ingin curhat bun
29 agustus kemarin, serasa dunia saya hancur seketika, ketika mendengar bayi saya sudah tidak ada, saya selalu menyalahkan diri saya, knpa ini bisa terjadi pada anak saya, bahkan saya selalu berdoa kepada yang Maha Kuasa agar diberikan sisa hidup yang saya miliki untuk anak saya... Dan saya harus melahirkan bayi yg telah tiada dengan diberi rangsangan, rasanya hancur sehancur2 nya, saat itu juga saya merasa hidup saya tidak berarti, karna separuh nyawa saya sudah pergi... Jam 6 akhirnya saya bisa melahirkan anak saya yg sudah tidak bernyawa, hati saya menjerit, merintih, ingin berteriak, bangun nak, bangun, ibu disini nak, .. mungkin saat itu saya tidak bisa berfikir jernih .. saya selalu menyalahkan diri saya atas kejadian yg menimpa anak saya.. Akhirnya suami menguat kan saya, agar mengikhlaskan , karena semuanya ketentuan dari Allah, saya memberikan nama anak saya Aisyah al meiza, putri kecilku yang memiliki bibir semerah darah... Mungkin sampai saat ini saya juga masih belajar untuk mengikhlaskan, Dear aisyah anakku sayang... Bahagia disana ya nak, ibu akan selalu berdoa untuk aisyah, agar kita bisa dipertemukan di Akhirat nnti, sampai kapan pun aisyah adalah permata hati ibu, ajak ibu dan ayah ke syurga bersama aisyah, agar ibu bisa merawat aisyah... Ibu sangat merindukan aisyah... bidadari kecil ibu yang cantik ..
neurolog/ preemie baby's mom