suami ingin punya anak tapi tidak siap istrinya hamil

Sekedar curhat mom, maaf pakai anonim karena saya sekedar ingin meringankan beban batin saya.. Kami menikah saat saya berusia 22 tahun dan suami 29 tahun, kami sama2 bekerja dan alhamdulillah secara finansial kami cukup mapan, gaji saya dan suami lebih dari cukup bahkan kami bisa menyisihkan untuk orang tua.. Sejak sebelum menikah kami sudah punya rumah dan mobil masing2 karena walau kami anak bungsu kami memang mandiri dari awal.. Awalnya kami sepakat setelah menikah kami akan tinggal dirumah suami saya yg tidak jauh dari rumah mertua saya, alasannya karena suami saya anak bungsu dan semua sodaranya sudah berkeluarga dan tinggal d luar daerah, sementara saya sendiri walaupun juga anak bungsu, namun sodara saya semuanya tinggal berdekatan dengan orang tua saya, yg paling jauh cuma jarak 10 rumah dari rumah orang tua saya. Saya setuju karena orang tua saya setuju. namun sebulan sebelum menikah suami mendapat promosi jabatan dan pindah kantor yg jaraknya 6 jam dari rumahnya, dan mendapat rumah dinas di dekat kantornya. Karena suami tidak mengijinkan saya pindah kerja ke daerah tempat suami saya bekerja dengan alasan dia akan mengusahakan pindah 1-2 tahun kedepan karena tidak mau kerja jauh dari orang tua terlalu lama, maklum orang tua kami sudah sangat tua, sehingga kami memutuskan agar saya tetap bekerja ditempat sekarang dan tinggal d rumah saya yg jaraknya dekat dengan orang tua saya dan sekitar 2.5 jam dari tempat kerja suami saya, dan suami pulang 1 minggu sekali atau saya yg nyusul kesana kalau weekend. Awalnya mertua agak protes karena khawatir suami saya gk ada yg ngurus, tapi setelah dijelaskan beliau mau mengerti. Namun setelah 3 bulan suami bekerja dan tidak bisa mengunjungi mertua sama sekali karena belum bisa ngambil cuti, mertua mulai ngedumel, hampir setiap hari mertua dan kaka ipar saya menghubungi saya, protes karena janji sebelum menikah dimana saya harusnya tinggal dekat mertua tidak kunjung ditepati, tapi jika sedang ada suami saya, saya cuma bisa menjelaskan permasalahannya seperti diawal, namun mereka malah mengatakan kalau saya cuma bisa beralasan yg itu2 saja.. 1 tahun setelah menikah saya tidak kunjung hamil, mertua dan kk ipar semakin tidak suka dan mulai mempertanyakan apakah saya bisa memberi keturunan untuk keluarga mereka, bahkan mereka terang2an menanyakan kepada saya didepan suami saya "kamu nggak mandul kan.?" dan suami saya hanya diam seakan menyerahkan kewajiban untuk menjawab kepada saya sepenuhnya, saya cuma bisa nunduk dan bilang mungkin belum rejekinya. Kemudian mereka menyarankan agar saya berhenti kerja dan kuliah agar tidak terlalu lelah, kebetulan pendidikan s2 saya waktu itu tinggal sedikit lagi, saya jelas tidak bisa mengikuti saran mereka, sedangkan untuk bekerja saya setuju untuk berhenti. Namun mereka sepertinya kurang puas dan masih memaksa saya untuk berhenti kuliah dan segera punya anak, saya dan dan suami sepakat untuk mulai program hamil sambil kuliah, alhamdulillah 2 bulan kemudian saya hamil. Namun takdirnya setelah saya sidang tesis, saya pingsan dikampus dan langsung dilarikan kerumah sakit oleh teman2, ternyata saya keguguran diusia kandungan 8 minggu, semakin marahlah mertua dan kaka ipar saya, menurut mereka saya keguguran karena kena tulah akibat tidak menuruti omongan mereka. 3 bulan setelah keguguran kami kembali program hamil, namun setekah 1 tahun tidak kunjung berhasil omongan kaka ipar saya semakin pedas, mereka bahkan menuduh saya dulu cuma pura2 hamil agar tidak dikira mandul, saya mulai habis kesabaran, 2 tahun lebih saya bertahan dengan keluarga suami yg selalu ikut campur, akhirnya saya beranikan diri bicara sama suami kalau saya akan jaga jarak dengan keluarganya karena sudah tidk tahan, dan seperti biasa suami cuma diam dan menyerahkan semua keputusan ditangan saya dengan alasan dia tidak bisa mengatakan apa2 pada keluarganya karenya nyatanya dia juga sangat ingin punya anak. Saya mulai bodo amat dengan urusan anak dan berhenti program hamil, saya mulai kembali bekerja dan tidak perduli dengan omongan mertua dan kaka ipar, dan ternyata 3 bulan setelah saya mulai kerja lagi, saya hamil. Suami masih belum berhasil pindah kerja, dan karena saya hamil muda saya tidak lagi bisa mengunjunginya, jadilah suami saya yg pulang setiap minggu, mulailah mertua dan kk ipar saya menyerang saya, mereka tidak terima karena merasa kasihan dengan suami saya yg bekerja senin sampai sabtu, dan masih harus menempuh perjalanan jauh untuk mengunjungi saya, mereka memaksa saya berhenti bekerja lagi dan ikut suami ketempat kerjanya. Saya menurut lagi, saya berhenti dan ikut suami tnggal dirumah dinas. Awalnya tidak masalah, karena saya memang cuma bisa masak dan tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah yg lain, 2 hari sekali ada pekerja harian yg akan datang kerumah untuk bersih2 dan ngurusin cucian. Tapi ketika kehamilan saya memasuki bulan k-3 saya mulai mual, muntah tidak kenal waktu, pagi siang bahkan tengah malam saya muntah, makan apapun pasti keluar lagi. Sampai saya harus bedrest, suami yg tadinya sangat senang karena saya hamil, mulai lelah dan menganggap saya berlebihan. Dia bahkan memaksa saya memasak makan malam padahal saya sangat lemas, ada hal ikan di lemari es sudah dibumbui dan siap goreng, dia tetap menyuruh saya dengan alasan "dengan jabatannya yg sekarang mana mungkin aku masak, kamu kan bisanya cuma masak, masa cuma masak buat suami sendiri gk mau" hati saya benar2 sakit mendengarnya, ingin rasanya saya menangis sejadi2nya, tapi saya tau percuma. Dia bahkan pernah protes menyuruh saya jangan muntah lagi karena kepalanya pusing, kurang tidur gara2 saya muntah setiap malam. Karena tidak tahan, saya minta pulang k rumah orang tua saya, tapi ibu saya malah dijemput sama suami saya, katanya harga dirinya akan jatuh kalau saya sampai pulang k rumah orang tua saya. Selama ada ibu saya dirumah suami saya semakin tidak perduli, bahkan saya tidur dikamar terpisah bersama ibu saya karena suami tidak mau terganggu dengan suara muntah saya setiap malam. Seriap ibu saya bertanya kenapa suami saya sangat tidak perduli, saya cuma bisa menjawab kalau suami saya sungkan ada ibu, kalau gk ada ibu dia perhatian kok sya bilang. Sekarng kehamilan saya belum genap 4 bulan, saya sempat mengancam suami ingin bercerai setelah anak saya lahir, tapi dia mengancam tidak akan membiarkan saya melihat anak saya kalau sampai saya berani minta cerai, hancur rasanya hati saya. Didepan ibu dan sodara2 saya, saya selalu bercerita betapa sempurna suami saya, perhatian dan begitu cinta pada saya walau kenyataannya sebaliknya.

61 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

Assalamualaikum, izin komentar Yang sabar ya bunda semoga suami nya dapat hidayah dan bisa lebih care lagi dengan bunda. Sedikit berbagi rasa Istri saya tahun lalu keguguran pada usia kandungan 7 bulan (Oktober 2019) Alhamdulillah setelah 2 bulan gugur hamil lagi sekarang usia kandungan 18 Minggu. Terkadang saya merasa istri saya tidak perhatian, capek2 pulang kerja tidak ada makan sama sekali padahal uang hasil gajian dia yang pegang semua, gak habis pikir di rumah hanya diem aja dan seperti gak ada usaha sama sekali pesen makanan di Gojek atau apa kek... Dalam hati kesel sekali udah capek kerja mesti cari makanan pulang kerja buat dia dan saya. Kesel marah udah campur aduk... Belum lagi dia mengeluh mual, ini sakit... Ini pegel Padahal saya juga pengen di tanya gimana hari ini? Gimana kerja nya , ini baru sampe rumah udah mengeluh ini itu... Dalam hati geram dan beranggapan dia lebay Saya selalu istighfar... Tarik napas dalam2 dan berusaha mengontrol emosi saya. sampai2 saya install aplikasi the Asia parents Alhamdulillah saya banyak belajar dari aplikasi ini (theasiaparents) sedikit banyak saya mengerti kalo wanita hamil itu gak enak banget jadi saya dapat memaklumi nya Jadi kesimpulannya; - Suami anda merasa kesepian karena anda fokus dengan calon bayi mungkin dia merasa tidak di perhatikan - suami anda tidak tau banyak info tentang kehamilan (mual dan tanda2 lainya) mungkin bisa anda perkenalkan aplikasi ini agar dia dapat memaklumi anda - sering - sering komunikasi, ubah keluhan anda dengan bahasa komunikasi yang efektif - lelaki itu seperti anak2 semakin di cuekin semakin menjadi-jadi, tahan emosi bunda juga agar tidak saling emosi

Baca lagi

Bun kamu tidak sendiri kok. Mual saya malah lebih parah, sampe berdarah2 turun drastis BB 6kg Krn minum air hangat pun gak bisa. Tensi rendah terus, sempat jatuh perut Luan yg ketimpa, rencana mau gugurin kandungan malahan bund Sangkin stres nya. Suami sama sekali tidak perduli, curhat ke mertua sama adik ipar tetap dia tidak berubah. Sampai saya sering blg ke suami lahir anak nanti saya minta cerai. Sangkin saya gondoknya. Saya berani ngomong gitu Krn sejauh ini penghasilan saya jauh lebih besar, dan biaya utk kerumah jauh saya yg lebih besar ngeluarin biaya. Suami saya malah pernah nangis sekali Krn saya benar2 Uda gak tahan ingin cerai tapi Krn kondisi hamil, dia minta izin setidaknya biarkan dia nanti yg adzan atau komatkan anak kami. Dia juga tidak berubah, tp tiap USG dia selalu ikut. Sampai saya curhat ke dokter, dia malah di marahin katanya istri hamil itu butuh support dr suami. Tapi Krn Minggu lalu saya ada flek, saya nangis2 dan dokter blg saya stres (iya saya stres liat suami yg tidak perduli, yg lebih asik pegang hp 24 jam sampai makan atau boker jg hp yg di pegang). Cuman dokter membuka fikiran saya, seorang ibu atau calon ibu harus menjaga keWARASan nya!!!!!! Jgn sampai menyesal Bun, Krn anak yg sehat, pintar, itu tergantung dgn kondisi kita sewaktu hamil. Setelah itu Bun saya coba selalu lebih mementingkan anak saya, daripada saya menyesal. Jadi bund, gimana pun mertua, adik ipar sama suami coba disampingkan dulu pikiran yg merusak mood dan kewarasan bunda. Bunda yg sehat, bahagia buat baby di kandungan tenang. Keep strong bunda 😊πŸ’ͺ

Baca lagi
5y ago

Semoga bunsay selalu diberi kekuatan untuk bersabar, dan akan ad masa dmna bunsay meraskan kebhagiaan yg luar biasa ats hasil kesabaran bunda slama ini πŸ€—πŸ€—

Kadang egois itu juga baik kok bun. Apalagi lagi hamil harus egois Lakukan apapun yg buat bunda bahagia Jngan hiraukan orng" sekitar yg hnya membebani fikiran. Bunda jalan" kek sama ibunya Pijit spa kek mumpung masih bisa tengkurep hahaha Belanja keperluan kehamilan Klo pnya rejeki ke pesikolog itu ngebantu bnget buat kita rilex... Ngelakuin hoby yg dlu gk bisa di lakuin wktu kerja... Atau berkebun... Maen tanah nanem" tumbuhan yg aneh" yg menerik perhatian bunda... Alihkan fikiran ke hal" yg buat bunda seneng Mulailah bodo amat Krna ada makhluk kecil yg akan terus bergantung dengan bunda Yg akan mencintai bunda dengan tulus Dan saat sesulit apapun peroses ke hamilan selalu ingat klo tidak selamanya dia ada di perut,tdk selamanya dia menyusahkan, Akan ada wktu bunda merindukan moment yg skrng bgtu menyusahkan.. Bnyak" bersyukur krna akan ada pelangi setelah badai Percaya itu Bahagialah hidup hnya sekali

Baca lagi

Setau saya ya bun, bercerai kalo anak masih dalam pangkuan ibu (masih menyusu) maka jadi hak ibu, beda kalo udah selesai di sapih maka jadi hak ayah, beda lagi kalo udah remaja maka mereka yg menentukan sendiri. Setau saya ya. Maaf kalo saya salah mohon koreksinya. Ancaman suami ga akan berlaku di pengadilan nanti. Tapi coba bunda berdoa supaya dilembutkan hati dan pikiran suami, siapa tau bisa berubah. Selama ga ada tindak kdrt atau perselingkuhan, rumah tangga wajib dipertahankan karna mungkin itu semua hanya ujian. Bunda luar biasa, disaat berjihad (hamil) diberi ujian jg, banyak sekali pahala yg menantimu bun, semoga suaminya bisa berubah dgn lebih baik lg dan semoga bunda sehat selalu. We love you, bunda❀

Baca lagi

bunda sabar ya, saya juga mengalami muntah parah sampai harus opname berkali kali. saya akhirnya memutuskan pulang kerumah orangtua dan akhirnya suami waktu libur menjenguk saya, itupun beberapa kali kami masih sering berkelahi karena saya tidak bisa ngapa2in dan suami mengeluh capek karena terkadang harus memikirkan saya yg keluar masuk rs. kadang memang sedih karena dibandingkan dengan kehamilan temanteman yang lebih enjoy juga. saran saya bunda pasrah kan saja semuanya, serahkan pada yang diatas, dan lupakan yang dibilang orangorang tentang bunda, pikirkan diri bunda sendiri, hapus medsos toxic dan blokir sementara orgorg yang menurut bunda menjadi beban pikiran, fokus untuk kebahagiaan bunda saja saat ini.

Baca lagi

Yg sbr bun.. Saya juga plng kesal klo urusan mertua dan ipar2 saya... Saya hrus minum rumput patimah lh pdhl dr sdh jls2 mlrng.. Disuruh pijat perut lh.. Kata nya sdh trun menurun dan bnyk lgi katanya orng dhlu ini lh orng dhlu itu lh.. Pengen bgt saya jawab woy itu kan jaman msh ga ada listrik kalo nya skrng kan sdh canggih dan suami saya juga bilng hrus nuruti kata orang tua nya.. Kesel bgt sering gara2 mertua saya ribut besar dgn suami hanya gara2 mitos yg mereka percaya .. Pdhl klo di agama islam mertua atau orng tua saya skli pun haram hukum nya ikut camput urusan rmh tangga anknya walau hnya negur ank mu nangis trus!

Baca lagi

Saya kl hamil mulai usia 2-5bl jg gt, teller, tepar, mabok mb...ga bs ngapa2in, bisa tp sangat terbatas sekali, hrs banyak bedrest, ini lg hamil anak ke 3, suami saya Alhamdulillah pengertian, bantu handle semua pekerjaan wanita, tp terkadang saya jg tau sepertinya dia bosan sekali dg pekerjaan wanita, krn dari bahasanya terlihat, kl masalah masak kdg kl ga sempet ya pesen gofood, kita atur komunikasi biar ga terjadi miss, tp biasanya utk rumah tangga awal2 itu pasti ada cobaannya kok mb, ya cth spt itu...kuat2an serta perbanyak belajar agama, dekatkan diri pada sang kuasa, insyaa Alloh pasti ada jalan...

Baca lagi

Kok kesel ya sama suaminya? Suami ku begitu, tak tempeleng. Sorry not sorry, tapi aslinya tugas rumah tangga itu lelaki yg ngerjain. Mau setinggi apa jabatannya dan sebesar apa gajinya, klo semena2 sama perempuan yg sedang berjuang hamil, kudu ditempeleng biar tau kepalanya kosong gak. Pake segala ngancem anaknya diambil lagi. Cemmana otaknya itu gak tau terima kasih sama perempuan. Yg begini nih yg bikin wanita akhirnya menjajah balik kaum pria. Lah ngapa jadi esmosi. Yowes yg sabar ya mbake...

Baca lagi

Mertua dan ipar terkadang bisa jadi boomerang buat rumah tangga kita 😌😌 Kesel bgt kalo ipar sama mertua udah ikut campur.. padahal mereka ga ada hak sama sekali. Suami bunda juga ga bisa tegas, terlalu anak mami. Berbakti sama ortu memang wajib, tapi harus bisa tegas juga. Giliran istri udah berhasil hamil, malah cuek. Itulah lelaki kalo sudah kena harta, jabatan sombongnya bukan main. Tapi kalo susah perginya ke istri. Semoga bunda bisa ambil keputusan yg terbaik buat bunda 😊

Baca lagi

Suaminya melempem kalo depan keluarganya, di depan mertua berani cuekin istrinya,, pecundang sekali bun suaminya. Pengen punya anak tp gak siap jadi suami siaga, kasian sama si bayi punya bapak gak tanggung jawab kaya gitu. Mertua sama ipar yg rokes wajib dilawan dengan tegas bun, masa apa2 salah mantu. Kudu dikasih pelajaran biar terdidik tuh mertua sm ipar nya.

Baca lagi