saya ga tau seberapa dewasa bunda dan calon suami. tp hanya menyarankan secara logis aja. usia bunda memang masih sangat muda. memiliki bayi itu sangat berat. pertama, kesabaran selama 3 bulan menyusui dan tdk tdr ( bahkan kami semua ada yg mengalami baby blues syndrome), menikah itu membuat permasalahan baru ( bole baca semua curhat kami di bagian pernikahan, yg sdh berumur pun masih diterjang masalah dan bnyk cerita pahit), keuangan juga ga hanya makan cinta. kita realistis aja ya. uang ga ada, usia masih muda, kerjaan belum ada, sudah ada bayi yg akan lahir yg perlu baju makan mainan tempat yang layak. rencana bunda bgmn? kl berharap bergantung ortu namanya belum siap. kl beriman dicukup2in, namanya sembrono krn anak lahir tanggungjawab kita. kl merasa bisa dan mantap, cba pikirkan baik2 seberapa siap secara finansial, sama2 instropeksi diri apa masih emosional atau tdk, apa pernikahan ini krn sudah terlanjur atau memang sama2 siap.
saran saya, saya ga mau melihat lagi penambahan ibu2 yg menderita dalam pernikahan krn kurang siap. berat bun, bener deh. dan bunda baru usia 19 tahun. berfikir secara logis aja gimana. kl ngmngin soal agama dan hati, ya saya akan sama bilang pertahankan. tp saya ga mau menjerumuskan bunda. ada saatnya kehidupan itu membawa warna gelap dan pahit untuk mengajarkan kita menjadi manusia lebih baik. so, kalau yg terbaik digugurkanpun, ini hanya sebuah perjalanan pahit krn kesalahan yg jangan terulang. mohon pertimbangkan baik2
Baca lagi