Dear Suamiku,
Terimakasih sudah menemaniku dan juga membimbingku hingga dititik ini.
Dimana suka dan duka kita telah lalui bersama.
Sejauh ini banyak hal yang bisa aku pelajari.
Dari aku yang tak piawai memasak dan bahkan rasa hambar beradu dilidah, berkat sabar dan pengertianmu kini ku bisa menjadi chef yang setia menyajikan menu yang kamu dan keluarga sukai.
Dari aku yang dalam urusan agama masih jauh dari kata sempurna hingga kini bisa kamu bimbing dan motivasi menjadi wanita muslim yang tak menanggalkan hijab didepan mata lelaki lain selain kamu.
Tanpa setia dan sabarmu aku ini bisa dikatakan bukan apa-apa.
Mungkin tak jarang perilakuku tak mengindahkan perasaanmu.
Mulai dari tutur kata yang terucap maupun dari sikap.
Layaknya masalah kecil ibarat kerikil yang berangsur setiap harinya.
Aku tau tak mudah melewati jalan berkerikil tajam setiap detik demi detik waktu.
Tak jarang ada orang yang mencibir ada juga yang menguatkan.
Tapi kebijaksanaanmu menguatkan diri ini yang gampang rapuh oleh sebuah cibiran.
Hingga kini ku menjadi seorang istri dan ibu yang kuat tidak mudah lemah hati oleh perkataan orang.
Aku tau masa masa susah kita hadapi saat kita baru membangun usaha kecil yang kita impikan.
Yahh.. berwirausaha adalah cita-cita kita.
Memang pada saat itu banyak yang meremehkan bahkan menjadikan kita bahan gosip atau cibiran.
Apapun itu dan seberapapun hasil yang kita dapatkan kita syukuri bersama tak peduli kata kiri kanan yang melemahkan.
Sungguh kita berada dititik sulit masa-masa itu.
Berdiri pada posisi krisis yang begitu mengiris.
Tawa bahagia dengan kesederhanaan itu yang menguatkan.
Hingga pada akhirnya buah keberhasilan kita temukan.
Kini Usaha kita sudah berjalan dengan baik.
Pesanku jangan jadikan kesederhanaan yang dulu terkikis oleh kesuksesan saat ini,
Tetap tawadhu dan tak lupa untuk bersyukur dalam hal apapun,
Jangan membalas keburukan yang mereka lemparkan dimasalalu,
Dan tentunya tetap menjadi pemimpin rumah tangga yang bijak dan juga baik.
Suamiku,
Istrimu ini hanya ingin setiamu.
Entah kamu berada diposisi tertinggi sekalipun jangan lupakan bahkan abaikan aku dan keluarga kecilmu.
Jadilah suami yang tak mudah tergoyahkan oleh wanita.
Dan jadilah seorang ayah yang memberi contoh baik untuk anak-anak kita.
Suamiku,
Mungkin aku bukan cinta pertamamu, karena cintamu yang pertama adalah untuk ibumu.
Ibumu adalah wanita sama seperti aku.
Jangan pernah sakiti siapapun terlebih perasaan seorang ibu.
Karena saat ini tugasmu adalah membahagiakan dua orang ibu yaitu Ibumu dan Ibu dari anak-anakmu.
Tetap jadikan keluarga prioritas utama, dan ibadah jangan sampai lupa yaaa.
Semoga Bahtera rumah tangga kita dapat teladankan Rosul mulia.
Sebesar apapun masalahnya kita tetap bersama hingga kembali kepadaNYA.
Sayang kamu suamiku.
Dari istrimu tercinta.
#HariAyahTap
Devi Yanty(dheviiyan)