Dulu pernah, gara2 tetangga yang suka nyirnyirin apa yang aku kerjain. Suka komentar lah. Dari situ, saya ngerasa sengaja di buat down, dan menjadi jauh dri mertua saya. Padahal mertua saya seloow aja, but dia cari koloni dong buat bully. Sisi lain cerita, saya terbilang sakit hati dan mendiamkan diri. Menutup diri dari keluarga. Tidak jauh dari situ, Ibu mertua ngajak ke rumah. Kita bicara dari hati ke hati. Karena saya merasa bersalah, kami menangis berdua bersama. Syukur kami baikan, dan saya minta maaf, karena terbawa omongan tetangga. wahhh.. ga sampe di stu doang dong. Tetangga tetap dengan nyirnyirannya, bilang,," aduh Tante masak apa? ohh maunya di masakin budeee" atau " masak suami di masakin mie terus" Yaahh.. saya sebagai istri masak seadanya dong. Toh, suami yang minta Mie. ko dia yang sewott. Mulai lagi lah, menjauh. Dri keluarga mertua memahami keadaanku. But, ada yang bikin keselllll bgt. Saat solat Eid, aturan bisa berangkat breng sama ibu mertua, ko tiba2 di gandeng tetangga jauuuh ke depan. Saya mikir, menantunya yang mana si? siapa sii? ko seakan-akan saya orang luar yang tidak tahu diri. Selama Solat, saya ingat sekali semua kejadian yang menimpa saya, sampai menangis dalam sujud. Setalah halal bialal, saya kembali ke rumah buka2 kue. Dan ada kejadian, dimna dia mendramatisir seakan-akan dia yang jadi korbannya. Dia marah, Nangis2 ga jelas. padahal ada suami. Saya diam, dan menyuruh dia pergi. Dan bisikin, " Bu, mau jadi aktris? jangan disni, ga terima. Mon Maaf, saya tidak merasa bersalah dan tidak mau minta maaf. Mau membesar kan masalah? silakan.. jadilah artis Sehari." Pergi dengan mengebrak pintu. Suami tanya kenapa, saya hanya bilang, biasa drama.. biar ada yang bela. Masalah berlaluuuuu dalam diam sampai saat saya dapat kerjaan di luar kota. Saya pilih menjauh dari sana, dan bekerja. Sampaiii, dia hamil dan pulang kampung. dan ngga balik lagi dong. Orang ngontrak dia😅. Selepas dia pergi, saya jadi sering main ke rumah mertua saya. Alhamdulillah. ini ceritaku. Selamat Membaca