Waspada HB Rendah = (Kemungkinan) Thalassemia

Kali ini aku mau sharing pengalaman mengenai check lab saat hamil. Di kehamilan pertama, aku check lab waktu TM1 di RS A. Ternyata HB rendah banget, akhirnya sama SpOGku disarankan konsumsi makanan/minuman/obat penambah darah. Oke kuikutin sarannya. Di TM3 aku akhirnya pindah ke RS B karena lokasi yg lebih dekat dengan rumah (bonus biaya lebih murah 😁). SpOGku di RS B ini sudah periksa hasil labku yg di RS A sebelumnya, tapi ngga suruh untuk check lab lagi. Okelah kupikir aman-aman aja. Di hari H lahiran, karena lewat HPL dan rencana induksi, sebelum mulai induksi aku diambil darah dulu untuk check HB. Disitulah ketauan HB aku ternyata masih rendah. Loh kok, padahal aku getol konsumsi semua yg disarankan SpOGku. Akhirnya dapet transfusi darah 2 kantong biar ngga pendarahan. Di kehamilan kedua, aku check lab waktu TM3 di RS C (beda RS dengan RS B karena di RS B pasien Covid19 dan pasien biasa 1 gedung). Seperti biasa, hasilnya HBku rendah banget. Tapi untuk kali ini SpOGku (beda orang juga dengan SpOG di RS B) menyarankan ambil darah lagi untuk check Thalassemia. Setelah dicek, ternyata aku Thalassemia Minor. EDIT : Aku ada riwayat Thalassemia Minor ini karena dari mamaku juga ada riwayat penyakit ini bund. Jadi baiknya crosscheck sama orang tua ya, kalo mereka ada riwayat Thalassemia Ma/Mi kemungkinan anaknya juga ada gitu bund 😁 Apa sih Thalassemia itu ? Intinya, kalo anemia biasa kan bisa kita obati dengan konsumsi makanan/minuman/obat penambah darah. Nah kalo Thalassemia ini, mau sebanyak apa kita konsumsi itu, ga akan mempengaruhi HB kita karena 'pabrik' yg memproduksi sel darah merahnya itu berbeda dengan 'pabrik' pada umumnya. Jadi satu-satunya jalan buatku saat itu yaitu diinfus Venofer 3 ampul. Seandainya baru ketauan kalo HBku masih rendah di hari H HPL seperti dulu, otomatis aku bakal ditransfusi darah lagi 😵 Untuk penjelasan lebih mengenai Thalassemia bisa dibaca di bawah ini 😊 Dikutip dari alodokter.com : Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. Kurang darah yang dialami penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu. Thalasemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian. - Gejala Thalasemia Penderita thalasemia akan mengalami anemia yang membuat penderitanya merasa mudah lelah dan lemas. Gejala ini biasanya muncul pada saat 2 tahun pertama kehidupan. Akan tetapi, bagi penderita thalasemia yang ringan (minor), anemia bisa tidak terjadi. Waktu munculnya gejala serta keparahan gejala yang dialami akan berbeda setiap penderita, sesuai dengan jenis thalasemia yang dialami. Pada thalasemia mayor, penderitanya akan merasakan gejala-gejala kurang darah yang parah. Kondisi ini dapat merusak organ tubuh, bahkan berujung pada kematian. - Penyebab Thalasemia Thalasemia disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi produksi sel darah merah. Kelainan genetik ini diturunkan dari orang tua, dan tetap dapat diturunkan walaupun orang tua tidak mengalami gejala. - Diagnosis Thalasemia Thalasemia dapat diketahui melalui gejala yang timbul, serta pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kelainan sel darah merah dan kelainan genetik penyebab thalasemia. - Pengobatan Thalasemia Thalasemia merupakan kelainan genetik yang berkepanjangan, sehingga perawatannya perlu dilakukan seumur hidup. Penderita thalasemia akan melalui transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang. Pada kasus thalasemia yang parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi tidak semua penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah. Penderita thalasemia minor hanya memerlukan pemeriksaan rutin dan transfusi darah pada kondisi tertentu, misalnya setelah melahirkan atau operasi. - Komplikasi Thalasemia Penyakit thalasemia dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan tumbuh kembang, kerusakan tulang, hingga penyakit jantung. Selain itu, penanganan thalasemia dengan transfusi berisiko menimbulkan penumpukan zat besi di dalam tubuh penderita. Berikut aku tambahkan link mengenai info seputar Thalassemia, semoga membantu 😊 https://www.alodokter.com/thalassemia https://www.halodoc.com/kesehatan/thalassemia https://m.klikdokter.com/penyakit/thalassemia https://m.klikdokter.com/amp/2695118/kenali-makanan-yang-cocok-untuk-penderita-thalassemia #bantusharing

Waspada HB Rendah = (Kemungkinan) Thalassemia
56 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

wah baru tau, kirain kalo lemes, ngantuk, kleyengan cuma anemia doang, kadang aku sesek kalo malam tp gak parah amat, sama dokterku dikasih obat penambah darah n obat asma walaupun ak ga ada asma(lihat penjelasan di inet), dokter bilangnya obat buat kenceng"/kontraksi, pdhl ak lg hamil muda, emang ada masalah dengan rahimku, tp aku gak minum yg obat itu karna pikirku diminum kok malah tambah pusing. Tapi pas cek darah, tp bkn cek thalasemia, kata dokter bagus. Apa harus ganti dokter ya😂 Jadi ingat Alm. ibuku dulu selalu transfusi darah, tp di cek selalu gak ketemu penyebabnya, yg akhirnya cek sumsum tulang belakang. 4 th transfusi dan meninggal, ada rwayat diabet jg.

Baca lagi
3y ago

Sama bund aku juga pikir begitu, ternyata nurunin mamaku karena dia Thalassemia. Kakakku juga begitu waktu mau lahiran anak2nya. Kalo dari orang tua udah ketauan ada riwayat Thalassemia bisa coba check bund, takutnya nurun ke bunda.