Lelah mendengarkan curhatan teman
Ikut curhat sebentar yaa, Mams. Aku punya temen jaman kuliah yang setiap hp ku muncul nama Dia, sudah kupastikan pasti bermasalah..dan selalu tracking nya sama. Seakan Dia ngga pernah belajar dari pengalaman. Pasti kalau nggak tentang dibohongi lelaki yang modus akan melamar, dibohongi teman, ditipu orang berulang2. Sudah banyak kali lelaki yang Dia curhati, mayoritas adalah santri2 yang ngakunya anaknya pak kyai lah, punya ponpes lah, sholeh lah dan semuanya bullshit! Temanku ini memang muslimah yang menganut jomblo fii sabilillah, gamau pacaran, tapi m ntok2 Dia ditipu lelaki ini lagi. Pikiran jahatku, mana mau anak kyai terpandang memilih gadis desa biasa yang angkuh dan selalu menyertai embel2 gelar dan prestasi padahal gajarang kalau ditelusuri juga fiktif. Pasti mereka akan dikebalkan bapak/ibunya selaku kyai/nyai dengan yang sederajat. Dia terobsesi di nikahi oleh lelaki ini, padahal perkenalan keluarga pun belum terselenggara. Tapi Dia sudah membuat gamis untuk akad dari semenjak lelaki pembohong pertama yang Dia curhati padaku. Aku sudah menebak setiap kali Dia mengenalkan lelaki, dari si lelakinya nggak serius...tapi temanku ini nggak percaya. Sejujurnya yang paling kukasihani adalah emak-bapaknya yang hanya sebagai buruh tani. Maksudnya jika memang belum ada kepastian, mbokyaa jangan diceritakan ke ortu. Bapaknya setiap aku main ke rumahnya sering nangis, karena anaknya kok gampang dibohongi lelaki yang hanya butuh perhatian dan teman ngobrol. Capeeeek sekali berhadapan dengan Dia, dari mulai Dia nyaris bunuh diri karena melompat dari gedung lantai 3, lalu sempat rawat jalan di salah satu RSJ, semuanya pasti orangtua nya minta aku yang menemani. Bahkan disaat aku menikah, ibunya cuma gamau anaknya kehilangan sosok aku yang menurut nya bisa diajak diskusi masalah kegilaan anaknya...sampai malem2 emaknya pernah nelpon yang waktu itu aku baru h+4 lahiran karena anaknya kumat (teriak2 dan jedotin tembok), minta ditemani ke dokter buka. Yaa tentu aku ikut marah2 karena aku juga lagi stress penyesuaian sebagai ibu baru. Nggak ngotak sekeluarga. Sebenarnya anaknya cerdas, pintar dan bahkan kuliah mengikuti olimpiade. Cuma pintarnya kebablasen sehingga Dia punya sifat idealis, ambitious, obsessive dan membuat nya gabisa melihat secara realistic. Dan hari ini berulang... katanya Dia mau lamaran maret kemarin, sudah kudoakan baik2. Gataunya nggak ada angin nggak ada hujan cerita ditinggal lelaki nya dan batal lamaran.