5 Tanggapan

tergantung apa alasannya bunsay kalau dari pengalaman orang disekittaran saya -mama angkat saya sedari kecil tidak punya rumah dan hanya hidup bersama ibunya bapak kandung dan bapak sambung sudah meninggal tentunya coba'an hidup yang dirasakan mama saya begituh peliknya dijaman penjajahan dan krismon terlebih lagi omongan orang kampung disekitaran yang lisannya terlalu banyak nanya bukan banyak bantu kasih solusi tapi malah ngatur2 hidup orang bahkan kalau dilihat orang susah dikucilkan dan sebagainya sampai2 sa'at kumpul belajar mengaji saja masih ada mulut2 yang bersekutu untuk menjauhkan anak yang kondisinya susah juga untuk bak dan bab numpang dirumah orang saja diusir dari situh mama saya selalu berdo'a agar punya suami kaya (beliau cerita sendiri kesaya) Masya Allah do'anya diijabah papa saya bisa belikan rumah mama dikampunpg dijakarta juga punya rumah untuk tinggal keluarga dibelikan lagi khusus untuk mama yang sekarang dihibahkan kesaya tentunya semua yang diinginkan perlu dipikirkan jangka panjang kedepannya punya rumah berarti harus ada penerus sedangkan mama saya dicoba lagi tidak bisa mengandung.sudah promil gagal sedangkan mama saya tidak mau rumahnya dibuat rebuttan saudara2nya dikampung(anak dari bapak sambungnya) karena semasa dia susah bukannya ditolong tapi malah dikucilkan dan dicemo'oh ituh yang membuat dia tidak menginginkan hartanya ketangan saudara2nya jadi dia adopsi anak ada juga kenallan saya tetangganya persis kayak cerita mama saya ga punya anak adopsi dan harta2nya diwariskan ke anak2 adopsinya(sudah ada omongan kesaudara2nya sebelum meninggal) tapi yang saya salut yahhh saudara2 ibu ituh tetap bantu pengurusan warisan ke anak2 adopsinya jadi ga ada ribut ga apa ikhlas gituh -nah teman saya mamanya kan ketemu saya curhat anaknya sampai sekarang belum punya anak saya coba iseng2 wa teman saya untuk kasih kurma dzuriyat yang saya sama sekali ga konsumsi saya pikir daripada saya cuma simpan mubazir saya tawarkan keteman saya cuma diread sama sekali ga dibalas ehhhhhhh malah teman saya pasang status wa "anak2 saya sudah banyak" karena profesinya kan guru BK saya pikir ooo mungkin dia salah paham dan tersinggung padahal niattan saya cuma mau kasih ituhhh ajahhh bukan mau nyindir yah tapi kalau emang kondisi batin orang sedang down kalau kita ngomong sepatah kata aja jadi bisa salah pikir saya sih ga tau kenapa dia ga punya anak(mohon ma'af yah) sepertinya kini dia jadi childfree karena dia juga aktif diluarran terbilang ekstrovert dan juga ortunya punya rumah dia 3bersaudara tentunya pikiran dia hanya disibukkan dengan kegiatannya sehari2 tidak pening oleh harta pikir saya dia merasa tidak wajib punya keturunan -tetangga saya berkali2 keguguran (mohon ma'af lahir dan batin ga ada maksud saya untuk berkata nethink) dia ngekost meski dia sudah berkali2 keguguran tapi dia merasa butuh hadirnya dzuriyat dalam rumah tangga sehingga dia tetap berusaha bisa memiliki buah hati meski ngekost loh yah -ada yang punya harta gono ginih meski dia tidak punya niattan adopsi tapi hartanya dia salurkan.sedekahkan dan amalkan jadi inti pesannya semua tergantung kebutuhan batin masing2 ada tujuannya ada yang sampai mau adopsi ada juga yang mau childfree ituh juga suatu pilihan mungkin Allah sayang sama dia justru Allah menyelamatkan dia anak cucu keturunannya terhindar dari zaman fitnah sebab setiap orang panya alasan masing2 janganlah kita menghakimi hidup orang lain tau sopan dan adab ketika berbicara ada sebuah kata beginih "sebelum berbicara keorang lain.cobalah kita berpikir.kalau apa yang kita bicarakan kedia kita bayangkan bagaimana perasa'an kita jika kita mendengar perkata'an seperti ituh tentu kalau tidak enak yah jangan dikatakan" *بارڪ اللّـہ فيڪمــ 

kalau menurut ku sih, ngga Wajib Bun. anak hanya titipan dan sejatinya milik Allah SWT. dikasih, berarti dititipin, ngga dikasih, berarti ngga dititipin. gitu aja simple nya 😁 kalau sudah dititipkan berarti Allah SWT percaya kita mampu untuk merawat dan menjaganya dengan baik. makanya mengugurkan anak dengan sengaja tanpa ada indikasi penyakit apapun termasuk dosa. karena sudah 'menghilangkan' titipan Allah SWT kepada kita, yg sejatinya anak bukan bener bener milik kita. kalau tidak dititipkan, percaya saja mungkin Allah SWT melihat kehidupan orang tersebut akan lebih 'susah' atau bahkan 'sengsara' dengan dititipkannya anak di kehidupannya.

Tentu saja, setiap orang punya pandangan yang berbeda tentang keturunan. Bagi sebagian orang, memiliki keturunan adalah hal yang sangat penting, sementara bagi yang lain mungkin tidak. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup dan menciptakan kebahagiaan, baik dengan keturunan atau tidak. Jika ada yang ingin dibahas lebih lanjut tentang kehamilan atau persiapan menjadi orang tua, bisa cek di https://s.shopee.co.id/60AfPaYAaI. Semoga membantu!

kalo menurutku sih bukan wajib ya bund tapi perlu setidaknya walau 1 biar nasab kita ga keputus walau balik lagi ank hnya titipan.. dan ya mungkin ada faktor lain, mungkin ekonomi, kesiapan mental, atau bahkan kesehata dll tp kalo Allah mau nitipin, udah sekalian jaminan kehidupan buat si anak kan jadi kita tinggal merawat dan mengihtiarkan kalo masalah rejeki insyaAllah ada aja kalo buat anak..

VIP Member

secara umum ga wajib. secara agama sy ga paham, menurut sy kalo ga mampu baik finansial, emosi, mental utk punya anak tp malah punya anak yg mana jdnya dzolim ke anak (krn tdk mampu itu) sih bukannya lebih double dosa yaa ~~

bekal tua sebenarnya finansial stabil bun 😅😅 biar santai2 menikmati masa pensiun. lagian kalo dah tua jg anak kan mesti udah nikah dan berkeluarga, kita lepas mereka. tetep aja kebutuhan masa tua ya kita sendiri jg yg nyiapin. jujur, jd ibu itu capek bun dan sangat wajib berpengetahuan (bukan maksud ke gelar atau tingkat pendidikan ya). tiap detik isinya belajar, dari mulai sebelum hamil, masa hamil, lahiran, menyusui, membesarkan, masa sekolah, masa anak dewasa (melepas nikah) ... semua butuh ilmu. jd yaa utamanya diskusikan dg pasangan bun, krn punya anak itu yaa hrs dr suami & istri kerjasama. istri jgn mau enaknya aja hamil dan melahirkan, si suami jg jgn mau pas anak udah lahir aja giliran yg enak2... diskusikan jg value keluarga/rumah yg mau dibangun apa supaya turun ke anak dg mulus dan tersampaikan. semangat ya bun ~

Pertanyaan Terkait

Pertanyaan populer

Artikel terkait