Dilema saat imunisasi #IBUJUARA

Kekhawatiran dan keraguan kerapkali kurasakan ketika akan membawa anak untuk imunisasi pentavalent (DPT-HB-HIB). Sebelumnya anakku, sebut saja Rizki, sudah pernah imunisasi hepatitis 0, polio 1, dan BCG. Nampaknya imunisasi tersebut tidak memberikan dampak yang begitu kentara, seperti demam. Imunisasi selanjutnya yang harus RIzki dapatkan adalah penta 1 dan polio 2. Aku sudah mendaftarkan untuk imunisasi ke bidan. Sebelum pemeriksaan, bidan menanyakan terlebih dahulu tentang bab RIzki. Kala itu Rizki berusia 2 bulan dan jumlah frekuensi bab nya masih 3-4 kali. Menurut bidan frekuensi bayi usia 2 bulan maksimal 3 kali. Akhirnya imunisasi Rizki ditunda karena bidan khawatir jika ternyata RIzki diare. Karena kenaikan BB Rizki normal, Aku diminta untuk mengevaluasi lagi makananku dan memeriksa bab bayi selama seminggu. Hasil yang kudapatkan selama satu minggu tetap sama, bab nya masih 3-4 kali sehari. Tekstur bab nya berampas dan bewarna kuning emas. Aku juga selalu memfoto bab nya, buat berjaga-jaga jika ditanyakan. Aku menghubungi bidan lagi untuk menanyakan apakah tekstur bab nya normal dan kepastian jadwal imunisasi. Akhirnya bidan memintaku untuk menunggu seminggu lagi. Aku dan suami akhirnya memutuskan untuk membawa Rizki ke DSA. Dari hasil konsultasi dengan dsa tersebut, bab Rizki normal dan dapat dilakukan imunisasi. Akhirnya diimunisasikam sekalian oleh dokter tersebut. Selang beberapa jam setelah imunisasi badan Rizki mulai panas dan berlangsung selama 2 hari. Sudah kucoba berbagai cara supaya panasnya segera turun. Kompres air hangat, minum obat dari dokter, hingga skin to skin kulakukan. Akan tetapi suhunya naik turun dan paling tinggi mencapai 38,2°C. Imunisasi penta 2 dan polio 3 dijadwalkan sebulan setelah imunisasi penta 1. Aku dan suami memutuskan untuk imunisasi ke DSA dengan pertimbangan lebih cepat dilakukan imunisasi dan tidak perlu menunggu barengan. Dampak imunisasi penta 2 yang dialami RIzki berbeda dari penta 1. Bekas suntikannya memerah, bengkak, dan keras. Rizki menjadi lebih rewel dari biasanya apalagi saat bekas suntikan tersebut tersenggol. Ketika kukompres bengkaknya dengan air panas, Rizki malah semakin nangis kejer. Dia juga mengalami demam selama 2 hari. Untuk membawa imunisasi penta 3 dan polio 4 ditambah lagi IPV, aku sempat maju mundur. Aku khawatir. Aku belum siap kalau RIzki rewel, demam, dan bekas suntikannya bengkak. Akhirnya aku membawanya imunisasi mundur dua hari dari jadwal seharusnya. Aku mempersiapkan terlebih dahulu alat tempurku. Sebelumnya pekerjaan rumah kuberesi agar bisa fokus mengahadapi Rizki nantinya. Telah kusiapkan juga peralatan minum obat, seperti asi perah, sendok, dan gelas yang sudah kusterilkan. Air hangat dan handuk untuk mengompres juga sudah kusiapkan. Tak lupa juga aku membeli bye bye fever atas saran temanku. Hari dimana sudah siap, aku membawa Rizki imunisasi. Sesampainya rumah langsung ku minumkan obat penurun panasnya dan kukompres bekas suntikannya. Selang beberapa jam Rizki mulai demam, akan tetapi dia tidak rewel. Alhamdulillah Rizki tetap ceria tidak seperti saat imunisasi sebelumnya. Aku benar-benar lega.

2 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

emang kalo DPT biasanya bikin panas bun.. tp gapapa kok, itu artinya vaksin lg bekerja ke tubuh anak.. tiap habis disuntik emang rewel bun, tp sya slalu sounding ke anak, gapapa yaa dedek habis di imunisasi, gapapa biar dedek sehat, gapapa yaa sakit sebentar, manfaatnya buat kedepan kamu nnti dek, dedek pasti kuat kok 💪 dulu mama sm papa juga disuntik bgtu.. alhamdulillah, anak emang demam+rewel tp bsa lbh tenang sdikit..,

Baca lagi

kok saya jd tkt 😔😔