bicara soal persalinan, setiap ibu pasti memiliki cerita yang berbeda. begitu pula dengan cerita kelahiran putri kecil kami, Fahma Khadeejah Haura. lima hari dari tanggal perkiraan, Fahma belum menunjukkan tanda tanda ingin segera lahir. pada akhirnya atas saran dokter kandungan harus dilakukan induksi untuk merangsang kontraksi. selang 24 jam ternyata induksi tidak membuahkan hasil sama sekali. disinilah suamiku berperan penting, ketika dokter pada akhirnya memberikan pilihan terakhir untuk operasi setelah segala upaya yang kami lakukan. dengan mata berkaca kaca ia memohon maaf karena merasa kurang memperhatikan kehamilanku selama ini (padahal bagiku ia adalah suami terbaik) , juga mengatakan bahwa semua akan baik baik saja. dan pada akhirnya dengan segala perasaan yang bercampur, putri kecil kami lahir dengan selamat diatas meja operasi. alhamdulillah. kukira masalah selesai sampai disini, ternyata segala cerita persalinan kemarin hanya pembuka. sebagian orang terdekat mulai membandingkan proses kelahiran fahma dengan sepupu sepupunya yang notabene dilahirkan secara normal. juga membandingkan berat lahir fahma yang hanya 2,8 kg. pun suami adalah orang yang selalu berusaha membuatku menjadi wanita yang lebih bersabar dan berlapang dada atas apapun yang terjadi, termasuk ketika satu bulan usia putri kami dan aku mulai menjalani bimbingan skripsi. tekanan baru mulai datang (dari ibu mertua) yang selalu mengomentari apapun yang ku lakukan untuk rumah tangga kami (maklum kami tinggal satu rumah dengan beliau). mulai dari saat aku memompa asi perah, saat memberikan asi, atau hal hal lain yang sekiranya tidak perlu dipermasalahkan. Diatas segala keriwehan yang menjadi bumbu dalam hidup berumah tangga, suamiku selalu memberikan dukungan penuh dan semangat atas peranku saat ini sebagai seorang istri dan ibu yang merangkap sebagai mahasiswa dan pegawai swasta diusia 22 tahun. ia selalu mengatakan agar aku selalu mengedepankan rasa syukur diatas keluh kesah. suami adalah sosok pelengkap yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. kehadirannya dalam menemani masa sulit selama kehamilan hingga sekarang tidak mampu dibalas hanya dengan apapun. terima kasih telah mengajarkan arti ketulusan dan rasa syukur. tentang penerimaan dan rasa terima kasih. ❤️ #KarenaBundaBerharga
Read moreMy Orders