MENGAPA AKU TIDAK SEBERUNTUNG TEMAN2KU DALAM HAL APAPUN??
Bun, mau curhat soal kehidupan, aku lagi di fase merenung dan "mengasihani diri sendiri". Dulu aku selalu berfikir, kekayaan tidak lah penting, hidup sederhana, tanpa hutang dan cicilan, keluarga yang utuh sudah jauh dari cukup. Tapi, salahkan aku ketika berhadapan dengan teman2 sebayaku, aku menjadi sangat minder?? Jujur, rasa minder ini membuatku menarik diri dari pergaulan, jika orang lain mendekati orang2 kaya, aku justru malu terlalu dekat dengan teman2 lamaku, karena aku merasa sudah tidak sepadan dengan mereka. Mungkin karena sejak SMP, aku selalu berada di kelas unggulan, aku selalu berada di circle orang2 cerdas dan punya masa depan yang cerah, entah aku salah masuk di sana, tapi aku memang masuk sekolah dan kelas unggulan, bahkan kampus unggulan karena aku selalu lolos tes dan nilaiku selalu cukup. Terutama saat kuliah, Aku punya 2 orang sahabat, kami selalu kemana2 ber-3. Ke 2 sahabatku memang lebih terkenal dan lebih cerdas dari aku, mereka juga aktif dalam kegiatan, cowok2 banyak yang naksir dengan mereka, kedua temanku cantik2, pintar2 dan tinggi2, banyak yang berfikir mereka seperti anak kembar, sedangkan aku pendek sendiri, jelek sendiri, nilaiku pas2an sendiri, aku sama sekali tidak menonjol dalam hal apapun. Mungkin saat kami berjalan ber3, yang selalu terlihat adalah ke 2 sahabatku. Aku invisible, aku tidak pernah dinotice baik oleh dosen maupun teman2, bahkan ke 2 temanku sering di ajak dosen mengerjakan projek2nya sementara aku tidak pernah diajak. Saat itu aku berfikir, Gapapa, namanya juga masih kuliah, masih belajar, kita gak pernah tau nasib kami ke depannya, mungkin setelah kuliah aku akan lebih maju dan bisa menyamai mereka, rezeki gak ada yang tau, mungkin aku akan dapat kerjaan yang mapan, dan punya suami yang mapan, seperti dalam drakor, fikirku telalu halu. Tapi ternyata, aku juga tidak lulus tepat waktu, sahabatku yang paling pintar lulus lebih dulu, dia bahkan bekerja sebagai manager di luar kota dengan gaji 2 digit, Sahabatku yang paling cantik juga belum lulus, tapi dia menikah muda dengan seorang anggota aparatur negara, sementara aku? selama satu semester aku mengejar ketertinggalan IPK ku, setelah itu menyusul skripsi, aku lulus telat setahun. Setelah lulus, aku juga tidak langsung dapat pekerjaan yang mapan, selama 2 bulan diomelin bapakku karena menganggur, bertahun2 aku bekerja freelance sebagai pengajar les, karena aku tidak cocok bekerja kantoran. Waktu berlalu, Sahabatku yang paling pintar menikah dengan pegawai BUMN, dijodohkan oleh Ustadz tempat kami mengaji, ya Allah, betapa sempurna kehidupan sahabatku, dia punya pekerjaan dan penghasilan mapan, lalu dijodohkan dengan lelaki mapan yang kesholehannya dijamin Ustadz, aku saat itu iri, aku berfikir, kenapa Ustadz tidak adil? kenapa dia menjodohkannya dengan sahabatku, bukan denganku yang juga butuh penopang hidup?? Di sisi lain, sahabatku yang paling cantik, sudah lulus kuliah dan punya anak. Lalu aku apa?? pekerjaanku tidak tetap, tabunganku tidak ada karena jadi tulang punggung keluarga, Usiaku mendekati 30 Tahun dan aku belum menikah, kenapa fase hidupku selaly terlambat ya Allah? 😭 Waktu berlalu, Alhamdulillah aku dapat pekerjaan tetap dengan gaji lumayan, tapi tidak juga berjodoh, kedua sahabatku sudah bahagia dengan anak2 dan suami mereka masing2 dengan kehidupan yang mapan. Di usia 29 tahun, akhirnya aku berjodoh dengan suamiku, aku mengenalnya sejak SMP dan aku langsung menerima pinangannya, aku tidak perduli gajinya hanya UMK, dan dia buta warna parsial, dia hanya lulusan STM yang jenjang jabatannya terbatas, dia juga tidak ikut pengajian, aku tau prospek ke depan bersamanya aku tidak akan pernah kaya. Saat itu aku berfikir, manusia tidak ada yang sempurna, aku tidak bisa lagi menunggu dijodohkan oleh Ustadz demi hanya untuk mencari yang sempurna. 2 tahun kami tidak di karuniai anak, sementara ke 2 sahabatku masing2 sudah punya 2 dan 3 anak. Aku terus berfikir, Ya Allah, kenapa kehidupanku selalu terbelakang dibanding dengan ke 2 sahabatku?? 😭 Alhamdulillah sekarang aku punya seorang anak. Aku sangat mensyukurinya, tapi pikiranku sebagai manusia terus membandingkan hidupku yang pecundang dengan sahabat2ku, hanya suamiku yang karyawan swasta biasa dengan gaji UMK, hanya aku yang tidak punya mobil, saat berkumpul, hatiku teriris melihat anakku panas2an di sepeda motor, sementara anak2 lain di mobil ber AC 😭 dan hanya aku yang tidak pernah pergi ke luar kota ikut suami seperti ke 2 sahabatku. Apa kelebihanku dibanding mereka?? Aku tidak lebih kaya dari mereka, aku tidak lebih cantik dari mereka, aku tidak lebih sholehah dari mereka, aku tidak lebih bertakwa dari mereka. Di saat mereka sudah punya segalanya, aku masih sibuk menghitung uang bulanan yang kuusahakan cukup Apakah aku hanya akan terus jadi pecundang seumur hidup?? Aku bahkan tidak tau aku punya kelebihan dan bakat apa untuk membuat diriku lebih baik dan bisa diandalkan. Aku Hanya tidak ingin anakku tidak seberuntung diriku karena punya orang tua yang pas2an 😭
Insha Allah Bayi Sehat dan Selamat. Aamiin