Nikah 2x

saya juga hamil di luar nikah dan bhkn yang mnghmili sayapun mau bertanggung jawab dn klo mng iya gk boleh pke nasab bapanya dan bpknya gk boleh mngakuinya..buat apa orang itu bertanggung jawab gk adi artinya dong. n bhkn mngkn blh mngakuinya tapi nasab sama ibunya, bhkn bpknya gk bisa mewakili anknya jika ia mnikah nnti. lalu apa gunanya laki2 itu untuk kita dn ngapain pula di tanggung jawab cuma untuk hanya mnafkahinya saja..mnding klo mnafkahi klo gk sama sekli gk ada guna cma mau enaknya aja.. maaf ya ibu2 klo tersinggung.. gini ya klo mng mau cari tau kbenranya sah atau tidak cba tanya sama orang yang bner2 memahami agama dan setelat cba cari tau di alkitab atau alqur'an dan baca tafsiranya dan simak betul2 samain sama apa yang di kasih tau sama ustad ataupun google..jngn asal apa yang orang bilng trus gk mau cari tau kbnranya cuma bisa sedih ngurung diri dn bhkn stres trus bingung, curhat sana sini gk jlas..bhkn blm tentu semuanya yang di bilng itu bner kenyataanya..ntar ujung2nya mkin ngelakuin dosa bunuh dirilah di gugurinlh apalh cma bisa nyelakai diri sndiri dn mnyalhknya keadaan.. lebih baik cari tau kbnaranya dulu jngn main percaya sama orang dan klo bisa berserah diri sama yang pencipta dan bertaubt.tuhn juga pasti akn kasih jawabnya dan ksih solusinya.jngn mudah percaya n mnyerah gitu aja sama apa yang orang bilang..kau tau dunia ini amat sangatlh kejam.

Insyaa Allah pendapat yang benar, menikah seharusnya setelah melahirkan, dan terputus nasab ayahnya meskipun masih usia 2 bulan dalam kandungan... Dari Abu Said Al Khudriy dan dia memarfu’kannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang tawanan-tawanan perang Authaas [26], “Janganlah disetubuhi perempuan yang hamil sampai dia melahirkan dan yang tidak hamil sampai satu kali haid.” [Hadits riwayat Abu Dawud (no. 2157), Ahmad (3/28,62,87) dan Ad Darimi (2/171.)] Referensi: https://almanhaj.or.id/2099-hamil-di-luar-nikah-dan-masalah-nasab-anak-zina.html Anak tersebut dinasabkan kepada ibunya [2] dan tidak dinasabkan kepada laki-laki yang menzinai ibunya (bapak zinanya). Tegasnya, hubungan nasab antara anak dengan bapaknya terputus. Lebih luasnya lagi bacalah kitab-kitab di bawah ini: 1. Al Mughni, Ibnu Qudamah (juz 9 hal 529-530 tahqiq Doktor Abdullah bin Abdul Muhsin At Turkiy). 2. Majmu Fatawa, Ibnu Taymiyyah (jilid 32 hal. 134-142). 3. Majmu Syarah Muhadzdzab (juz 15 hal. 109-113). 4. Al Ankihatul Faasidah (hal. 75-79 Abdurrahman bin abdirrahman Sumailah Al Ahsal). Referensi: https://almanhaj.or.id/2099-hamil-di-luar-nikah-dan-masalah-nasab-anak-zina.html Barakallah...

Menurut para Ulama Syafi’iah, hukum menikahi wanita saat hamil adalah sah selama tidak ada dalil yang melarangnya. Imam syafiiah juga menjelaskan bahwa wanita yang hamil boleh menikah dengan laki-laki yang menzinainya maupun yang tidak menzinainya. Pernikahan tersebut diperbolehkan menurut mazhab syafiiah selama pernikahan tersebut memenuhi syarat nikah dan adanya ijab kabul. Ulama syafiiah juga berpendapat bahwa wanita menikah saat hamil tidak memiliki masa iddah. Pendapat tersebut hampir sejalan dengan pendapat Ulama hanafiyah bahwa pernikahan wanita saat hamil hukumnya sah apabila ia menikah dengan pria yang menzinainya dan memenuhi syarat maupun akad nikah. Ulama Hanafiyah berpendapat demikian karena mengacu pada ayat Al qur’an bahwa wanita yang hamil bukanlah salah satu wanita yang haram untuk dinikahi. Hal ini disebutkan dalam Al qur’an surat An Nisa ayat 23. https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.com/menikah-saat-hamil/amp

setauku ada 2 mazhab ttg ini. ada yang harus ijab qobul lagi setelah melahirkan, ada yang sah ijab qobulnya walaupun dilakukan ketika si wanita hamil. namun, untuk yang beredar di masyarakat, kayaknya yang harus ijab qobul lagi setelah melahirkan, karena katanya, untuk meng-sah-kan status anak selanjutnya ( anak ke 2 dst.). tapi, mau usia berapa pun kandungan, anak itu tetap anak di luar pernikahan. jadi, anak tsb ttp tidak bisa di nazabkan ke ayahnya. tidak mendapat warisan ketika ayahnya meninggal. tidak bisa menggantikan menjadi wali untuk menikahkan adik perempuannya jika kelak ayahnya meninggal duluan, dan tidak bisa memakai bin/binti ayahnya

saya setuju sama bunda shanum.. karna kan kita hanya mndengarkan dari ustadt aja.. dan ustadt itu kn laki2 pasti lah dia mmbela laki2.. jangn asal bicara bunda2 krna sayapun hamil di luar nikah dan gk ada ucapan atau omongn kalo pernikahan saya itu tidak sah bhkn ortu saya wali hakim dan para ustadt yang menyaksikan pernikahankupun tak bicara apa2.. kalo bunda2 tau dari ustadt dan tidak mncari tau kbnranya lebih dlm lagi jadi gini dech ngaco.. kalo apa yang bunda2 bilang bner enakn laki2 yang main ngelakuin gitu sama ank orang gk usah tanggung jawab pun bisa.. kalo ngomong tuh ya di pikir dulu

setau saya, kalau kita mengikuti madzab syafii dan hanafi itu tidak perlu nikah 2x, karna nikahnya sah walau dalam keadaan hamil. tapi betul kalau anaknya perempuan, dia tdk bisa diwalikan oleh ayah biologisnya, karna tidak ada nasab dengan ayahnya. tapi untuk anak kedua dst tetep bisa diwalikan ayahnya nah kalo mengikuti mdzab hambali dan maliki, itu wajib nikah lagi setelah anak lahir, setidaknya setelah selesai masa nifas. karna wanita hamil itu ibarat orang yang masih dalam masa iddah, tidak sah dinikah. anaknyapun tidak ada hubungan nasab dengan ayah biologisnya.

Anak yang lahir dari hamil sebelum menikah itu tidak bisa dinasabkan kepada ayahnya , anak itu anak ibunya , jadi nanti pakai bin/binti ibu nya , jika anaknya perempuan nanti saat anaknya menikah si ayah tidak bisa menjadi wali nikah untuk anaknya digantikan dengan wali hakim. Dan tidak wajib mendapatkan warisan ayahnya gitu Bun .gimana pun itu cara yang salah ,yang bisa dilakukan sekarang taubat yang sungguh sungguh taubatan nasuha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Alangkah bagusnya bunda ulang nikah setelah melahirkan, karna kalau ragu nanti bunda misal punya anak lagi, berarti anak diluar nikah lagi, kalau di ulang nikah setelah lahiran udah gak ada keraguan lagi udah bener2 halal. Soal bin nama anak kalau anak luar nikah walaupun masih kandungan 2 bulan tetap tidak bisa pake nama ayahnya bun, atau kalau bunda ragu alangkah bagusnya bunda diskusi dengan pakarnya kaya ustad atau kiyai, mereka lebih faham ilmu agama bun, semoga terbantu ya bun 😉😊

Sepengetahuan saya bun, kalo maslah nikah lagi atw ga itu tergantung dgn madzhab ap yg bnda percayai, krna ada madzhab bilang ga perlu nikah lagi n ada jga madzhab bilang harus akad lagi,, andaikan bndamau akad lgi ga papa" cukup ada bnda, suami, wali, saksi n ijab qabul,, Kalo menikah sebelum usia kandungan 6bln dia bisa pakai bin/binti ayah tp kalo anak lahir sebelum usia pernikahan 4 bln dia pakai bin/binti ibunya,, Lebih jelasnya silakan bnda tanya ke ustad atau ke ahli fiqh ya bun,,

tetap binti ibunya bun, semoga anaknya laki laki ya. amannya ijab 2 kali aja bun. pakai ustad aja untuk ijab yang kedua. saya menikah di tanggal yg ga begitu bagus, jadi tahun berikutnya ditanggal dan bulan yg sama harus ijab ulang, mamaku mau pake ustad (gak pake penghulu) untuk ijab ulang aku dan suami. namanya kalo dijawa itu ngumbah nikah. Alhamdulillahnya saat itu ga langsung hamil karna abis nikah langsung ldm, jadi ga dicurigain hamil diluar nikah 🤣😅