Suamiku bodoh

Mohon dibaca sampai akhir. Perjalanan pernikahan kami masuk diusia 2 tahun. Proses pernikahan kami cepat karena aku mengenal dia lebih dari 8 tahun. Aku sebelumnya tak pernah berinteraksi dengannya. Beberapa tahun lalu dia datang melamar, tapi berhubung banyak org2 disekeliling ku mengatakan tidak, aku menolak. Hingga ia datang untuk kedua kalinya. Singkat cerita dengan segala halang rintang kami menikah. Aku benar2 dibuat kewalahan, bahkan akhir-akhir ini. Aku memilih diam karena percuma jika ku katakan tak masuk di dalam otaknya. Dia selalu kehilangan esensi dari perkataan dan perbuatan, hingga apa yang dilakukannya hanya sekadar dilakukan. Contoh kecil, knp kita harus menyapu, supaya bersih kan, tapi tidak dengan suamiku. Ia menyapu sekadar menyapu, mau bersih atau nggak yang penting sudah menyapu. Dia pernah ketahuan nonton video porno, hingga akhirnya minta maaf, tapi setelah itu masih ketauan sering stalking perempuan sexy. Sebenernya kalau bodoh lalu dia merasa tidak tau dan semakin berniat belajar itu akan membuat dia rendah hati, tapi sebaliknya, dia sering merasa superior dengan isi otaknya dan pertanyaan rendah yang ia lontarkan. Bahkan untuk mendefinisikan kata "bisa". Mungkin salah satu sebabnya dia bekerja di perusahaan multinasional yang gajinya lumayan, dia merasa hebat dan dengan sadar maupun tidak ia sering menyepelekan orang lain. Hingga menambah daftar musuh. Mungkin moms disini berprasangka jika ia diterima di perusahaan besar berarti dia pintar, aku juga awalnya berpikir demikian. Tapi apakah semua yang sekarang yang duduk di pemerintahan org2 pintar?. Nanti dulu kiranya. Aku pun jadi nggan ikut acara kantor, karena banyak yang tidak menyukai suamiku dan respect dengannya. Kalau sehari dua hari bertemu mungkin moms tak kan mengira, tapi jika sudah mengobrol panjang, kita akan disuguhkan ucapan2 sepele dan ucapan2 sampah. Aku bener2 dapat negatif value selama hidup dengannya. Ketulusan dalam melakukan sesuatu jadi ikut2an hilang. Bener2 untuk mengejar sesuatu yang remeh temeh dan kehilangan esensi hidup. Aku kadang tidak memberikan waktu yang lama untuk dia interaksi dengan anak, karena baru lima menit ditinggal dia sudah mengucapkan kata2 yang negatif, pun yang dipikirnya hal2 kotor dan jorok. Pantaskah seorang ayah bernyanyi "burung siapa ini", lalu dia mengalihkan jika tau aku perhatikan. Dia termasuk suami yang "takut istri" meskipun dilain kesempatan dia emosional. Marah selalu tidak tepat pada tempatnya, aku pernah dihardik dan diteriak cerai di depan banyak orang, bahkan diatas motor dia teriak2. Aku malu, hanyak bisa menangis diatas motor. Jika aku marah dan ikut teriak ntah jadi apa. Pun selama 2 tahun ini dia sering mengucapkan kata cerai. Ntah pernikahan ku masih halal atau tidak. Mau diskusi soal ini, tak akan masuk di dalam otaknya. Karena dia sering melupakan apa yang telah ia katakan atau janjikan. Aku bahkan sering melakukan hal2 kecil yang tak bisa ia lakukan, hingga semua perkara rumah dan keuangan semuanya aku yang menghandle. Mending jika ia terima tapi sering merasa kita boros dsb. Padahal yang sering jajan dan tidak bisa nahan nafsu itu dia. Kalau mau belanja bahkan membeli baterai robot anakku aku juga harus ikut. Padahal membawa bayi kmn2 itu ribet. Dia juga grasak-grusuk dan sering melakukan sesuatu berlebihan. Dibeberapa kesempatan dia sering kewalahan dan menyesal atas tindakannya, tapi dia bener2 bisa menyesal jika hal buruk sudah menimpa. Bukankah kita dikasih otak untuk berpikir sebelum bertindak. Aku benar-benar lelah, aku merasa melakukan sesuatu yang sia-sia, bahkan aku jadi sering kufur nikmat kepada Tuhan. Aku merasa tidak diberikan pasangan yang bisa menguatkan ku untuk melakukan kebaikan. Kadang aku marah pada Tuhan hingga melakukan ibadah secara asal-asalan, karena aku merasa di jauhkan denganNya. Aku hampa. Tentang komitmen pun aku tak berani bertaruh. Aku tak tau jika suatu saat nanti ia tergoda dengan hal2 buruk diluar sana yang membuat dia nekat melakukan sesuatu yang rendahan, pun selama ini hal2 yang ia lakukan karena landasan kecil dan rapuh.

1 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

wow.. gaya penulisannya khidmat sekali, saya sampai bs meresapi dan ikut merasakan di dlm hati.. ceritanya hampir sama tp tidak serupa, serius ini persis yg saya alami, kelelahan hati dan pikiran bunda pun cukup bs saya rasakan,. saya jg kdg berfikir mengapa bs terjebak dlm situasi demikian, dan setelah pergulatan dgn waktu selama 8 thn menikah bersamanya, segala energi , hati dan pikiran tercurah, berkali2 saya berfikir knp bs di persatukan dgn orang seperti itu.. jawabannya cm satu.. yaitu cm untuk BELAJAR.. mungkin krna saya bukan orng yg sabar, jd dikasihnya pasangan yg sangat menguras kesabaran dgn sgala pemikiran/tingkah lakunya yg bodoh.. agar saya lulus ujian.. dan naik kelas.. 1-3 thn pernikahan bener2 kewalahan, sering banget berfikir, sebenarnya otak dia dmna sih, knp kdg2 suka gak berfungsi, atau mikir gmna sih cara orng tuanya mendidik dulu, knp bs tercipta manusia yg bgtu... bla.. bla.. bener bun, saya jd kehilangan nikmat dlm beribadah.. (pd awalnya.. ) saya ngrasa gak punya partner yg bs sejalan dlm berfikir untuk menyelami kehidupan bersama.. bahkan dlm mengurus anak.. atau aspek kehidupan lainnya, yg mana saya ngerasa hanya bs mengandalkan diri sendiri.. dia cm jd peneman tidur.. tp lama2 saya berfikir lg, satu2nya lelaki yg bs nerima sgala keburukan dan kekurangan sayapun cm dia seorang.. yg bs benar2 bersabar terhadap saya pun hanya dia, (walaupun dikala sm sm sdg capek, pasti emosi kami srg memuncak jg, tp itu wajar) terus2 saya berusaha keras mengingat2 segala kebaikan2 dia yg (sbenernya lbh banyak, tp terkdg memang tak terlihat) saya usaha trs agar tidak menenggelamkan pikiran baik.. akhirnya saya lembutkan hati saya, saya pelankan suara saya.. saya ajak dia buat belajar bersama.. pelan2.. kdg2 dia gak paham tp saya yakin lama2 bs paham maksimal.. saya ajak dia belajar agar hidup kita lbh berkembang.. belajar memaknai tujuan dlm menikah, menyatukannya dahulu yaitu nikah hanya untuk ibadah.. lalu belajar saling ngerti satu sm lain.. belajar komunikasi yg baik.. belajar saling memaafkan sgala kesalahan2 yg sudah lewat.. dan sebisa mungkin menghindari kesalahan yg sama, belajar tentang segala hal, semuanya.. walaupun hrs saya yg hrs memulai (tak apa, anaklah penyemangat nya untuk melakukan semua itu, demi masa depan anak kami) akhirnya sdikit demi sedikit terlihat smacam oase di tengah gurun pasir.. ternyata itu bukan sekedar oase, tp benar2 pulau indah yg menyegarkan dan (mungkin) tak berujung.. meskipun sampai saat ini ttp lebih dominan saya, tp dia bersedia merubah sgala sikap/tingkah lakunya yg kdg2 tak bs berfikir dlu sblm melakukan ssuatu.. ada hasilnya ternyata.. sampai tua nanti pun saya tak akan menyerah untuk trs belajar bersamanya bun.. selama kita brdua masih sama2 dan niat hidup bersama.. (msh mau saling menjalani kewajiban dan memberikan hak masing2, tanpa berniat menyakiti dgn sebuah pengkhianatan atau kdrt) meskipun lelah.. tp bs istirahat sejenak kan.. :) jangan pernah berhenti belajar bunda.. baru di awal.. perjalanan masih panjang.. searching trs apa yg mesti di benahi antara kalian berdua.. semangat bun.. goodluck !

Baca lagi
6y ago

Terharu aku bacanya Bun, aku pun harus kuat Kya Klian Maslah nya disini beda dngn bunda berdua kalau aku si Bun malah ke ekonomi suami blm dpt kerjaan yg tetap sampai saat ini.. kmren mulai usaha mlh pendemi korona jdi mau tidak mau harus ttup..tp tetap bersyukur makan Mash bisa walaupun suami kerja serabutan.. jadi semangat aku buat jalani rmh tangga ini