Pelabuhan Hati

Kala itu aku ingin berkomitmen untuk tidak mengulangi menjalin hubungan yang dilarang oleh Islam, yaitu berpacaran. Aku berdoa dan berpasrah agar kelak mendapat pasangan hidup yang paham agama. Tidak harus kaya atau tampan yang penting beliau sholih. Itu saja kriteriaku dalam mencari pasangan hidup kala itu. Suatu ketika adikku mulai masuk SD kelas satu dan untuk pertama kalinya aku mengantar adik perempuanku itu ke sekolah. Saat itu tidak sengaja sepeda motor yang kunaiki hampir bertabrakan dengan sepeda motor yang dinaiki seorang guru laki-laki yang saat itu beliau mengenakan helm dan wajahnya tertutup kaca helm. Beliau tersenyum tipis lalu aku membalas dengan senyum tipis pula dan kemudian aku melanjutkan perjalananku menuju ke TK tempat aku mengajar (adikku sudah masuk ke kelasnya), kebetulan aku juga seorang guru. Aku belum mengenal laki-laki yang menjadi guru di sekolah adikku itu, tetapi ada sedikit rasa penasaran di dalam hatiku yang entah rasa apa itu sebenarnya. Terbersit sedikit harapan untuk bisa bertemu kembali dengan laki2 itu. Itu adalah pertama kalinya aku mengantar adikku ke sekolah dan setelah beberapa minggu kemudian aku baru kembali mengantar adikku ke sekolah lagi. Aku tidak bertemu dengan laki-laki itu saat itu, namun aku bertemu lagi ketika aku menjemput adikku. Aku memperhatikan laki-laki yang bernama Mas B itu (akhirnya aku tau nama beliau) sedang mengobrol dengan Kepala Sekolah di sekolah adikku itu. Jantungku tiba-tiba berdebar tidak karuan saat beliau menatapku dari kejauhan, aku jadi salah tingkah dan mengalihkan pandanganku ke arah lain. Singkat cerita saat itu aku menyadari aku mulai jatuh cinta lagi setelah sekian lama tidak merasakan yang namanya jatuh cinta. Melihat wajahnya yang teduh dan penampilannya yang sederhana seolah aku bisa menebak bahwa beliau adalah laki-laki yang kuidamkan selama ini. Aku mencari-cari informasi tentang Mas B sampai akhirnya aku menemukan facebook Mas B. Aku menambahkan beliau sebagai teman di facebook ku. Aku mengawali perkenalan dengan mengomentari fotonya bersama murid-murid di sekolahnya yang diunggah facebook Mas B. Singkat cerita, kami saling berkenalan lalu bertukar nomor Whatsapp. Kami saling berkomunikasi setiap hari di Whatsapp. Kami lebih banyak mengobrol tentang visi, misi dan tujuan pernikahan, karena memang ternyata kami satu pendapat perihal pernikahan. Ada kecocokan yang kami rasakan satu sama lain walau tidak pernah kami ungkapkan saat kami mengobrol, dan aku yakin sekali Mas B juga memiliki perasaan yang sama seperti yang kurasakan walau tidak beliau ungkapkan secara langsung. Setelah perkenalan kami selama lebih kurang satu bulan, Mas B mengabari via Whatsapp bahwa beliau sekeluarga ingin bersilaturahmi ke rumahku. Aku dengan senang hati sambil berdebar-debar mengiyakan awal dari niat baik tersebut. Singkat cerita, kami menentukan tanggal lamaran, setelah lamaran kami menentukan tanggal akad nikah kami. Akhirnya kami resmi menikah sekitar satu tahun kemudian setelah hari pertama kami berkenalan. Aku sangat bahagia memiliki suami yang ternyata beliau memang laki-laki yang selama ini aku idam-idamkan. Laki-laki yang sholih dan bertanggung jawab, dan sangat mencintaiku juga anak kami. Yang jelas apa yang Allah berikan kepada kita adalah apa yang sebenarnya kita butuhkan dan niat baik senantiasa dimudahkan dan diberikan jalan yang lancar oleh Allah SWT, Insyaallah. #CeritaPernikahan

undefined profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan