Cerita keguguranku

Halo bunda.. semoga semuanya tetap sehat dan lancar sampai lahiran Ini ceritaku di bulan februari kemarin aku telat halangan karna biasanya halangan akhir bulan tapi belum juga muncul darah halangan padahal ada tanda-tanda seperti mau halangan. Karna tanggal 02 maret madrasah saya bekerja akan melaksanakan vaksin dosis pertama. Ibuk menyuruh untuk melakukan uji tespek di tanggal 1 maret. Syukur tak terbendung ternyata hasil tespek menunjukkan positif (maaf bun kehamilan pertama). Tanggal 08 maret mencoba untuk datang ke dokter kandungan bersama suami. Namun saat usg masih belum terlihat, hanya penebalan dinding rahim. Dokter menyarankan untuk kembali lagi 2 minggu kedepan. Karna harus kerja jarak jauh setiap hari (jarak rumah ke madrasah di tempuh dalam waktu 1 jam 20 menit) Di tanggal 11 maret mengalami pendarahan tanpa ada gejala nyeri bagian perut bawah (tetap tembus walau memakai pembalut). Akhirnya kami memutuskan untu segera di bawa ke bidan terdekat. Oleh bidan di sarankan untuk ke UGD. Karna Dokter jaga hari tersebut libur (tanggal merah) penanganan tidak segera di tindak lanjuti.. menunggu usg di hari selanjutnya. Di hari jumat pagi dokter mengatakah bahwa saya hamil anggur. Satu2nya jalan yaitu harus di kuretase. Mendengar hal itu saya dan suami cuma berharap itu omong kosong. Operasi bisa di laksanakan hari senin. Selama itu darah tetap keluar secara deras.. dokter tidak memberikan obat peluruh. Tapi harus operasi. Hari minggu malam sekirar jam 8 saya masuk ruangan bersalin. Karna harus di pasang alat 12 jam sebelum operasi berlangsung. Rasanya 9x lebih menyakitkan daripada halangan. (Karna belum pernah lahiran jadi tidak bisa mendiskripsikan). Seminggu lanjutnya hasil kiret keluar. Dan hasilnya adalah tidak ada mola dalam hasil labnya. Tetapi jaringan decidua luas (kantung kehamilan). Makin terpukul kami karna dokter salah mendiagnosa. Saat ini kami mencoba untuk promil dengan dokter lain. Semoga kami dan para pejuang garis 2 segera di berikan amanah. Aamiin 🤲🏻