#Ceritapernikahan
Dalam pernikahan menyatukan dua kepala ternyata tidak mudah, menerima kekurangan pasangan, saling mengalah untuk menjaga perdamaian itu adalah jihad akbar. Di usia pernikahanku yg belum setahun ya katakanlah masih seumur jagung masih tahap saling mengenal karena kami memulai pernikahan tanpa pacaran alhamdulillah Allah percayakan kami malaikat kecil yg super karena bisa membuat orang tuanya yg biasa saling menyalahkan berubah menjadi saling support, saling mengalah, meminta maaf duluan bila salah, mengutamakan anak diatas ego kita masing-masing, belajar sabar ikhlas dan bersyukur dengan keadaan yaa anak pertamaku lahir prematur di usia kehamilan 36 minggu bayi bblr dengan berat lahir 1.4kg dalam keadaan sungsang kaki terlahir duluan, malam minggu jam 11 malam hingga jam 2 pagi aku merasakan mulas dan sakit pinggang yg semakin malam semakin bertambah rasa sakitnya awalnya saya abaikan karena dipikirnya kontraksi palsu masih jauh dr HPL dan nggak ada rembesan air ketuban tp kog semakin semakin nggak ketahan sakitnya sampai nungging-nungging suami nggak tega lihatnya sudah semalaman nggak tidur dan sakitnya nggak reda akhirnya kita putuskan untuk ke puskesmas ternyata sudah bukaan 1 karena kondisi bayi sungsang dan saya HBSag+ maka langsung dirujuk ke rumah sakit jarak rumah sakit dr puskesmas 27 km satu jam perjalanan kami tempuh dalam kondisi kontraksi yg semakin sering dan semakin sakit sampai rumah sakit adzan subuh jam 4an langsung dibawa ke IGD direkam jantung baby nya dipasang segala alat dalam keadaan teriak-teriak meraung kesakitan tidak ada keluarga yg boleh mendampingi selama pemeriksaan alhamdulillah sudah bukaan 4 selesai pemeriksaan di IGD langsung dibawa ke ruang persalinan perawat bilang kami harus tunggu sampai jam 8an dokter baru datang karena ini hari minggu disini semua keluarga bisa mendampingi suami, ibu, ibu mertua, kakak semua kasih support pegang tangan aku, elus-elus pinggang aku karena sumpah moms sakitnya luar biasa banget kata orang seperti 27 tulang dipatahkan sekaligus tiap kali kontraksi datang ibu metuaku bilang jangan teriak-teriak tarik nafas yg dalam memang ini fase yg harus dilalui setiap calon ibu akhirnya jam 5.30 ada sesuatu yg rasanya mendorong banget sampai aku nggak tahan dan teriak-teriak 'ADA YG KELUAR APA ITU ADA YG KELUAR !!!' setelah dilihat ternyata gumpalan darah dan kaki baby ku yg sebelah sudah keluar semata kaki langsung kakak dan suami ku lari berhamburan cari bidan dan dokter segera mereka datang dengan segala peralatan seluruh keluarga diminta keluar hanya suami yg boleh didalam mendampingi persalinan baby nya sudah dorong-dorong tapi sama bidan disuruh tahan dulu jangan didorong tidur miring jangan didorong dulu itu rasanya seperti udah mules banget ingin pub udah diujung tp harus ditahan ya Allah subhanallah setelah peralatan siap kaki diposisikan tangan pengang pergelangan kaki siap dorong dan kressss !!! ternyata digunting aku triak sekencang-kencangnya sambil dorong alhamdulillah kaki keluar sempurna sekali dorongan lagi untuk keluarin kepalanya alhamdulillah ya Allah dengan 2x dorongan baby ku keluar sempurna dg bantuan dokter jaga dan para bidan tp blm sampai disitu babyku ternyata nggak nangis harapan merasakan IMD (inisiasi menyusui dini) sirna baby ku langsung dibawa keruang perinatologi sementara aku masih harus melalui tahap mengeluarkan plasenta dan menerima jahitan yg tanpa bius itu rasanya aduhai masyaAllah...
tepat jam 6 pagi hari minggu 21 Oktober 2018 baby boy lahir dengan nama Athar Sulaiman Al Aziz tanpa melihat wajahnya tanpa mendengar tangisnya aku dipindahkan ke ruang perawatan selama diruang perawatan aku hanya bisa mengetahui kondisi baby ku dr cerita suami
tobe continue
santi purnamasari