Hancurnya hati seorang ibu
Sekedar sharing pengalaman. Dua bulan yang lalu saya melahirkan anak pertama saya jenis kelaminnya laki-laki. Bahagia pasti dirasakan setiap ibu, mulai dari merawat sampai menyusui. Akan tetapi setelah 2 minggu melahirkan saya terserang batuk dan flu. Sudah berobat ke dokter satu bulan tetap saja batuk tidak kunjung sembuh. Seminggu yang lalu saya menemui dokter dan disarankan untuk rongen mantoux dan ppd tes ditakutkan saya terkena virus TB, jika memang saya terkena TB maka bahaya pada bayi saya. Saya gemetar saat dokter membuat prediksi tersebut rasanya ingin menangis dan tubuh terasa lemah. Langsunglah saya melakukan rongen dan ppd tes sesuai rujukan dokter, hasilnya saya ambil 4 hari yang lalu. Ternyata saya tertular virus TBC dan harus melakukan pengobatan selama 6 bulan, saya melemah mendengar vonis dokter. Saya tidak diperbolehkan menyusui bayi saya, tidak boleh satu kamar dengan bayi saya. Apabila ingin menggendong dan memandikan anak, saya harus menggunakan masker setiap hari. Hati saya terasa hancur sekali saat saat merawat anak harus dibatasi. Besar kemungkinan bayi saya juga tertular, dokter berkata jika ingin mengetahuinya harus menunggu usia bayi saya 2 tahun. Terlebih suami tidur tidak satu ranjang dengan saya, dia tidur menggunakan masker karena takut terkena virus yang sama. Sakit hati sebenarnya tapi saya harus tahu diri bahwa penyakit saya ini menular. Sudah 3 hari ini suami tidur di rumah ibunya, saya di rumah ibu saya karena bayi saya titipkan tidur malam dengan ibu. Saya hanya bisa menangis karena penyakit ini, saya tidak peduli jika suami menjauhi saya. Saya hanya memikirkan anak saya.