Cita-Cita Part 2: Dokter Hewan👩⚕️
Saat ku beranjak remaja tepatnya menginjak dibangku SMP cita-citaku mulai kearah kongkrit. Sebelumnya memang sedikit halu untuk menjadi putri duyung 🙈ya pikirku wajar juga namanya anak-anak. Terlebih lagi dunia imajinasi masih menguasai. Dan tiba saat diusia belasan tahun mulai terfikir cita-cita dimasa mendatang. Kali ini cita-citaku berawal dari Ciko. Ciko yang membuatku memutuskan ingin bercita-cita menjadi Dokter. Pada mulanya Ciko adalah sahabat setia aku dan keluargaku dirumah. Dari dia yang masih kecil dan ditemukan telantar di jalan deket rumah hingga dirawat dengan penuh kasih sampai usianya hampir 2 tahun dia tetap setia menjadi pelipur aku dan keluargaku. Dia ditemukan tak sengaja saat adikku bermain di Jalan Gang samping rumah. Adikku bawa pulang, dan karena sekeluarga suka akhirnya kita mengadopsinya. Dia lucu dan begitu menggemaskan. Bulunya abu-abu dan begitu halus meskipun dia berasal dari ras kampung. Yahh benar sekali dia adalah kucing kesayangan kami sekeluarga. Dia begitu penurut dan jarang keluar rumah. Sekali keluar rumah tak berselang lama dia pasti kembali. Cerita berawal ketika Aku baru pulang dari sekolah. Tak biasanya Ciko dari siang hingga sore belum ada di Rumah. Ku tanya adik, ibuku mereka pun juga tak tau. Terakhir kulihat ketika pagi saat mau berangkat sekolah. Sampai matahari hampir menenggelamkan dirinya Ciko belum juga pulang. hingga pas tepat usai Maghrib Ciko jalan masuk rumah tapi ini berbeda ia nampak berjalan sedikit pincang. Dan benar ada luka di kaki belakangnya. Mungkin bertengkar sama kucing lain fikirku saat itu. Jadi ibuku bergegas beli superte*** semacam kayak obat antibiotik gitu dan dikasihkan keluka kaki Ciko. Maklum dulu kami belum begitu mengenal obat2an dan petshop semacamnya untuk kucing terlebih dulu ekonomi kami sekeluarga terbilang pas-pasan. Jadi perihal obat ya pakai obat ala kadarnya. Cukup lama hingga sampai 7 hari berangsur lukanya mengering. Selang 2 Minggu dari insiden luka dikaki Ciko, ia sempat tak pulang sekitar 1 harian. Keesokan paginya tepat dihari Minggu ketika aku, bapak, ibu dan adik berkumpul nonton TV kartun Shinch** tiba-tiba Ciko datang dengan nafas yang terhela-hela dan kemudian jalan kedapur. Sempat dengar suaranya seperti suara kucing mau muntah gitu. Aku sama adiku menghampirinya. Ciko nampak lemas dan seperti berusaha memuntahkan sesuatu. Adiku berniat memindahkan keluar dekat pintu belakang. Waktu mengangkat badannya terdengar suara kretek kretek ditulangnya. Ciko semakin kesakitan. Aku bergegas memanggil bapak sama ibuku. Saat itu yang datang cuma ibuku. Aku cerita kalau tadi pas Ciko diangkat tulangnya bunyi kretek-kretek. Selang beberapa menit Ciko tergeletak sambil menghela nafasnya terengah-engah. Tak ada darah saat itu pokok tiba-tiba lemas. hampir setengah jam Ciko berbaring sambil perutnya kembang kempis, Hela nafas yang terengah-engah, dan lidahnya sedikit menjulur keluar. Kita bertiga cuma bisa mengelus bulu Ciko sembari berusaha memberinya minum. Hingga pada akhirnya Ciko tak bernafas lagi. Nangis waktu itu, apalagi ibuku terlihat nelongso atau sedih banget. Adikku laki-lakiku pun juga ikut menangis. Pokok kehilangan banget. Sedih dan semacam ngak tega gitu. Dalam hati juga sempat tak menduga Ciko untuk terakhir kalinya menyempatkan pamit ke aku dan keluargaku. Denger dari anak tetanggaku kalau Ciko shubuh2 td sempet tertabrak. Tapi Ndak tau juga ngak ada luka ditubuhnya hanya saja tulangnya seakan patah. Teriris saat itu perasaan kami. Kehilangan sosok kucing yang manja ketika tidur selalu minta dikasur ditemani aku maupun adikku, yang selalu minta dibelai ketika bersantai. Saat itu hanya bisa mengingat dan mengingat. 😰😰 Hari demi hari rindu itu semakin menjadi-jadi. Sempat usai kejadian itu timbul suatu keinginan yang kuat untuk menjadi seorang Dokter. Yapps Dokter Hewan. Aku sendiri notabenenya menyukai hewan terlebih jika aku bisa jadi Dokter Hewan aku paling tidak bisa menyelamatkan dan menyembuhkan sakit yang diderita Ciko dan hewan2 lainnya. Dan saat itu juga aku minta kalau SMK dimasukkan ke Sekolah kedokteran hewan. Bapakku bilang jika kalau ingin sekolah kedokteran hewan SMK belum ada yang menyediakan jurusan tersebut adanya SMK perawat untuk merawat orang sakit. Dan ada jurusan dokter hewan namun itu dibangku perkuliahan. Akan tetapi ibuku bersikekeh untuk menyekolahkanku dijurusan keuangan. Yaps SMK Aku mengambil jurusan Akuntansi. Seketika kukuburkan jauh-jauh mimpiku untuk menjadi dokter hewan. Jujur aku tertekan karena bukan jurusan yang aku inginkan. Ada 2 pilihan yang aku nanti saat mau masuk SMK yaitu jurusan arsitek dan dokter hewan. Aku suka desain semacamnya ya fikirku kalau tidak bisa masuk ke jurusan Dokter Hewan paling ga aku bisa masuk di Jurusan Arsitek. Tapi saat itu sekolah Dokter Hewan belum ada dan Sekolah Arsitek hanya ada di STM. Ibuku melarang keras karena sebagian besar muridnya adalah laki-laki.Jadi mau ngak mau aku tertekan selama 3 tahun dijurusan Akuntansi. Sedih rasanya pupus 2 keinginan sekaligus. Dan untuk kita semua dimanapun berada hati-hati ketika berkendara. Bisa saja karena kecerobohan kita membahanyakan nyawa orang lain termasuk nyawa hewan disekitar kita terlebih yang punya mobil tengok bawah mobil ya takut ada kucing yang tertidur dan terlindas😢. Kucing kalau tertabrak ada yang langsung lemas ditempat, ada yang lari sembari menahan sakit. Pokok berhati-hati dan tetap sayangi hewan disekitar kita. 😇 #CitacitaTAP #Cita-citaTAP
Bundanya Franda. Instagram: @dheviiyan FB: @Deviy