Hamil VS setelah punya anak
Dulu sewaktu pertama mengetahui aku hamil, betapa bahagianya aku dan suami menantikan buah hati kami Setiap hari, suami selalu memijatku, membelikan makanan apapun yang aku mau.. karna TM awal aku mual dan muntah parah Dia selalu membantu mengurut punggungku ketika aku mau muntah ke kamar mandi Setiap hari aku menangis merasakan sakitnya TM awal dan suami selalu memelukku untuk menenangkanku Suami mengambil alih semua urusan rumah yang biasa aku kerjakan, dari mulai cuci baju, cuci piring, beres2 rumah ketika ia pulang kerja dengan senang hati tanpa mengeluh sedikitpun.. Aku merasa seperti wanita yang paling beruntung didunia memiliki suami yang selalu meratukan dan memprioritaskan perasaanku agar aku tidak stress di masa kehamilan ini.. Dia selalu berusaha membahagiakanku, mengajakku jalan2 agar aku tidak bosan hanya berbaring di kamar Setiap pulang kerja hal yg pertama dia tanyakan adalah, “bagaimana perutnya syg, sakit?” Sambil mengelus perutku dengan penuh kasih sayang Ia selalu tersenyum setiap kali aku menceritakan gerakan si kecil dalam perut, membuat suamiku selalu tidak sabar bisa menggendongnya.. Tiba waktu dimana aku melahirkan buah hati kami, begitu bahagianya kami melihat anak kami lahir dengan sehat dan lucu.. Hingga suatu ketika mertua datang menjenguk dan menginap selama 2 minggu dan membuat kekacauan, hingga aku kena babyblues dan menangis setiap hari dengan luka jaitan sc yang belum pulih Mertua selalu menuntutku bisa dengan sigap memandikan,memakaikan baju dan mengganti popok dengan cara dan kata2 yg menyakitkan Tanpa memperdulikan apakah aku sanggup dengan kondisi sc yg belum pulih bahkan untuk bangun dari berbaring ke posisi duduk saja butuh waktu bermenit2 karena sakit sekali.. Suami tidak diperbolehkan membantuku, hanya boleh membantu dibalik layar seperti mencucikan pakaian bayi, mengantar bumer ke pasar dan membersihkan rumah Sampai akhirnya aku bicarakan empat mata dengan suami apa yg aku rasakan, tetapi suami selalu menyuruhku mengerti karena mertua sudah jauh2 datang kesini dan membantu kami. Dan sejak saat itu, aku semakin renggang dengan suami, suami semakin jarang mengajakku berkomunikasi Ia mempunyai dunianya sendiri seperti bujang yaitu main HP Dan yaa.. hingga umur anak kami 13 bulan kami masih jarang berkomunikasi, karena jika kami bicara ujungnya hanya bertengkar Ia sudah tidak sehangat dulu, tidak perduli apakah saya lelah mengurus anak atau tidak Dia hanya berfokus menafkahi kami tanpa mau memberikan waktunya untuk bermain bersama aku dan anak. Entah apa yg terjadi dalam rumah tangga ini yang tadinya dia mendambakan anak dariku, tiba2 tidak bersemangat lagi bahkan seperti membenciku setiap kali menatapku dan berkomunikasi dgn ku.. Suami tidak pernah selingkuh, karena setiap jam istrahat dan pulang kantor selalu tepat waktu Aku mengasumsikan bahwa suami bosan dengan aku, dengan keadaanku yang hanya sibuk mengurus anak dan rumah, dengan rutinitas yang hanya begitu2 saja Akupun sudah tidak peduli padanya, aku hanya berfokus untuk merawat dan bahagia dengan anak. Kami sudah sering berkomunikasi awal2 terkait perubahannya dan perubahan suasana rumah tangga kami Dan dia hanya beralasan bahwa aku tidak memperlakukan dia seperti dulu Akupun bilang, bahwa sekarang sudah ada anak yg dimana 24jam bersamaku, otomatis waktu denganmu akan berkurang Tapi aku hanya ingin ketika kamu pulang kerja dan tidak sibuk tolong luangkan waktu untuk bermain bersama aku dan anak didalam, jawabnya hanya iya2 saja dan akhirnya kami sama2 lelah dan menyerah memperbaiki keadaan.. Jadi sekarang hanya mengalir dan menunggu keajaiban tiba, dengan harapan ia bisa kembali seperti dulu lagi Terimakasih bunda yang sudah membaca curahan hati ini, semoga semuanya dimudahkan dalam permasalahan rumah tangga kalian 🤲❤️
mom of 3 ❤