SEDIH, 2 HARI LAHIRAN BELUM KETEMU DEK BAYI
Bun, curhat sekaligus berbagi pengalaman melahirkan dan minta do'anya ๐. kupikir hari kelahiran bayiku akan menjadi hari paling membahagiakan dalam hidupku, bayi yg begitu kuusahakan dan kunanti-nantikan selama 3 tahun benar-benar hadir dalam hidupku, semua orang akan ikut bahagia dan memberiku selamat. Nyatanya aku dan suami harus menelan kepahitan, belum bisa melihat apalagi memeluk bayi kami sendiri ๐ญ Jadi, ceritanya di usia kehamilan 38 Minggu 1 hari, di minggu subuh, aku bangun mau sholat subuh, seperti biasa aku bangun dari tempat tidur dengan penuh perjuangan karena sakit pinggang dan panggul, sebelumnya aku merasa malam harinya aku banyak menggaruk perutku karena gatal, dan itu juga sesuatu yang biasa bagiku selama hamil. Seperti biasa lagi, aku bangun jm 5 pagi dan langsung buang air kecil dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Saat berwudhu ada yang aneh, aku yg selama hamil besar selalu melepas celana dalmku di kamar, tiba2 merasakan cairan encer dari Miss V ku mengucur, awalnya kupikir keputihan seperti biasa, aku mengulang wudhuku lagi, tapi lagi2 cairan itu keluar lebih banyak dan terlihat bening, kupikir itu air kencing, mungkin aku sudah mulai sulit menahan air kencingku sendiri, aku wudhu lagi, tapi belum selesai wudhuku, cairan itu keluar lagi, jadi aku smpai harus berwudhu berkali2 karena kupikir itu adalah air kencing yang tdk bisa kutahan. Aku lalu sholat subuh, tapi rakaatku belum selesai cairan itu keluar lagi, akhirnya ku niatkan dalam hatiku insha Allah sholatku sah dan kulanjutkan sholatku smpai akhir. Cairan terus mengucur smpai mengenai mukenah dan sajadahku, jadi karena aku masih berfikir itu adalah air kencing jadi mukenah n sajadahku, ku masukkan ke keranjang pakaian kotor, tapi kemudian cairan terus menerus keluar, dan akhirnya aku menciumi aroma cairan itu, sama sekali tidak berbau seperti air kencing, "ini apa? Masak air ketuban?" Pikirku tdk yakin, karena baunya tidak seperti air kencing, tapi jika disebut air ketuban juga aku tidak merasakan sakit apapun, lagi pula HPL ku masih tanggal 4 Juni, masih lumayan lama. Tapi semakin aku mengabaikan, cairan itu semakin mengucur deras membasahi lantai dan kursi yang aku duduki, akhirnya kubangukan suamiku dan menunjukkan cairan yang sudah membanjiri lantai, suamiku panik dan langsung memanggil mertuaku. Bukannya ikut panik, karena melihat aku tidak kesakitan, mertua malah santai dan bilang dlu dia jg gtu pas melahirkan 2 anaknya, keluar cairan paginya, sore sakit baru ke bidan, jadi aku disuruh santai2 saja, nanti kalau sakit baru ke klinik. Tapi aku tidak tenang, aku punya banyak pengalaman dari sepupu2ku bahkan ibuku sendiri yang mengalami pecah ketuban dan bayinya keracunan air ketuban. Aku searching di google apotek yang buka dan minta suamiku untuk membeli kertas tes air ketuban (lupa namanya), tapi suamiku bilang sudah nanti langsung aja ke klinik gak perlu ke apotek lagi. Tapi karena mendengarkan omongan ibunya dia suruh aku santai saja, tunggu terang dlu mandi n sarapan dulu karena menurut pengalaman istri temannya, pas datang ke RS masih pembukaan 2 disuruh pulang, jadi suamiku yakin aja nanti jg aku bakal begitu mengingat aku belum merasa kesakitan. Akupun mencoba untuk agak santai, aku pakai pembalut untuk menahan cairan terus mengalir, suamiku masih baring agak santai, sementara mertuaku memasakkan sarapan, aku telepon ibuku dan menceritakan kondisiku, ibuku menyuruhku cepat2 ke klinik, tapi ku bilang g enak sama mertuaku dipkir aku gak percaya sama dia dengan pengalamannya punya 2 anak, sementara pengalaman ibuku sudah 7 anak, tapi aku memilih ngalah daripada mertua tersinggung. Karena merasa lapar, akupun buru2 sarapan, mertuaku terus2an ngmong kalo ini gapapa, tunggu siangan aja, tunggu kliniknya buka, dia gak tau kalo UGD buka 24 jam, tapi setelah makan cairan itu kembali mengucur deras di depan mata mertuaku, jadi mungkin dia sudah mulai percaya kalau ini bukan sepele. Aku lalu mandi sementara suamiku sarapan, setelah itu buru2 aku ajak suamiku berangkat ke klinik bersalin terdekat dari rumahku. Smpai klinik, benar saja, itu air ketuban! Ketubanku pecah, Bidan langsung bilang, sakit gak sakit pasti ditahan karena sudah keluar air ketuban. Bidan langsung memeriksa pembukaanku dan belum ada pembukaan dan ternyata panggulku sempit karena tinggi badanku kurang, dan mutlak aku tidak bisa melahirkan normal, harus Caesar! Aku dan suami langsung pasrah dan setuju, walaupun agak kecewa tidak bisa normal dan kemungkinan selamanya tdak akan bisa normal, tapi aku bersyukur, tidak perlu merasakan sakit 2 kali, tidak merasakan mulas mau melahirkan, hanya akan sakit pasca operasi. Jm 9 diputuskan untuk operasi. Air ketubanku pun membasahi ruang operasi, jam 9 sekian2 aku akhirnya di operasi, pengalaman pertama operasi paling sakit adalah saat pinggang belakang disuntik, lumayan sakit, kakiku terasa kesetrum, tapi tdak sesakit yang kubayangkan karena sebelumnya aku mendengarkan cerita dari org2 yg sudah SC dan bilang bagian itu yg paling sakit, mungkin jg karena karena aku terus2an mensugesti diriku, kalau ini bukan apa2 dibandingkan teman2ku yg harus merasakan sakitnya kontraksi dan di induksi. Setelah dibius setengah badan perlahan badanku bagian bawah mulai mati rasa, dan aku merasa mulai mengantuk dan setengah sadar, aku seperti tak berdaya, rasanya ingin batuk dan muntah tapi sama sekali tidak punya tenaga untuk mengeluarkan, perawat memberikan handuk kecil, entah itu apa, rasa mual dan ingin batukku perlahan hilang. Anehnya, aku masih bisa mendengarkan dengan jelas obrolan para team dokter,dan sesekali kulihat layar monitor yang memperlihatkan perutku dibelek. Alhamdulillah jam 9.27 pagi tanggal 22 Mei 2022, aku melihat bayiku dikeluarkan dari rahimku, aku mendengar tangisannya, setengah sadar aku menangis tersedu2 tanpa suara, inilah hasil perjuanganku. Tapi aku tidak sempat melihat bayiku secara langsung karena langsung dibawa, aku cma mendengar tangisannya di ruang sebelah. Operasi dan mengeluarkan bayi sangat sebentar, gak butuh 15 menit, yg lama adalah proses menjahitnya. Setelah operasi aku merasa menggigil ternyata itu efek aku kehilangan banyak darah, setelah itu aku ke ruang perawatan tapi tak kunjung bertemu bayiku, mertuaku datang dan bertanya kepada petugas, katanya untuk bayi yg di Caesar butuh observasi selama 6 jam, jika tidak ada masalah akan langsung diserahkan ke ibunya, tapi sampai waktunya tiba, suamiku diberitahu kalau bayi kami sedang mendapatkan tindakan, aku sudah punya firasat kalau ini pasti ada hubungannya dengan air ketuban, benar saja, bayi kami menelan banyak air ketuban jadi harus disedot cairan dari dalam perutnya, ya membuatku tak menyangka, ternyata bayi kami kekurangan gula darah makanya butuh bantuan pernafasan. Aku gtw apakah itu kelainan bawaan, ataukah salahku mengkonsumsi makanan ๐ญ tapi aku sangat sedih tidak bisa langsung melihat dan memeluk bayiku dengan senyuman, tapi aku yakin dia akan baik2 saja, aku melihat mata suamiku berkaca2 menahan tangis, karena dialah satu2nya yang sempat melihat bayi kami, tapi dia berusaha menutupinya karena gmw aku ngedrop. Aku gak tau kapan aku bisa ketemu sama anakku, kata petugas, aku bisa menengoknya di ruang bayi, tapi kondisiku sndiri pasca caesar belum bisa bangun dan berdiri, aku jg belum bisa memberikan air susuku karena bayiku harus puasa untuk mengeluarkan racun air ketuban yang ada dalam tubuhnya. Bunda2, mohon kuatkan aku dan bantu do'a untuk kesehatan dan keselamatan bayiku, semoga dia segera bisa berada di dalam pelukan kami, aamiin ya Rabb.#bantusharing #pleasehelp #firstmom #firstbaby