gemetar dan kembali menitikkan air mata. Meski operasi caesar, ternyata juga penuh perjuangan. Kesakitan saat harus melengkungkan badan dan disuntik di tulang belakang, kedinginan dan aku sempat alami sesak napas. Tapi semua rasa sakit itu sirna ketika beberapa menit kemudian dokter berhasil mengeluarkan bayiku. Moment paling menyenangkan selaligus mengharukan adalah saat aku bisa mendengar suara tangis bayiku pertama kalinya.. Itulah pertemuan pertamaku dengan buah cintaku. Dan akhirnya, aku resmi menjadi seorang ibu.. Bersyukur.. Tuhan masi sayang kami, sehingga meski tidak sesuai dengan harapanku untuk melahirkan normal, ia akhirnya lahir dengan kondisi sehat seutuhnya dan tidak mengalami kegagalan fungsi apapun. Padahal pasca proses persalinan, aku diinfokan oleh dokter spOg bahwa air ketubanku sudah berwarna hijau. Untunglah semua prosesnya berjalan tepat waktu. Jalan yang terbaik bagi anakku memang sudah dirancangkanNya dan ia lahir tepat di hari penuh Kasih Sayang yaitu 14 Februari 2017. Akupun menamainya Faith. Semoga cerita singkatku ini bisa bermanfaat dan berfaedah bagi para ibu yang tengah hamil dan segera mempersiapkan proses persalinan. #SiapKetemuAnakku

 profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan