Dzumrotul Hasanah profile icon
SilverSilver

Dzumrotul Hasanah, Indonesia

Anggota VIP

About Dzumrotul Hasanah

Panggil aja Hana

My Orders
Posts(4)
Replies(39)
Articles(0)

Sahabat dari secuil permen karet #MasaKecilTAP

Pengalamanku ini sangat berkesan, lucu dan sepertinya mengandung kesan positif, Bunda, hehehe. Pengalaman masa kecil ini aku dapatkan saat masih SD kelas 5. Aku sekolah di SD pinggiran, kegiatan sehari-hari masyarakatnya nggak jauh dari berkebun, berternak dan sejenisnya. Jarang banget ditemukan snack atau makanan kota disana. Suasanya pun masih asri, pohon-pohon banyak yang rimbun dan lalu lalang kendaraan sangat jarang ditemukan. Sewaktu SD, ada kakak kelas yang sering dibully oleh teman-temannya. Sebut saja namanya Lilis. Kakak kelasku tersebut dibully karena ayahnya seorang peternak kerbau dan dia setiap sepulang sekolah selalu ikut ayahnya mengembala kerbau hingga sore menjelang maghrib. Lilis dibully dengan sebutan "gudhel". Fyi, gudhel dalam bahasa jawa artinya anak kerbau. Jadi, tiap hari teman-temannya panggil dia "gudhel, gudhel, lilis gudhel, lilis anak e kebo." artinya "anak kerbau, anak kerbau, lilis anaknya kerbau.". Menurut teman-temannya paling itu becandaan yang lucu, tapi tidak bagi sahabatku itu. Hari itu, saat istirahat sekolah, aku lihat lilis menangis sesenggukan di depan kelasnya. Dia meringkuk dengan kepala menghadap ke lantai bersandar pada lengannya yang saling mengait di kedua kakinya. Karena saat itu aku juga lagi nggak ada bahan bacaan, fyi, pas SD aku suka sekali membaca, jadi sebelumnya hanya melihat Lilis dibully dari jauh dan nggak mendekat karena aku asik dengan bukuku. Kembali ke topik, karena saat itu aku nggak ada bahan bacaan, jadi iseng aku dekati dia. Kasihan juga, nggak ada satupun teman yang menghibur disekitarnya. Percakapannya langsung aku terjemahkan ke bahasa indonesia saja ya, Bunda. Hehehe "Hei, kamu kenapa? Nggak jajan ke kantin?" Lilis diam saja nggak menjawab, paling dia takut aku ikutan bully dia. Aku lanjut ngajak ngobrol. "Aku hari ini cuma dapat uang saku 200 perak, ibuku nggak punya uang, jadi uangnya tak buat beli permen karet biar awet. Kamu mau?" Lilis menengadah kepalanya. "tapi ini sisa 1 bungkus saja, tadi pagi sudah aku makan sebungkus. Ini kita bagi 2 ya, kita setengah-setengah." Lanjutku sambil mencuil permen karet itu. Disusul Lilis yang mengangguk. Dan kami pun saling diam sambil makan permen karet sampai bel masuk berbunyi. Sebelum masuk kelas, aku bilang ke Lilis. "kamu nggak perlu nangis kalau mereka bilang kamu gudhel. Soalnya kamu bukan gudhel. Nggak usah perduliin mereka, mending kamu baca buku aja, nanti aku pinjamin." Lilis cuma mengangguk. ******** Dari sedikit percakapan pembuka itu, mulai besoknya kami berteman akrab hingga menjadi sahabat, bahkan aku sering ikut dia bersama ayahnya mengembala kerbau. Lilis itu keren lho, dia bisa naik anak kerbau sambil baca buku. Sedangkan aku nggak bisa, haha. Di sekolah pun kami sering istirahat bersama, terlebih setelah Lilis tertinggal kelas, kami jadi satu kelas makin sering menghabiskan waktu bersama. Fyi, Lilis agama kristen dan aku agama Islam. Setiap habis libur natal, Lilis selalu membawakanku sekantong cemilan. Dia bilang, "Rotul, aku kasih kamu cemilan saja ya, ini cemilan dibawain budheku, enak-enak lho. Kamu nggak aku ajak makan di rumah karena ibuku masak daging babi. Kamu kan nggak boleh makan. Ini cemilannya nggak ada babinya." Yess, dia sangat perhatian denganku. Begitupun sebaliknya. Sewaktu lebaran idul fitri, aku selalu membagi sebagian angpauku ke dia dan mengambil sekantong kue untuk keluarganya. Saat idul adha pun aku bagi sebagian lauk bekalku untuknya. Nggak membagi daging mentahnya karena cuma dapat sedikit sekali. Hei, hidup itu indah bukan jika kita saling menghormati satu sama lain?! Sekarang, aku dan Lilis sudah sama-sama punya anak 2, ah tidak, dia sedang mengandung anak ketiganya. Namun, kami jarang banget bertemu dan bercuap, karena beda provinsi domisili. Tetapi, pas aku mudik, aku sempatkan bertemu dengannya. Kesan yang sangat melekat dari kenangan masa kecil ini adalah bahwa dari hal kecil, kita bisa mendapatkan hal besar. Dari hal kecil, kita bisa menghibur seseorang. Dari hal kecil, kita bisa menyelamatkan jiwa seseorang. Terimakasih sudah membaca #MasaKecilTAP ku ❤️ Ps: gambarnya nggak ada yang anak cewek, jadi pakai anak cowok saja nggak papa 😂

Read more
Sahabat dari secuil permen karet #MasaKecilTAP
 profile icon
Write a reply

Selaksa Rindu di 1442 Hijriah #LebaranBarengTAP

Kami adalah keluarga perantauan yang tinggal di provinsi jauh banget dari provinsi kelahiran. Tuntutan pekerjaan suami yang mewajibkan kami berjauhan dengan keluarga besar. Satu tahun sekali, kami selalu menjadwalkan untuk mudik atau pulang kampung. Selama 3 tahun awal pernikahan, kami tidak mendapat jatah cuti kerja yang bertepatan dengan hari raya lebaran. Sedih rasanya karena di moment suci itu suami tetap kerja dan saya beserta kedua anak saya lebih sering di kontrakan saja, tetapi kami tetap bersabar. Alhamdulillaah, di tahun pernikahan keempat tepatnya tahun 2020, suami dapat jatah cuti lebaran, saya senang sekali saat dapat kabar ini jauh sebelum dinyatakan ada pandemi Covid-19 di Indonesiaku. Memang seniat itu kami ingin mudik saat lebaran, sampai suami sudah dari jauh hari bersusah-payah mengatur jadwal cutinya agar bertepatan dengan lebaran. Saat kami tahu bahwa ada pandemi Covid-19, saya sempat was-was jika gagal mudik. Suami tetap antusias kita InsyaaAllah bisa mudik. Dan, kewaspadaan itu pun terjawab, pemerintah melarang mudik saat lebaran. Sebenarnya kami bisa saja jadi orang nakal yang tetap nekat mudik lebaran tahun 2020 kemarin, tetapi kami sadar bahwa, untuk menjadikan pandemi ini sirna membutuhkan tanggung jawab bersama. Apalagi kami punya 2 batita yang harus benar-benar di jaga. Baik, kami memutuskan untuk gagal mudik hingga situasi membaik. Seakan tidak pernah lelah untuk berusaha, di tahun 2021 suami bersusah-payah kembali untuk mengatur cuti saat lebaran, biar bisa mudik. Alhamdulillaah, dapat cuti lebaran kembali. Namun, pandemi ini belum berakhir, bisa jadi kami gagal mudik lebaran lagi. Selaksa rindu yang sudah menggerogoti jiwa raga ini meraung, aku ingin pulang! Akhirnya, kami memutuskan untuk mudik bukan saat lebaran, kami mudik di bulan februari. Karena suami masih ada tanggungjawab bekerja kembali, akhirnya kami LDR. Suami membiarkan saya dan anak-anak tinggal di kota kelahiran sampai periode cuti selanjutnya yang artinya saya beserta kedua anak saya bisa berlebaran di kota lahir. Suami? Semoga ada jalan untuknya berlebaran disini juga. Pemerintah melarang kembali untuk mudik lebaran di tahun 2021 karena pandemi ini masih belum usai. Saya tahu, buat siapapun kamu, entah tim mudik atau tidak mudik, pasti sangat berat memutuskan pilihan tersebut, mengingat menahan rindu itu berat sekali. Mari kita berdoa dan berusaha bersama-sama dengan menjaga protokol kesehatan yang ketat agar pandemi ini lekas usai. Saya kangen sekali bertemu keluarga tanpa pakai masker 😭 Sending tons of love and positif vibes for you, guys~ #LebaranBarengTAP #GebyarHadiahManTAP #SeputarBunda

Read more
Selaksa Rindu di 1442 Hijriah #LebaranBarengTAP
 profile icon
Write a reply

5 Tips terima tamu saat lebaran di tengah pandemi. #LebaranKeluargaTAP

Lebaran adalah salah satu moment terbesar setiap tahun. Hari besar dimana keluarga dari segala penjuru berkumpul jadi satu, bercanda ria, bersenda gurau, bercerita tentang segala aktivitas yang telah dilaluinya setahun terakhir. Segala bentuk dari kasih sayang dan syukur bersatu saat lebaran tiba, how's exciting, right? Tetapi, lebaran 2 tahun ini berbeda. Tradisi kumpul bareng keluarga besar harus di tunda karena pandemi Covid-19. Tidak mengapa, mungkin Tuhan sedang menyuruh kita lebih mengumpulkan rindu yang sudah selaksa ini agar pertemuan nanti lebih terasa berkesan. Liburan tahun kemarin benar-benar diperketat, ya. Hingga tetangga saja tidak ada yang silaturahmi. Apakah lebaran kali ini akan seperti itu lagi karena larangan mudik masih diterapkan? Alhamdulillaah, ada syukur yang harus terucap karena lebaran kali ini kita bisa silaturahmi ke tetangga dan saudara. Dengan syarat dan ketentuan sesuai anjuran pemerintah. Nah, ada 5 tips nih buat kamu terima tamu dan silaturahmi saat pandemi di lebaran tahun 2021 ini. Apa saja kah itu? Mari kita simak. 1. Patuhi Protokol Kesehatan. Selalu terapkan 3 M, rajin mencuci tangan, memakai masker yang baik dan benar serta menjaga jarak. Dengan menerapkan prokes 3M bisa meminimalisir tingkat penyebaran Covid-19, lho. 2. Sediakan Tempat Cuci Tangan dan hand sanitizer Jika kita mau open house dan terima tamu saat lebaran nanti, sediakan tempat cuci tangan beserta sabun cuci tangan di depan rumah agar tamu bisa menjaga prokes cuci tangan. Jangan lupa sediakan hand sanitizer juga ya, ini sebagai jaga-jaga jika tamu membawa anak kecil karena biasanya anak kecil agak susah disuruh cuci tangan. Hal ini juga berlaku sebaliknya, selalu bawa hand sanitizer saat bertamu. 3. Hindari Berjabat Tangan Secara Langsung. Jika tamu tetap memaksa berjabat tangan atau kita sungkan untuk menolak jabat tangannya, maka segera pakai hand sanitizer atau cuci tangan sesaat setelah berjabat tangan. Beri edukasi dan jelaskan kepada tamu jika salam bisa dilakukan tidak harus dengan berjabat tangan. Tapi, biasanya sungkan ya kita menolak jabat tangan, apalagi dengan yang lebih tua atau saudara. Salah satu jalan keluarnya adalah segera pakai hand sanitizer atau cuci tangan. Tidak mengapa dibilang lebay karena kita tidak mau abai dengan pandemi ini. 4. Jangan Keluar Dari Area Tempat Tinggalmu. Batasi tamu hanya untuk area sekitar, mengapa? Tujuannya sama seperti yang telah pemerintah umumkan. Tahun ini, umat muslim diperbolehkan sholat tarawih dan sholat eid dengan syarat harus sesuai prokes dan hanya untuk lingkup area sekitar. Contoh nih, kita hanya bisa terima tamu tetangga satu komplek saja. Jangan lupa, tetap patuhi protokol kesehatan. 5. Tips Terbaik Dari Yang Baik. Tips terakhir adalah, tips yang terakhir, close house alias tidak menerima tamu saat lebaran. Ini tips terberat namun terbaik demi kebaikan bersama. Kita tidak pernah tahu Covid-19 itu dimana dan bagaimana menyebar. Meski sudah mematuhi prokes dan 4 tips di atas, kita tidak pernah tahu apakah Covid-19 di sekitar kita maupun tidak. Nah, itulah 5 tips menerima tamu saat lebaran di tengah pandemi versi saya. Untuk diterapkan maupun tidak semua tergantung dari diri kita masing-masing. Jadi, kamu tim mana, nih? #TimMudikLebaran atau #TimDiRumahSaja? Yuk, tinggalkan komentar di postingan ini dan kita ngobrol asik bersama. Mau tambahin tips lagi? Boleh banget! Silahkan berkomentar di postingan ini, ya?! Semoga Covid-19 segera sirna agar kita bisa segera bertemu keluarga tercinta dan teman-teman kesayangan. Aamiin allahumma aamiin. #kontesTAP #LebaranKeluargaTAP #LebaranBarwngTAP #GebyarHadiahManTAP

Read more
5 Tips terima tamu saat lebaran di tengah pandemi. #LebaranKeluargaTAP
 profile icon
Write a reply

#DearMe, Hanah ❤️📝

Dear Me, Dzumrotul Hasanah yang sering dipanggil Hana ❤️ Aku sangat bangga sama kamu, terima kasih sudah berjuang keras selama ini. Terima kasih selalu tetap semangat menjaga dua putri kecilmu meski kamu jauh dan berbeda provinsi dengan keluarga besarmu. Terkadang, aku sangat terkagum-kagum oleh tumbuhnya wanita semuda kamu ini. Masih ku ingat dengan jelas, saat kamu masih SD, saat seragam sekolah kekecilan karena dikasih bekas seragam saudara dan kaos kaki bolong plus sepatu yang sudah melongo membuat jari mungilmu kelihatan, kini kamu sudah punya dua putri yang sholihah, InsyaaAllah, aamiin. Aku tahu dan faham betul, bahwa masa kecilmu sangat sedih. Didikan orang tua yang terbilang keras dan mau tak mau harus tinggal berdua sama adik kamu di rumah karena orang tuamu terpaksa pergi ke negeri Jiran demi sesuap nasi dan melanjutkan hidup untuk esok. Tak jarang jam 4 pagi tangan mungil dan ringkihmu mengangkat dandang berisi nasi panas untuk sarapan kamu dan adikmu sebelum berangkat sekolah. Meski hanya dengan lauk garam, kerupuk serta kecap, kalian berdua tetap lahap memakannya. Kini, sebentar lagi umurmu menginjak 25 tahun. 3 tahun belakangan ini terbilang lumayan sulit dan merogoh ekstra tenaga dalam hidupmu, duhai kamu yang selalu kuat. Memang berat sekali mengasuh dua batita sendiri di provinsi orang tanpa ada yang membantu. Karena kamu tahu betul, suamimu bekerja ekstra dan sering pulang terlambat demi menghidupimu, anak-anak kalian dan keluarga kalian. It's really make me proud to be other side of you, Hanah! Terima kasih untuk segala dan apapun itu yang sudah berhasil kamu lewati hingga detik ini. Tetap semangat dan terus berjuang memberikan yang terbaik dan menjadi yang terbaik diwaktu sekarang pun juga nanti, ya?! Sending tons of love and positif vibes for you, Dzumrotul Hasanah Yours ❤️ #dearmeTAP #Kontes

Read more
#DearMe, Hanah ❤️📝
 profile icon
Write a reply