βœ•

2 Tanggapan

Sebelum bunda-bunda penganut "harus mau diapain saja sama suami" datang, aku mau bantu jawab ya Bun. 😊 Kalau ditanya boleh nolak atau nggak, ya boleh. Hubungan seksual harus menyenangkan dua belah pihak, jangan sampai salah satunya merasa terpaksa dan malah bikin sedih, marah, atau hilang rasa cintanya. Tapiii perhatikan cara nolaknya, Bun. Bunda bisa sampaikan baik-baik kalau Bunda nggak suka hal itu, dengan alasan abcd. Yang jujur dan jelas ya Bun.. Atau mungkin Bunda mau minta coba gantian dulu, suaminya yang stimulasi klitoris/vagina dengan lidah? 😝 (kadang ada laki-laki yang minta dimainkan pakai mulut tapi dirinya nggak mau melayani istri dengan cara serupa soalnya, paling malas sama yang begini) Nah kalau terkait foreplay, apakah Bunda sudah komunikasikan apa yang Bunda inginkan? Apakah Bunda pernah eksplorasi tubuh Bunda sendiri agar tahu bagian mana yang sensitif dan bagaimana cara menstimulasinya? Kalau sudah tapi suami tetap tidak peduli keadaan Bunda dan malah menyebabkan Bunda tidak nyaman saat penetrasi, itu namanya dzalim. πŸ˜” Soalnya, kembali, hubungan seksual harusnya menyenangkan kedua belah pihak. Tapi kalau belum, coba komunikasikan ya Bun. Urusan ranjang itu sensitif Bun kayak duit, harus diomongin banget banget dan jangan mikirin malu apalagi tabu. Bilang apa yang masing-masing mau, masing-masing nggak mau, dan batas toleransi "keliaran" masing-masing. Semoga bisa membaik situasinya ya Bunn. πŸ₯°

Kuncinya komunikasi bun. Suami istri itu kan layaknya sahabat yang bebas bertukar pikiran. Kalau bunda muslim, dalam agama Islam juga dilarang koq berbuat semena-mena terhadap pasangan. Coba deh nonton kajian dokter Aisyah Dahlan tentang cara berkomunikasi yang benar dengan pasangan.

Pertanyaan populer