Promil setelah 1 tahun 2 bulan menikah (part 2)

Dokter memberikan saran untuk membeli alat tes kesuburan (ovutes). Karena anggaran kami pas pasan saya beli ovutes sekali pakai dengan harga 1 strip 5 ribu rupiah (bisa cek shoope) alatnya seperti TP. Digunakan 2 kali sehari pukul 11 siang dan 7 malam, di hari ke 13 dihitung dari hari pertama haid, sampai dihari saat tes menunjukkan garis 2 yang pekat, berarti besoknya adalah masa subur. Tiap hari saya bikin grafik hasil tes berikut keterangannya di selembar kertas, supaya masa subur bisa ke track. Bulan depannya apakah saya hamil? Belum rejekinya ?. Tanya lagi ke teman2 yang baru hamil, banyak yg nyaranin kalau habis HB kakinya ditaro ke dinding 5 menit, sujud 5 menit baru berdiri. Selama masih bisa dimaklumi, kami lakukan ?. Sampailah pada saat 1. suami bilang gini, orang2 dikasih rejeki memang beda2 ya. Ada yang dikasih anak tapi uangnya pas pasan, ada yng uangnya lebih tapi belum dikasih anak. Kami masih tetap bersyukur. 2. Dan nenek saya bilang gini. Kenapa kok belum hamil? Apa gak mau hamil? Dalam hati saya mikir, kok nenek saya bicara seperti orang gak tau kalau anak itu dikasih Allah? Saya tanya balik, maksudnya gimana? Nenek saya bilang, terkadang kita belum dikasih karena memang hanya ingin di mulut saja belum dihati yg benar2 ingin hamil. Deg, langsung kaget saya. Dan benar juga, selama ini saya selalu berpikir kalau nanti saya punya anak gak bisa hangout bareng teman, harus masak buat anak dll kesibukannya. Mungkin ini alasannya Sambung lagi ya, kepanjangan

2 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Lanjutkan bun

5y ago

Baik bun, ditunggu ya 😁

Hmm