My husband is my support system.
Saya sebagai ibu pekerja paruh waktu sekaligus ibu rumah tangga, sangat bersyukur sekali memiliki suami yg sangat mendukung saya sejak masa promil, hamil, melahirkan dan menyusui.
Dari anak pertama dan kedua (usia 16 hari saat foto ini di post) saya selalu bermasalah dengan ASI. Ya normal memang katanya ASI keluar di hari ke 3 atau ke 5 setelah melahirkan. Tapi pengalaman itu membuat bilirubin anak pertama saya naik (14). Saat itu, sebagai ibu baru, saya sangat stress, takut, benci dengan diri sendiri dan merasa saya bukan ibu yg baik buat anak saya. Tetapi suami saya selalu men-support saya. Selama masa cuti dia selalu dampingi saya. tidak pernah satu malam pun saya lalui sendirian menyusui anak saya. dia pasti ikut bangun, membantu saya menggantikan diapers, mencuci alat2 pumping, menyediakan air hangat setiap saya mau minum. mengajak saya bercerita selama menyusui sehingga saya tidak pernah kesepian. Dan ternyata perhatiannya itu ASI booster terbaik saya. Anak pertama saya bisa ASI sampai 2 tahun.
Sewaktu anak ke 2 saya lahir, ternyata anak saya ada liptie dan tounge tie. kembali lagi drama saya dimulai dengan asi yg blm lancar dan belajar perlekatan yg cukup sulit pasca anak saya di insisi. Tp semua berjalan baik sampai hari ini, dan semoga seterusnya. Suami saya selalu memberi semangat kalau kami adalah team work yang hebat. Walau dikantor dia tetap sempatkan WA saya mengingatkan untuk makan, plg dari kantor dia selalu sempatkan take time untuk kami bercerita sebelum tidur. Sehingga semua unek2 saya bisa saya sampaikan. Dan suami saya selalu menanggapi, tidak pernah bilang lebay atau kata2 nyindir. krn kadang ibu2 pasca melahirkan itu memang sangat sensitif. dan saya bersyukur sekali suami saya memahami itu. Terimakasih sayang semoga anak ke 2 saya juga bisa seperti abangnya lulus ASI sampai 2 tahun.
#KarenaBundaBerharga