Sondang Siahaan profile icon
BronzeBronze

Sondang Siahaan, Indonesia

Kontributor

About Sondang Siahaan

Mendamba seorang anak

My Orders
Posts(3)
Replies(0)
Articles(0)

Asa yg tak pernah putus

Usia pernikahan kami sudah memasuki tahun ke 4, 6 desember 2018 lalu. dihari ulang tahunku 28 januari 2019, saya menerima kado terindah dari Tuhan. saya telah mengandung 4 minggu. hati saya dan suami begitu bahagia atas berita ini. dengan gembira kami menjalani hari2 kami, diusia kandungan saya ke 9 minggu, suatu pagi saya merasakan hal yg tak biasa, saat bangun pagi saya mengalami flek sedikit berwarna coklat. saya khawatir apa yg terjadi, dan menelepon bidan yg biasa saya konsultasi, dia katakan saya harus bedrest, karena mungkin saya kelelahan saja, dan menyarankan untuk datang ke kliniknya, saat diperiksa kondisi tubuh saya lemah dan diberikan obat penguat janin. saat itu perasaan saya mulai gelisah karena 4 tahun silam saya pernah mengalami keguguran.dan berdoa agar anak saya baik2 saja. pekerjaan2 rumah semuanya dikerjakan suami saya, meski dia sudah lelah dengan pekerjaannya, tapi dia sangat memberikan dukungan kepada saya supaya anak kami dan saya sehat. saya tahu dia sangat lelah, karena kesehariannya dia bekerja di perkebunan sawit dimana kami tinggal disalah satu perusahaan di bengkulu utara, tapi demi kami bisa menjaga si calon bayi tetap sehat, meskipun dia lelah, dia tak pernah tunjukkan didedepan saya. dan itu membuat saya semangat dan tetap berdoa berharap Tuhan mempercayakan kami untuk menjaga dan merawat calon anak kami. pagi hari keesokan harinya, masih keluar flek juga. saya sangat khawatir apa tindakan yang harus kami buat, saya telepon lagi bidan saya, katanya ga usah khawatir kalau panggul dan perutnya tidak terasa panas dan kram itu tidak masalah. tapi masalahnya perut saya dan pinggul belakang sakit dan terasa panas. sampai satu harian saya coba bedrest dan tidak memutuskan untuk tidak menemui bidan saya karena kondisi jalanan dilingkungan tempat saya tinggal sangat jelek. sepanjang malam saya merasa gelisah sekali, tak sabar menunggu pagi. untuk saya dan suami pergi keluar untuk cek kandungan saya sebenarnya kenapa. pagi harinya, saya dan suami berangkat menggunakan mobil perusahaan untuk berobat, sesampai di puskesmas terdekat, saya sudah sangat lemah, pendarahan yg tadinya hanya sedikit2, saat itu sudah seperti haid. saat itu kami tidak pergi ke rumah sakit, karena di bengkulu utara memang tidak ada rumah sakit, rumah sakit bisa ditempuh dengan perjalanan 6 jam an. saat bidan memeriksa kondisi tubuh saya, dan calon bayi, ternyata calon bayi sudah kelihatan dimulut rahim dan tidak bisa diselamatkan lagi. hati saya dan suami sangat hancur ??? dan saya merasa kalau saya sudah gagal menjaga janin saya. saya sangat sedih dan merasa bersalah pada suami saya, karena dia pun sangat mengharapkan anak kami. tapi saat itu dia hanya menyemangati saya dengan ucapan, ini semua sudah rencana Tuhan, mungkin sicalon bayi bukan rejeki kita, dan Tuhan lebih menyayanginya. dengan ditambah lagi proses kuret, disaksikan oleh suami saya juga, saat itu dia hanya bisa diam dan menahan sedihnya didepan saya, menguatkan saya yg menahan sakitnya dikuret. sakitnya tidak terkatakan, tanpa obat bius, bidan membersihkan sisa2 jaringan dari rahim saya. saat itu saya menangis sambil membayangkan betapa besarnya perjuangan seorang IBU. dengan hati yg hancur, dan air mata bercucuran saya melewati proses itu sampai masa perawatan dilakukan, hati saya berkata meskipun saya tidak bisa melihat wajah calon anak kami, menjaga dan merawatnya. semoga Tuhan menggantikannya dengan yg lebih Indah. Amin ??? #RumahTanggaTAP

Read more
Asa yg tak pernah putus
VIP Member
undefined profile icon
Write a reply