menurut bunda
Suami lebih dulu punya pendapatan tetap dibanding kakak lelakinya, dari dulu renovasi rumah beli peralatan elektronik atau masalah finansial lain utk keluarga atau saudara dekat suami yg ngeluarkan, sampai kakak nikah suami rela ga pulang(merantau) karena tabungan utk menyumbang pesta tp bilangny dg keluarga g bisa ijin kerja pdhl uang sudah habis. Hingga puncaknya kakaknya butuh modal puluhan juta, tp sebelum menikah dg sy suami terbuka masalah ini karena suami memodali kakaknya dg berhutang beberapa th di bank apa sy tidak keberatan setelah menikah nnt pendapatan suami terpotong, sy g masalah karena katanya nanti kakaknya akan bantu separuh angsuran per bulannya setelah pendapatannya stabil. Tapi ternyata bukannya membantu angsuran tp kakak ipar membangun rumah dan mengatakan uang modal dr suami diikhlaskan sj, sbg gantinya nnt suami dpt warisan rumah tua yg ditinggali mertua,pdhl kami posisi dirantau. Sy coba utk terima keputusan mereka karena g mau timbul konflik dikeluarga suami, sebisa mungkin sy atur gaji suami biar bisa nabung syukur" pulkam setahun sekali yg lumayan apalagi kalo tiket pesawat naik. Sekarang kakak ipar masih sering minta pinjam uang entah utk lahiran istri, akikah anak, nyelesaiin rumah(masang keramik), Terakhir sudah 2x mau minjam utk menyelesaikan rumah (garasi+halaman, kamar) sy katakan pada suami utk membatasi/tidak meminjami kakak ipar uang karena mereka sama" sudah memiliki penghasilan tetap, bahkan bisa dibilang kakak ipar sekarang lebih besar, sama" memiliki tanggungan menghidupi keluarga, dan uangnya bukan utk sesuatu yg darurat dn bener" kekurangan. Apa sy salah bunda? Sy juga ingin suatu saat nanti jg punya rumah atau minimal renovasi rumah warisan,punya tabungan utk anak, karena 5th menikah kita blm punya rumah dll bukan bermaksut pelit atau menguasai uang suami...