Caraku Menjaga Kewarasan (Part 2): Beribadah

Aku hanya manusia biasa yang punya kekurangan. Setelah menikah tidak segera mendapatkan kesempatan untuk mengandung, rasanya memilukan. Tidak ada pilihan selain bersabar dalam penantian. Aku yakin, Tuhan Maha Mengetahui waktu terbaik untukku. Demi menjaga kewarasan jiwa, aku selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Percuma curhat kepada manusia, karena belum tentu orang memahami keadaanku. Aku bukan orang suci. Aku punya banyak dosa. Maka aku terus memohon ampun dan memasrahkan diri. Ikhlas menjalani semua. Tetap melakukan kegiatan bermanfaat selama belum hadirnya buah hati. Tetap berjuang semampuku. Hingga 3 tahun usia pernikahan, aku baru mengalami kehamilan yang pertama. Sebuah anugerah yang aku yakin terjadi karena 100% keajaiban Tuhan. Bukan karena aku perempuan subur atau suamiku laki-laki subur. Janin dalam rahimku murni berasal dari Tuhan. Sebab aku tidak pernah menunda kehamilan dengan KB ataupun sebaliknya program hamil (promil) apa pun. Hanya ikhtiar dan doa yang penuh kepasrahan.  Setelah 40 minggu lebih 2 hari, aku melahirkan seorang bayi perempuan. Aku mengalami masa-masa sulit sekali lagi. Ternyata menjadi ibu sama sekali tidak mudah. Banyak kondisi yang tidak sesuai ekspektasi. Aku tetap harus bersabar. Kata orang, perempuan yang sudah hamil dan punya anak itu sempurna. Bagiku tidak. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga seorang ibu. Aku bukanlah ibu yang sempurna. Walaupun melahirkan dengan normal, tetapi ASI-ku tidak melimpah seperti ibu-ibu yang lain. Aku tetap bersyukur dan berjuang lagi untuk mengASIhi. Lagi-lagi, aku membatin: semoga usahaku untuk melancarkan ASI ini menjadi ibadahku. Semoga dengan kekuranganku sebagai ibu, aku bisa mendidik anak dengan sebaik mungkin. Inilah ibadahku agar kesehatan jiwa tetap terjaga. Gambar: Pexels #KesehatanMentalTAP #RiskiDiannita  

Caraku Menjaga Kewarasan (Part 2): Beribadah
9 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

tetap mensyukuri Anugerah Tuhan,masih lebih baik dibanding saya 9 tahun menikah,5 tahun menanti pas mendapat kehamilan itu tidak layak disebut kehamilan krn tak ada janin,setelah luluh alami di 3 bulan kehamilan,saya masih berdo'a dan berharap mendapat gantinya.dua tahun berlalu saya mendapat garis dua lagi tp disertai flek.ternyata BO juga.ini pun dibiarkan luluh dengan sendirinya.selang 7 bulan saya hamil lagi dan ini pun kehamilan yg beresiko . 8 minggu sekarang dan saya tidak memiliki keberanian melangkahkan kaki ke dokter krn saya takut keluar dari pintu itu kebahagiaan saya saat ini luluhlantak lagi.saya hanya bisa berdiam dan berdoa.bahkan tak ada siapapun disini yg tahu saya sedang mengandung.krn kebahagiaan ini entah knp serasa aib jika nantinya berbuah pahit lagi.

Baca lagi
4y ago

terimakasih 🙂

semangat bu, perjalanan menjadi ibu adalah perjalanan yg sangat panjang, skg sy lbh ingin mendekatkan diri sm Allah agar ttp diberi kewarasan dan kesabaran, dlu anak masih bayi sering rewel asi seret, usia setahun susah makan GTM smpe kurus dan blm bs berjalan dpt nyiyiran sana sini, skg sudah mau makan badan udah mulai gemuk dan sudah bisa berjalan tp blm bisa bicara, masyaallah semuanya memang sangat butuh kesabaran utk menjadi seorang ibu, bukan hal yg mudah utk menjaga amanah dr Allah yg sudah dititipkan pada kita, be strong bunda

Baca lagi

Yang bunda tulis di paragraf ke 5, menggambarkan yang saya alami sekarang. Saya melahirkan normal namun asi tidak lancar, bayi saya tidak mau menyusu. Sampai saya dibilang bukan ibu karena tidak bisa menyusui anak.

4y ago

Ya Allah, sedihnya kalau orang bilang gitu. Tega banget. Padahal kita udah berusaha maksimal biar bisa lahiran normal dan taruhan nyawa. Tapi masih aja dibilang gak bisa jadi ibu. 😢 Terus berjuang untuk mendidik anak kita sebaik mungkin ya Bunda. ❤

VIP Member

masyaAllah... semngat bunda 🥰

4y ago

Makasih Bunda 😊❤

Semangat memetik pahala bun 🤗

4y ago

Aamiin 😇

VIP Member

semangat bundaa💪

4y ago

Makasih bunda 😊🙏