Kelabang Hampir Mengusik Rumah Tanggaku
Iya hewan kecil berbisa ini. Kelabang. Benar rupanya kata orang tua, hal terkecil bisa saja merusak suatu pernikahan jika masing2 mengutamakan ego yang besar. Aku dan suamiku adalah salah satu pejuang LDM. Aku kerja di Jawa dan suamiku kerja di Kalimantan. Aku selama ini hanya berdua dengan putri kami yang baru berusia 3 tahun. Sesekali menginap di rumah orang tuaku jika suami sedang di Kalimantan. Akhir tahun adalah saat istimewa buat kami. Karena itu adalah saat libur tahunan suami. Suami bisa libur selama 1-2bulan. Suatu sore kami baru pulang dari rumah saudara. Sempat aq posting kebersamaan kami di sosial mediaku. Momen yg istimewa buat kami. Lalu aku ke dapur untuk mencuci piring, sementara suami dan putriku bermain di ruang tamu. Tiba-tiba suamiku memanggilku dengan agak berteriak. Rupanya ada kelabang. Kami sama-sama panik. Aku menyuruh suamiku membunuh kelabang itu dengan panik. Suamiku jadi panik juga dan berteriak menyuruhku tenang. Namun karena nadanya terlalu tinggi, aku jadi kesal. Aku jadi pendiam dan malas menanggapi obrolan dan pertanyaan suami. Aku berharap dia minta maaf. Tapi dia tidak melakukannya. Esok adalah hari minggu dan suamiku memang berjanji akan mengajak kami ke Waterpark. Sejak pagi seperti biasa aku mulai sibuk di dapur. Setelah beres aku mandi, lalu kumandikan putriku. Yang terakhir mandi adalah suamiku. Setelah menyuapi putriku makan, aku menyiapkan barang-barang untuk bersiap ke Waterpark. Rupanya suamiku juga sudah bersiap-siap tanpa menyentuh makanan yang sudah aku siapkan. Aku makin kesal. " Aku sudah kenyang dicemberutin kamu", katanya. "Ya udah aku ga usah ikut aja...Kalian berangkat sendiri", sahutku sembari mulai berganti baju rumahan kembali dan masuk kamar. Suamiku membujuk putriku untuk berangkat berdua, tapi putriku merengek memintaku ikut. Aku tetap bersikeras dan menyuruh mereka saja yang berangkat. Akhirnya suamiku jadi kesal. "Kalo kamu ga mau ikut, ya sudah aku besok berangkat ke Kalimantan!" ancamnya lantas keluar dari kamar. Putriku menghampiriku dan berkata dengan lembut "mamah ngantuk, ayuk kita bubuk mah" membuat air mataku berkaca-kaca dan tertegun. "Betapa egoisnya aku, membiarkan anakku kecewa. Selama beberapa bulan dia merindukan ayahnya dan aku akan membuatnya berpisah lagi dengan ayahnya lebih cepat. Hanya karena ego saja." Kuhapus air mataku dan segara berganti pakaian lagi. Putriku bersorak senang. Saat keluar kamar, kulihat suamiku sedang membuka website pemesanan tiket pesawat terbang. Rupanya dia bersungguh-sungguh. "Ayo kita berangkat! " ajakku menghalau gengsi. Suamiku terkejut dan tanpa berbicara apa-apa dia bangkit dan kami jadi berangkat ke Waterpark. Di sana aku duduk merenung sembari menjaga barang-barang. Kuamati keceriaan Putriku di kolam renang bersama ayahnya. Sesekali mereka tertawa gembira. Terlihat keren dan gagah sekali suamiku saat itu. Aku bodoh jika tidak menyadari anugerah ini. Hampir saja aku melakukan hal yang bodoh jika membiarkan ego berlarut-larut. Sepulang dari Waterpark, hubungan kami semakin baik. Aku meminta maaf dan suamiku juga. Kami saling memaafkan. Dan 1 bulan kemudian aku dinyatakan hamil anak kedua?. Sejak kejadian itu, aku belajar untuk lebih dewasa lagi. Tidak ada pernikahan yang langsung sempurna. Karena semuanya butuh proses. #ceritapernikahan
mama of 1 pretty girl, pangeran tampan coming soon