asi sedikit

Bunda asiku kan sedikit bgd yah klo aku tambahin susu untuk si baby gpp kan yah ? soalnya kasian kurang trus mimiknya :(

2 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Saya copaskan dr fb grup AIMI, supaya pengetahuan ibu thd ASI itu terbuka. [Salahkan Saja ASI] Ditulis oleh Lianita Prawindarti, admin grup FB AIMI untuk Grup FB AIMI, 21 Desember 2018. Setiap hari kita sering mendengar atau membaca pernyataan atau pertanyaan yg bernada menyalahkan ASI. Kadang kalimat ini muncul dari tenaga kesehatan, dari keluarga terdekat, atau bahkan dari sang ibu itu sendiri. Bayi kurus, ASI yang salah. Bayi sakit, ASI juga yang dianggap penyebabnya. Ibu rambutnya rontok, ASI yang disalahkan. Bayi alergi, ASI yg kena kambing hitam. Bayi rewel, ASI juga disalahkan lagi. Ibu jadi demam dan mudah bengkak payudara, salahkan juga ASI. Dan seterusnya. Seorang pakar laktasi dunia dokter Jack Newman pernah menulis bahwa selama si ibu masih menyusui, selama si bayi masih mendapat ASI, ASI akan selalu jadi kambing hitam. Karena memang paling mudah menyalahkan ASI. Kebayang ngga sih hebatnya tubuh kita para perempuan ini? Bisa hamil 9 bulan lebih menghidupi janin hingga bentuknya sempurna dan siap lahir ke dunia. Lalu punya kekuatan super untuk membawa manusia lahir ke dunia yang menurut penelitian sakitnya melahirkan menyerupai 20 tulang yg dipatahkan bersamaan. Lalu diberi Tuhan kekuatan untuk memberi makan bayi yang mana makanan itu sudah disiapkan sejak bayi dalam kandungan. Kurang apa hebatnya tubuh perempuan? Jadi, jangan pernah meragukan kekuatan tubuh kita yang sudah jadi anugerah Yang Maha Pengasih. Lewat badan kita, calon manusia bertumbuh dan lahir. Lewat tubuh kita juga, manusia mendapatkan asupannya. Jangan pernah meragukan lagi ASI yg kita hasilkan. Buang jauh2 pikiran ASI tidak bagus, tidak berkualitas, ASI di payudara bisa basi, ASI tidak cukup, ASI ga enak, dan sebagainya. Bayi dan ASInya adalah satu paket titipan Tuhan buat kita para ibu. Tugas kita berjuang menyalurkannya dengan sebaik baiknya. Caranya? Tekad yg kuat, belajar ttg ASI dan menyusui sejak masa kehamilan, serta bangun dukungan dari orang-orang sekitar. Karena berjuang memberikan anugerah Tuhan buat bayi kita adalah super power kita yang lain sebagai ibu. Berjuang untuk hak anak kita! Jangan jadikan ukuran payudara sebagai tanda kecukupan ASI. Jangan jadikan kencang atau lembeknya payudara sebagai tanda ASI kurang. Jangan jadikan netes atau tidaknya ASI sebagai tanda bahwa ASI kita tidak memadai. Jangan jadikan wujud ASI kita sebagai tanda bahwa ASI tidak bergizi. Jangan biarkan mitos dan kata-kata orang lain melemahkan super power kita. Tanda2 kecukupan ASI itu terukur kok. Gimana mengukurnya? Dari jumlah BAK, pola BAB, dan juga dari kenaikan berat yang sesuai kurva. Ngga tahu cara mengukur kecukupan ASI? Mari belajar! Kalau belum tahu gimana cara baca KMS diskusi sama bidan atau dokter anak, minta diajarkan. Baca dokumen2 grup, termasuk dokumen ttg cara membaca growth chart. Masih kesulitan menyusui? Cari konselor menyusui, pergi ke klinik laktasi, temui tenaga kesehatan yang paham tentang manajemen laktasi. Masalah menyusui itu sama seperti masalah kesehatan lainnya. Jika ada masalah, cari penyebabnya, cari solusinya, cari pertolongan ahlinya. Ayo berhenti menyalahkan ASI! Mari lebih menghargai kekuatan tubuh kita sendiri. Kalau bukan kita yang menghargai diri kita, lalu siapa lagi? πŸ₯° Jakarta, Jelang Hari Ibu 2018 Tautan untuk share: https://www.facebook.com/groups/AIMI.ASI/permalink/10158144593824778/

Baca lagi

konsultasi ke dsa sebelum kasih susu selain asi bun, dan kalau sudah direkomendasikan susunya, jangan lupa tetap susui dulu sebelum kasih sufornya, jangan terlena untuk kasih sufor aja karna merasa asi tetap sedikit, selagi dibantu sufor ikhtiar untuk naikin produksi asinya dengan pompa, minum makan yang bergizi yang bisa untuk naikin produksi asi, kalau perlu minum asi booster, bahagia, hindari stress, dan yang terpenting jangan kasih dot untuk sufornya, resiko bingung puting, kalau sudah bingung puting akan susah juga untuk naikin produksi asi,

Baca lagi