Harus beralasan apa
Halo bunda-bunda, saya sedang menanti kelahiran anak kedua, tapi ada sedikit kerikil yg mengganggu pikiran saya. Saya punya adik ipar (cowok) yg sudah punya pacar. Saya sedikitpun ga peduli mau punya pacar atau enggak, itu urusan dia. Pacarnya ini dekat sekali dengan ibu mertua saya, tiap hari main ke rumah mertua, bila ibu mertua saya ada acara yg tidak bisa dihadiri, selalu meminta pacar adik ipar saya itu untuk mewakili kehadirannya. Kemana-mana berdua, bisa dikatakan pacar adik ipar saya ini selalu ngintil kemanapun, entah itu inisiatif dia sendiri atau diminta ibu mertua saya, saya tidak peduli juga. Saya dan suami tinggal beda kota dengan ortu saya, dan juga ortu suami, tapi pacar adik ipar saya satu kota dengan ibu mertua, sedangkan adik ipar lagi kuliah di beda kota lagi dengan kami semua. Memang, selama menjadi menantu, bisa dihitung jari berapa kali saya jalan-jalan bersama ibu mertua kecuali ditemani pula oleh suami saya. Karena pada dasarnya karakter kami berbeda, saya nggak suka menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti selfie-selfie di tempat yg viral dan sejenisnya. Mending saya pakai waktu saya untuk beberes rumah, atau cari ide jualan untuk menambah tabungan. Saya hanya ibu rumah tangga, karena sejak punya anak pertama, suami hanya mengizinkan saya di rumah jd madrasah untuk anak-anak kami, alhamdulillah semua kebutuhan hampir tidak ada yg tidak dipenuhi oleh suami. Suami paham betul bagaimana karakter saya yg ndak pernah bisa diam, selalu mencari sela untuk menambah tabungan meski semua sudah tercukupi, jd saya masih diizinkan berjualan dari rumah. Lebaran kemarin, saya, suami dan anak kami mudik ke rumah nenek suami di kota yang berbeda lagi. Dan benar sesuai prediksi saya, pacar adik ipar saya pasti ikut ngintil. Berhari-hari sejak sebelum lebaran, dia sudah ada disana bersama mertua saya, bahkan kabarnya hingga sekarang H+ sekian setelah lebaran jg masih disana. Mungkin mau sekalian nunggu saya lahiran, biar dekat kalau mau ke rumah saya dan suami. Jauh hari sebelum mudik kemarin, suami sudah booking guest room untuk saya, suami dan anak, agar kami bertiga bisa tidur dengan nyaman saat mudik. Jadi kami tidak perlu tinggal bareng orang luar. Suami pun juga maunya istri dan anaknya nyaman. Alhamdulillah, suami memang benar-benar bisa menjaga hati dan perasaan saya. Suami sudah kenal betul bagaimana karakter saya dan keluarga saya. Dulu sebelum menikah, bisa dihitung dengan jari berapa kali kami bertemu, karena memang sopan santun di keluarga saya, tidak bisa bebas membawa anak perempuan. Menjelang kelahiran anak kedua kami ini, saya sudah menyampaikan ke suami saya, kalau saya nggak ingin pacar adiknya itu ikut ke rumah kami. Suami sudah mengiyakan, beliau menyampaikan "iya, nanti aku sampaikan ibu". Jujur bun, saya sebetulnya ndak enak sendiri kalau melarang-larang orang lain bertamu ke rumah, tapi saya pun juga nggak tau, bisa jadi kan pacar adik ipar saya itu juga ikut menginap berhari-hari di rumah saya selama ibu mertua di rumah saya. Nanti pun, sudah pasti juga orang tua saya menginap di rumah saya untuk menengok cucu keduanya, dan mereka pasti risih juga kalau liat ada orang yg bisa dikatakan orang lain ikut menginap di rumah. Kalau misalnya tiba-tiba ibu mertua bertanya langsung ke saya kenapa kok pacar adik ipar saya itu tidak boleh datang dan menginap ke rumah saya, baiknya saya jawab apa ya bunda, agar tidak menyakiti siapapun? Sedikit cerita juga, ibu mertua saya kalau ada saya dan misalnya ada keluarga jauh atau dekat yg tanya pacar adik ipar saya ini siapa, dijawab pacarnya X anaknya orang biasa.. 😔 Rasanya saya jadi gimana gitu, seperti saya ini pernah membeda-bedakan strata dan kasta keluarga, padahal sekalipun tidak pernah sama sekali saya lakukan meski saat hanya berdua dengan suami sekalipun. Saya sedikitpun tidak pernah iri dengan kedekatan ibu mertua dengan pacar adik ipar saya, karena bagi saya itu bertolak belakang dengan didikan orang tua saya. Ya saya risih aja sebenarnya, dan ga mau kalau ada orang lain yg belum jadi keluarga tinggal berhari-hari bersama terlebih di rumah saya. Saya tidak mau juga anak pertama saya kelak mencontoh (mengizinkan perempuan yg belum sah jadi keluarga, tinggal berhari-hari dengan keluarga inti). Intinya saya ingin anak saya diberikan contoh kehidupan yang benar, karena anak pertama saya jg masih balita, yg belajar dari apa yang dia lihat, dia rasa. Mohon bantuannya bun, saya harus kasih alasan atau jawaban apa bila ibu mertua bertanya kenapa pacar adik ipar saya tidak boleh datang dan menginap di rumah saya. Terima kasih..